Sukses


Klub Shopee Liga 1 Mulai Ditinggal Pemain, PSIS Optimistis Tidak Mengalami Hal Serupa

Bola.com, Semarang - CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, mengklaim skuatnya bakal aman dari incaran klub lain. Hal ini diungkapkannya menyusul beberapa klub kontestan Shopee Liga 1 lain mulai ditinggalkan pemainnya karena adanya tawaran dari klub-klub negeri tetangga yang datang untuk sejumlah pesepak bola di Tanah Air.

Ryuji Utomo dan Todd Rivaldo Ferre adalah dua pemain lokal yang baru saja memastikan diri berkarier di luar negeri ketika Shopee Liga 1 masih belum bergulir. Ryuji bergabung bersama klub Malaysia, Penang FA, sementara Todd Rivaldo Ferre bermain bersama Lampang FC di Thailand.

Kemudian juga ada pemain asing yang sudah meninggalkan timnya yang berlaga di Shopee Liga 1, seperti David da Silva dan Makan Konate yang meninggalkan Persebaya Surabaya.

Keputusan yang mereka ambil tidak lepas dari masih belum jelasnya pelaksanaan lanjutan Shopee Liga 1, yang ditangguhkan karena pandemi COVID-19.

Namun, PSIS Semarang tidak merasa risau dengan kemungkinan ditinggal para pemainnya karena sudah memiliki kesepakatan terlebih dulu antara manajemen dan pemain.

Satu di antara kesepakatan yang dimaksud adalah durasi kontrak yang tidak dihitung berdasarkan jumlah bulan. Namun, mengikuti musim kompetisi. Jadi durasi kontrak pemain pun ikut tertunda bila mengacu situasi saat ini, di mana kompetisi ditunda pelaksanaannya.

"Kenapa PSIS Semarang santai soal kontrak pemain, karena renegosiasinya jelas. Apabila kompetisi ditunda sampai kapanpun maka kontrak otomatis pending. Kontrak pemain kami adalah setiap musim, bukan Januari, Februari, dan seterusnya," terang Yoyok Sukawi, Sabtu (19/12/2020).

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Memberikan Hak Sesuai Kesepakatan

Kendati Shopee Liga 1 tertunda, manajemen PSIS Semarang tetap memberikan hak yang menjadi milik para pemainnya, yaitu kompensasi sebesar 10 persen setiap bulan. Yoyok Sukawi mengakui nilai tersebut mengacu kepada Upah Minimum Regional (UMR) Kota Semarang.

"Seluruh pemain juga menyepakatinya. Pelatih dan ofisial tim juga sama. Ketika liga berjalan kembali, otomatis kontraknya kembali seperti semula," ujarnya.

Sebelumnya, manajemen PSIS juga meminta pemakluman jika terjadi keterlambatan pembayaran gaji pada bulan lalu. Sebagai solusi, untuk sementara para petinggi maupun pengurus PSIS harus mencari dana talangan, seperti menjual aset pribadi, sehingga operasional klub tetap berjalan," lanjutnya.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer