Bola.com, Gianyar - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, menghormati keputusan PSSI terkait pembatalan Shopee Liga 1 2020. Teco berharap, PSSI bisa memberikan kepastian terkait jadwal bergulirnya musim baru 2021.
PSSI resmi mengambil keputusan untuk membatalkan kompetisi Shopee Liga 1 2020. Keputusan itu diambil dan disepakati dalam rapat Komite Eksekutif pada Rabu (20/1/2021).
Baca Juga
Advertisement
Dasar pembatalan musim 2020 adalah masukan dari mayoritas klub peserta. Melanjutkan musim 2020 dianggap sudah tidak ideal lagi sehingga lebih baik PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) fokus pada persiapan musim baru.
Teco berharap, kompetisi segera bergulir agar para pemain bisa kembali ke lapangan setelah hampir 1 tahun tak bermain. Namun, Teco juga berharap adanya protokol kesehatan yang ketat untuk mendukung kelancaran kompetisi.
"Semoga Liga 1 tahun ini di Indonesia bisa segera terlaksana. Kasihan tim dan pemain karena sudah hampir satu tahun tanpa kompetisi," kata Teco seperti dikutip situs resmi klub, Kamis (21/1/2021).
"Semakin cepat terlaksana semakin baik untuk terhadap kualitas sepak bola di Indonesia. Tetap protokol kesehatan diperhatikan juga," ucap pelatih asal Brasil itu.
PSSI dan PT LIB belum memberikan gambaran yang jelas seputar rencana bergulirnya Shopee Liga 1 2021. Namun, kelangsungan musim baru juga bakal ditentukan pada restu dari Kepolisian Republik Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ketiga Kalinya
Pembatalan Shopee Liga 1 2020 menjadi situasi yang ketiga kalinya dialami sepak bola Indonesia. Sebelumnya, Indonesia pernah punya cerita gagal menyelesaikan musim kompetisi sepak bola karena berbagai alasan.
Penghentian kompetisi sepak bola Indonesia pertama kali terjadi pada Liga Indonesia 1997-1998. Ketika itu, kompetisi dihentikan di tengah jalan akibat kondisi politik dan perekonomian nasional saat itu yang tidak kondusif akibat resesi dunia. Saat dihentikan, 234 pertandingan sudah dimainkan dari 317 yang direncanakan.
Kemudian pada 2015, Liga Super Indonesia sebagai kompetisi elite Tanah Air gagal menyelesaikan musim. Ketika itu, musim baru berlangsung selama tiga pekan.
PSSI ketika itu terpaksa menghentikan Liga Super Indonesia dengan status force majeure. Situasi itu terjadi setelah PSSI dibekukan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia, Imam Nahrawi.
Adanya campur tangan Pemerintah membuat PSSI mendapatkan sanksi dari FIFA. Timnas Indonesia akhirnya dilarang beraktivitas di sepak bola internasional.
Advertisement