Bola.com, Surabaya - Fisioterapis Timnas Indonesia, Asep Azis, sudah malang melintang di dunia kesehatan olahraga. Selama ini ia dikenal menjadi fisioterapis klub basket CLS Knights hingga Timnas Indonesia.
Asep Azis juga memiliki klinik fisioterapi bernama Physiopreneur yang berada di kawasan Darmo, Surabaya. Belum lama ini, pria asli Banjar, Jawa Barat, itu kembali membuka usaha baru dalam dunia sports science.
Advertisement
Dia membuka usaha bernama Kinetic X Indonesia yang terletak di kawasan Tegalsari, Surabaya, sejak Agustus 2020. Bisnis ini bukan lagi berkaitan dengan dunia fisioterapi. Melainkan jasa layanan sports science untuk mengetahui kemampuan di dunia olahraga.
Asep memanfaatkan alat bernama Vald Performance untuk mengukur kondisi fisik dan performa atlet, termasuk pesepak bola. Beberapa alat digunakan untuk melakukan tes yang hasilnya langsung keluar dengan bantuan perangkat lunak.
“Tempat ini sebenarnya boleh dibilang laboratorium sports science dan body performance. Bisa digunakan untuk melihat dan mengevaluasi profil kekuatan otot, postur, menggunakan teknologi tercanggih saat ini,” kata Asep kepada Bola.com, Sabtu (19/12/2020).
“Ini alat dalam sports science, tapi kami mengemasnya dalam bentuk layanan dengan menggunakan alat itu. Layanan ini bisa mengukur secara akurat. Data yang digunakan juga bisa melihat performa dan status pemulihan cedera,” imbuhnya.
Untuk menggunakannya, sang atlet harus dipasangi sensor dengan melakukan berbagai macam gerakan fungsional. Seperti saat lompat untuk mengetahui kekuatan dan tinggi loncatan.
Klien hanya perlu meloncat di atas plat yang sudah terhubung dengan perangkat lunak yang ada di laptop atau televisi berlayar lebar. Dari situ akan keluar hasil angka-angka yang didapatkan.
“Atlet nanti perlu dipasangi sensor yang sudah tersambung secara nirkabel atau wireless. Alat-alatnya sebenarnya tidak hanya bisa digunakan di laboratorium, tapi juga bisa di lapangan. Ini juga bukan hanya untuk memeriksa, tapi untuk latihan juga bisa dilakukan,” ungkap Asep.
Vald Performance bisa diterapkan kepada semua atlet maupun masyarakat umum. Ini memudahkan mereka untuk mengetahui kondisi otot dan kekuatannya sekaligus memprediksi risiko cedera bagian tubuh tertentu.
“Seperti sekarang ini, karena kondisi pandemi kemungkinan kebugaran atlet menurun. Semua pihak, seperti klub sepak bola, basket, atau cabor lainnya bisa melakukan pemeriksaan saat pramusim, pertengahan musim, atau bahkan secara reguler. Ini berlaku untuk semua cabor,” terang Asep.
“Contohnya, saat menggunakan Vald, ada pemain yang hasilnya kurang bagus pada otot hamstring. Dari situ, pelatih fisik atau fisioterapis bisa tahu dan melakukan tindakan agar potensi risiko cedera bisa dikurangi atau dihindari,” ujar alumnus Universitas Esa Unggul yang selalu mendapatkan kepercayaan menangani pemain Timnas Indonesia itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berawal dari Melihat Fasilitas Klub Premier League
Apa yang diperkenalkan oleh Asep ini memang masih belum populer di kalangan atlet Indonesia. Bahkan, Vald Perfomance merupakan alat pertama yang muncul di Indonesia untuk mengukur data performa atlet.
Ide Asep untuk membawa alat ini muncul setelah melihat klub-klub kontestan Premier League Inggris yang menggunakannya untuk mengukur performa pemain yang akan direkrut. Penggunaannya biasa dilakukan pada pramusim.
“Saya pertama melihat sewaktu pemain tes masuk klub Inggris, sekitar 3-4 tahun lalu. Saya pikir teknologi ini menarik dibawa ke Indonesia. Butuh perjuangan membawa ke Indonesia dari Australia,” ujar Asep.
“Karena belum populer kami berusaha mengenalkan. Ini mempermudah kerja semua pihak yang terkait dengan sports science, baik pelatih fisik maupun fisioterapis dalam mengatasi cedera pemain,” ucapnya.
Tak hanya pemain Premier League, liga basket NBA juga mewajibkan para pemainnya diperiksa menggunakan Vald Performance. Sejumlah klub-klub sepak bola Eropa juga tercatat menjadi pengguna alat ini.
Beberapa atlet dalam negeri juga sudah merasakan Vald Performance di Kinetic X Indonesia ini. Sebut saja gelandang Persija Jakarta, Evan Dimas, dan bek Persebaya, Mokhamad Syaifuddin. Beberapa atlet lari pun tidak ketinggalan.
Menurut Asep, Timnas Futsal Indonesia juga sempat memanfaatkan alat ini saat melakoni pemusatan latihan di Yogyakarta. Terbaru, klub futsal Bintang Timur Surabaya juga mewajibkan anggota skuatnya mencoba Vald Performance.
Advertisement
Investasi Besar
Asep juga dibantu oleh banyak teman-temannya yang selama ini berkonsentrasi dalam dunia kesehatan olahraga. Mereka merogoh kocek yang tidak murah untuk bisa mendatangkan alat ini dari Australia.
“Investasi mahal juga, hampir menyentuh Rp1 miliar. Peluangnya bisa digunakan oleh klub-klub atau operator liga. Intinya ini merupakan alat sistem peringatan kondisi atlet. Dan, teknologi ini sudah digunakan di Premier League sampai NBA,” bebernya.
Kalau masih belum populer, Asep mengaku masih membuka harga promo dalam beberapa paket yang telah mereka sediakan. Tarifnya antara Rp300 ribu hingga Rp700 ribu. Sejauh ini, mayoritas atlet yang memanfaatkan fasilitas ini adalah atlet dari komunitas lari dan bersepeda.
Asep juga mencoba kemungkinan bisa bekerja sama dengan PSSI agar bisa menerapkan Vald Performance di Timnas Indonesia.
“PSSI sendiri mendapat bantuan dari pemerintah untuk anggaran sport science. Saya sudah mengajukan ke mereka dan mendapat respons positif. Kalau setuju, tentu akan bagus karena ini bisa membantu kondisi pemain di Timnas Indonesia,” tuturnya.