Bola.com, Surabaya - Manajemen Persebaya Surabaya sempat mengumumkan ada enam personel yang terkonfirmasi positif COVID-19 pada akhir September lalu. Dari enam orang, empat di antaranya berstatus sebagai pemain, dan sisanya ofisial tim.
Hasil itu mereka dapat setelah melakukan PCR swab test yang digelar jelang rencana bergulirnya lanjutan Shopee Liga 1 2020 pada 1 Oktober lalu. Test itu sendiri digelar pada 26 September 2020. Persebaya Surabaya lantas mengumumkan bahwa ada anggotanya yang terpapar COVID-19, Selasa (29/9/2020).
Baca Juga
Dapat Hate Comment karena Absen Bela Timnas Indonesia, Mees Hilgers Santai: Enggak Dimasukkan ke Hati dan Siap Bela Garuda hingga Pensiun
Bek Serbabisa Jepang Sesumbar Bikin Lini Serang Timnas Indonesia Mati Kutu: Tak Akan Lengah Sedetikpun!
Gelandang Persija Asal Jepang Bocorkan Musuh Utama Selain Timnas Indonesia di SUGBK: Sulit Bernapas, Jantung Saya Sakit!
Advertisement
Manajemen klub sangat menutup profil sosok yang siapa saja yang terpapar virus tersebut. Berbagai akun media sosial membuka berbagai kemungkinan. Dari enam orang itu, satu di antaranya adalah dokter tim Persebaya, Pratama Wicaksana Wijaya.
“Benar. Saya satu di antara enam personel yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat itu,” kata dokter yang akrab disapa Tommy itu kepada Bola.com, Jumat (18/12/2020).
Dokter alumnus Universitas Brawijaya itu mengaku sudah merasakan gejala COVID-19 beberapa hari sebelum mengikuti PCR swab test. Dia mengalami flu, badan fit, dan beberapa gejala yang menurutnya bukan sakit seperti biasanya. Dengan kapasitasnya sebagai dokter, dia memahami apa yang sedang dialami.
“Saya mulai menjaga jarak dengan pemain Persebaya atau orang-orang lain di tim. Kebetulan, adik saya juga dokter, saya cerita sama dia. Kemungkinan saya memang sudah terpapar COVID-19,” ujar pria berusia 29 tahun tersebut.
“Saat awal virus ini muncul, baik di Indonesia atau menjadi pandemi di seluruh dunia, COVID-19 ini merupakan hal yang menghebohkan. Barangnya memang tidak terlihat, tapi ancamannya nyata,” imbuhnya.
Setelah hasil tes swab PCR diumumkan, ternyata dugaan Tommy benar. Pihak manajemen Persebaya Surabaya lantas mengarantina enam personel itu dan menutup informasi detail. Maklum, tidak semua orang bisa memahami apa yang dialami oleh pasien COVID-19.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Karantina Mandiri
Tommy memilih untuk mengarantina diri sebuah tempat penginapan di Surabaya. Dia tidak bergabung bersama para personel Persebaya Surabaya lainnya.
Tak banyak orang yang tahu bahwa dia juga positif COVID-19. Tommy juga memilih tidak mengabari beberapa orang terdekatnya. Bahkan, orang tuanya yang tinggal di Kediri pun juga tidak tahu mengenai hal ini.
“Saya cerita kepada adik saya saja. Beberapa teman dekat juga tidak tahu. Saya tidak ingin membuat mereka khawatir atau panik. Sebagai dokter, saya punya modal untuk mengatasi apa yang saya alami ini,” ucap Tommy.
“Saya tetap berusaha tenang. Saya mengendalikan diri dengan tetap menggunakan masker, rajin cuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. Dengan melakukan itu pun, tetap ada potensi terpapar COVID-19,” tambahnya.
Tommy membutuhkan 14 hari untuk mengarantina diri. Setiap hari, kebutuhannya disuplai sambil menjaga kondisi. Selama itu pula, dia kerap berbincang dengan Bola.com tentang berbagai hal, terutama sepak bola.
“Saya hanya di kamar saja, tidak pergi. Harus tetap mengarantina dan sabar melakukan ini. Menerapkan isolasi mandiri itu harus dilakukan sambil mengikuti instruksi apa yang harus dilakukan,” katanya
Advertisement
Bisa Menyerang Siapa Saja
Tommy memanfaatkan keilmuan yang dimilikinya di dunia kedokteran untuk mengatasi apa yang dialaminya. Dia banyak membaca referensi sambil berdiskusi dengan dokter lain yang telah berpengalaman menangani COVID-19.
“Waktu itu saya mengobati diri sendiri. Satu kuncinya adalah percaya bahwa ini bisa disembuhkan. Memang ada beberapa kondisi badan, mental, dan pikiran. Itu yang menjadi fokus pertama saya," ujar dokter tim Persebaya Surabaya itu.
Setelah dua pekan, Tommy kembali menjalani PCR swab test dan hasilnya negatif COVID-19 pada pertengahan Oktober. Dia lantas kembali menjalani aktivitasnya seperti biasa, satu di antaranya bermain sepak bola.
“Beberapa orang yang tahu saya pasien COVID-19 terus mengirim dukungan buat saya. Orang tua malah saya baru tahu setelah saya selesai karantina dan hasilnya negatif,” tutur lulusan SMA St. Louis 1 Surabaya itu.
Apa yang terjadi pada Tommy ini menjadi bukti bahwa COVID-19 bisa menyerang siapa saja. Dokter, yang bekerja di dunia medis, justru yang paling berpotensi tinggi terpapar karena kerap berinteraksi dengan pasien di rumah sakit.
“Mau kaya, miskin, ganteng, cantik, jelek, pintar, atau apapun, tetap berpotensi terpapar COVID-19. Virus ini memang ada karena juga sudah dilakukan penelitian. Bahkan, atlet yang menjaga hidup sehat pun juga bisa positif COVID-19,” ungkap Tommy.