Bola.com, Bandung - Eks pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman mengaku musim 2017 merupakan masa yang sulit baginya. Pada era itu, manajemen Persib ingin membentuk The Dream Team, dengan mendatangkan pemain kelas dunia, Michael Essien.
Perencanaan awal dalam membentuk tim diakui Djanur sebagai sebabnya. Maka itu, dalam membentuk sebuah tim harus sesuai dengan rencana, satu di antaranya dalam merekrut pemain.
Baca Juga
Update 25 Pemain Timnas Indonesia Menuju Piala AFF 2024: Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Advertisement
"Bagusnya sebuah tim tidak lepas dari perencanaan. Waktu itu banyak pemain yang dibidik tapi tidak terealisasi," ujar Djanur dalam channel youtube Republik Bobotoh TV.
"Dan waktu itu jujur, kami gagal merekrut pemain-pemain yang hebat, terutama pemain asing, terutama pemain depan," tambah Djanur.
Djanur menegaskan, kedatangan Michael Essien ke Persib sebagai langkah awal bagi klub-klub Liga di Indonesia untuk mendatangkan marque player.
"Bahkan awalnya Pak Glenn Sugita (Direktur Utama PT Persib) bilang tadinya mau membawa Ronaldinho tapi tidak jadi karena keburu ditarik Barcelona sebagai ambassador," ucap Djanur.
Akhirnya, Persib merekrut Essien. Setelah ada Essien, bidikan selanjutnya pemain asal Afrika Selatan.
"Tapi manajemen mendengar bisikan dari Essien, yang ingin dia bawa Carlton Cole. Di situlah awalnya karena kondisi Cole parah," cetus Djanur.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terpuruk
Kedatangan pemain dunia itu tidak membuat Persib bangkit. Justru sebaliknya, Persib terpuruk hingga muncul desakan mundur terhadap Djanur.
"Saya mengundurkan diri karena ada something, tidak usah disebutkan masalahnya. Akhirnya dari keluarga juga memutuskan untuk mundur," ungkap Djanur.
"Sebenarnya bobotoh yang mendesak mundur itu hanya sebagian kecil saja. Bahkan pentolan-pentolan bobotoh datang ke rumah agar saya bertahan. Tapi saya putuskan mundur dan butuh penyegaran juga," beber Djanur.
Yang pasti, selama lima tahun beruntun memimpin Persib, ada hikmah yang menjadi bekal Djanur dalam meracik sebuah tim besar.
"Saat masa istirahat ada saja yang mengundang karena saya mungkin bawa Persib juara. Tiba-tiba saya di telpon oleh Ketua Umum PSSI, Edi Rachmayadi untuk menangani Medan, Alhamdulilah naik ke Liga 1," seloroh Djanur tersenyum.
Advertisement