Bola.com, Batu - Kompetisi sepak bola di Indonesia sampai saat ini masih belum ada kepastian kapan digelar. Padahal Shopee Liga 1 maupun Liga 2 sudah terhenti sejak Mei 2020 karena pandemi virus corona.
Rencana PSSI dan PT Liga Indonesia Baru melanjutkan kompetisi pada Februari 2021 juga belum dapat izin resmi dari kepolisian. Mantan kapten Arema, I Putu Gede Swisantoso merasa tidak asing lagi dengan ketidakpastian dalam sepak bola tanah air.
Baca Juga
Advertisement
Karena dia sudah mengalami berhentinya kompetisi selama tiga kali. Baik sebagai pemain dan pelatih. Yakni di Ligina IV 1998 yang terhenti karena situasi politik dan krisis moneter.
Lalu di musim 2015 karena sanksi FIFA. Dan tahun 2020 yang disebabkan pandemi virus corona. Dengan pengalaman itu, Putu Gede bisa memberi masukan kepada para pemain yang saat ini masih menggantungkan penuh penghasilannya dari sepak bola.
"Saya sudah tiga kali mengalami kondisi seperti ini (kompetisi berhenti). Bagi semua pemain, mereka harus siap mental dengan situasi sulit seperti ini," kata pria yang kini menjadi pelatih itu.
"Ada beberapa hal penting. Harus tetap jaga kebugaran. Harus pintar juga mengelola keuangan. Karena situasi sepak bola Indonesia kan belum ada kepastian,” lanjut I Putu Gede yang kini berusia 47 tahun.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Karier Kepelatihan I Putu Gede
Jika tidak siap dengan kondisi seperti ini, psikis pemain bisa terganggu. Karena sebelumnya mereka terbiasa jaga kondisi dalam latihan tim.
Sementara sekarang semua tim sedang vakum. Selain itu, pemain biasanya juga dapat gaji yang mumpuni di waktu normal. Tapi saat pandemi, gaji harus terpangkas hingga 75 persen.
Saat ini, I Putu Gede sendiri juga tidak menangani klub profesional. Sejak akhir Desember 2020, klub Liga 2 yang dilatihnya, Putra Sinar Giri (PSG) Gresik sudah diakuisi menjadi klub di Pati, Jawa Tengah.
Putu sendiri tidak ikut hengkang ke Pati. Dia memilih untuk melanjutkan kepelatihannya di klub amatir di Jawa Timur. "PSG sudah dibeli Pati. Saya tidak bisa ikut ke sana karena ada prinsip yang saya pegang. Sekarang saya melatih di Ciel Jedang (Pasuruan) dan bantu di Laut Biru (Mojokerto),” terangnya.
Advertisement