Bola.com, Jakarta - Persib Bandung menjadi tim yang merasakan juara pada kompetisi era perserikatan dan era Liga Indonesia pertama. Raihan juara dengan berbeda era itu pernah dirasakan dua eks Persib, Asep Somantri dan Anwar Sanusi.
Di era perserikatan, Persib Bandung juara pada tahun 1993/1994 dan era Liga Indonesia pertama, Persib melanjutkan tren juara pada tahun 1994/1995, 19 tahun kemudian Persib juara ISL 2014.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Namun, dari raihan juara itu, Asep Somantri mengaku yang paling berkesan yakni saat juara pada era 1990-an.
"Yang paling berkesan bagi saya era 90-an karena waktu itu saya masuk (ke Persib senior) muda sekali. Tahun 1994/1995 juga berkesan. Alhamdulillah saya dan Pak Away (Anwar Sanusi) merasakan itu," ujar Ujeb sapaan akrab Asep Somantri dalam channel YouTube PERSIBTV.
Terlebih bagi Asep dan Anwar Sanusi, saat Persib juara ISL 2014 juga langsung merasakannya lantaran saat itu sebagai asisten pelatih Djadjang Nurdjaman.
"Alhamdulillah kami merasakan juara saat sebagai pemain dan sebagai asisten pelatih di Persib Bandung," kata Ujeb.
Â
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Merasa Inferior
Sementara itu, Anwar Sanusi mengaku bahwa sesuatu yang memiliki nilai tentu berkesan, termasuk saat juara Perserikatan maupun saat juara Liga Indonesia.
"Pasti ada terkesan sendiri-sendiri, mungkin yang berbeda kalau tahun 1990, 1993, 1994 itu Perserikatan, kalau tahun 1994/1995 itu menyatukan kompetisi Perseriktan dan Galatama," tutur Away sapaan akrab Anwar Sanusi.
Yang lebih membanggakan lagi saat juara Perserikatan dan Liga pertama lanjut Away adalah kekuatan Persib saat itu produk lokal dan hampir semua asal Jawa Barat.
"Itu kelebihan kita saat itu, yang lain pemainnya sudah multi negara, mungkin kami itu belum disebut klub profesionalkarena kami belum dibayar (gaji), hanya latihan dan latihan, tidak ada yang namanya gaji," ucap Away.
Maka itu pada tahun 1994/1995, lanjut Away, Persib berada dengan kompetitor yang klub-klubnya sudah semi profesional dan profesional, di mana pemain-pemainnya didatangkan dari berbagai negara.
"Jadi kami itu adalah sebuah klub yang awalnya klub underdog karena pemainnya dari kampung tapi tidak kampungan. Dengan perjuangan yang begitu panjang akhirnya kami meraih tropi sebagai yang terbaik di kompetisi liga 1," kata Away mengakhiri.
Sumber: YouTube/Persib TV
Advertisement