Bola.com, Malang - Arema FC tengah berhemat dalam masa pandemi COVID-19, terutama karena kompetisi Shopee Liga 1 belum jelas kapan bakal berlanjut. Imbasnya, rencana menambah amunisi pemain asing ditangguhkan.
Penyelenggaraan kompetisi sepak bola Indonesia maupun rencana adanya turnamen masih abu-abu. Semua lantaran kepolisian belum memberikan izin menggelar pertandingan.
Advertisement
Manajemen klub, termasuk Arema FC, melakukan penghematan mengingat masih ada pengeluaran wajib sampai ratusan juta rupiah yang harus dikeluarkan setiap bulan meski kompetisi tidak berjalan, yaitu gaji pemain dan pelatih.
Kondisi ini berbeda dengan beberapa tahun lalu, di mana Arema FC Dikenal sebagai tim yang cukup boros berburu pemain, terutama penggawa asing.
Dalam enam tahun terakhir, setidaknya ada tiga pemain asing yang didatangkan Arema FC tanpa melalui proses seleksi. Namun, mereka batal dikontrak dengan alasan berbeda.
Rugi? Sudah pasti. Arema mengeluarkan dana puluhan hingga ratusan juta untuk membayar kompensasinya. Ada yang hanya sekadar tiket penerbangan dan biaya selama tinggal di Malang
Berikut tiga pemain asing yang sudah didatangkan Arema FC ke Malang tapi kemudian batal dikontrak.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Somen Alfred Tchoyi (Kamerun)
Arema FC sempat menjadi perbincangan setelah memperkenalkan Somen Tchoyi pada akhir 2014. Penyerang asal Kamerun ini memiliki pengalaman mentereng untuk berkarier di Indonesia. Dua tahun sebelumnya dia merasakan ketatnya Liga Primer Inggris bersama West Bromwich Albion.
Tapi setelah sesi perkenalan, ada sebuah kendala yang jadi ganjalan Tchoyi bermain di Arema. Dia tidak lolos tes medis. Kebugarannya dinilai masih di bawah standar tim berjulukan Singo Edan, sehingga Tchoyi urung dikontrak untuk musim 2015.
Padahal pelatih waktu itu, Suharno, sudah mengidamkannya menjadi tandem Cristian Gonzales di lini depan Arema. Selain memiliki pengalaman, Tchoyi juga punya postur jangkung dan skill bagus. Para pemain asal Kamerun yang sudah ada di Indonesia mengakui jika Tchoyi merupakan satu di antara beberapa pemain terpandang di negaranya.Â
Sayang, dia batal jadi bagian Singo Edan. Arema rugi secara waktu dan finansial karena mereka sudah rela menunggu kedatangan Tchoyi dan tidak lagi berburu pemain asing lain di lini depan waktu itu.
Sementara secara finansial, manajemen mengeluarkan dana untuk tiket mendatangkan sang pemain dan pengeluaran selama di Malang. Batal gabung Arema, Tchoyi melanjutkan kariernya di klub kasta kedua Austria saat itu, Salzburg.
Advertisement
Alvaro Silva Linares (Filipina)
Pada musim 2016, Arema FC mendatangkan bek Timnas Filipina, Alvaro Sivla Linares. Pemain yang satu ini merasakan atmosfer La Liga Spanyol bersama Malaga karena dia lahir di Spanyol dan mendapatkan kewarganegaraan Filipina lewat jalur naturalisasi.
Sebelum datang ke Malang, Alvaro Silva Linares sempat memperkuat klub kasta tertinggi Korea Selatan, Daejong Citizen.
Ketika itu, Arema FC sudah mengirimkan offering letter sehingga sang pemain berani datang ke Malang. Tapi, di luar dugaan ternyata Linares meminta beberapa klausul tambahan yang bisa membuat nilai kontraknya membengkak.
Hal tersebut tentu memberatkan Arema FC, meski dari kualitas Linares sangat mumpuni tampil di Liga Indonesia.
Setelah dipertimbangkan, kontrak batal disodorkan. Linares baru sekali ikut berlatih. Itupun hanya latihan ringan di pinggir lapangan. Dia baru bergabung dengan tim utama ketika sudah melakukan tanda tangan kontrak dengan Singo Edan.
Batal berkarier di Indonesia, Linares membela beberapa klub di Asia Tenggara, seperti Hanoi FC di Vietnam, Kedah FA di Malaysia, dan Suphanburi di Thailand. Ia juga menjadi andalan Timnas Filipina di Piala AFF 2018 dan beberapa ajang setelahnya.
Â
Brent Griffiths (Australia)
Â
Pemain asal Australia, Brent Griffiths, nyaris menjadi pemain Arema FC pada musim 2017. Dia sudah bergabung dalam latihan dan siap untuk didaftarkan pada paruh musim menggantikan posisi bek asal Asia lainnya, Jad Noureddine.
Untuk nilai kontrak dan tes medis, dia sudah melewatinya. Tapi, ibarat petir di siang bolong, ketika mendaftarkannya, ternyata Brent tidak lolos verifikasi karena klub terakhirnya, Bayswater City, bermain di kasta kedua Australia atau liga semifprofesional.
Manajemen Arema FC bisa dibilang kecolongan. Mereka terlalu yakin kepada agen pemain jika pemain yang ditawarkan sudah pasti lolos verifikasi saat pendaftaran. Manajemen tidak memeriksa regulasi jika hanya pemain asing dari kasta tertinggi Australia yang bisa bermain di Indonesia.
Manajemen Arema pun membatalkan kontrak Brent. Tapi, sang pemain tidak menerimanya begitu saja. Brent melaporkan manajemen Arema ke FIFA.
Untuk perkara ini, sang pemain menang dan Arema harus membayar kompensasi atas pembatalan kontrak tersebut. Setelah itu, ia kembali ke Australia dan melanjutkan kariernya di sana.
Â
Advertisement