Bola.com, Makassar - Bejo Sugiantoro pantas menjadi panutan atau idola para pesepak bola muda. Ia mengawali karier profesionalnya dengan menjadi pemain utama Persebaya Surabaya di Liga Indonesia 1994/1995. Ketika itu usianya masih 17 tahun dan baru gantung sepatu setelah memperkuat Persida Sidoarjo pada 2014.
Selama aktif sebagai pemain, penampilan Bejo Sugiantoro terbilang stabil dengan pencapaian dua trofi juara bersama Persebaya Surabaya pada 1996/1997 dan 2004. Menariknya, ia memutus mitos seorang pemain akan sulit menjaga penampilan ketika memutuskan menikah pada usia muda.
Baca Juga
Pengakuan Pelatih Filipina, Beruntung Bisa Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024 usai Mempermalukan Timnas Indonesia
Anak Baru di Timnas Indonesia Minta Maaf Gagal Lolos ke Semifinal Piala AFF 2024: Ini Bukan Hasil yang Kami Inginkan
Debut dan Langsung Cetak 2 Gol untuk Vietnam di Piala AFF 2024, Rafaelson: Laga yang Tak Terlupakan
Advertisement
Dalam channel Youtube Omah Balbalan, Bejo mengungkapkan alasan memutuskan menikah dengan wanita idamannya, Yeti Rachmawati, ketika masih berusia 21 tahun pada 1998. Bejo mengaku sebelum mengambil keputusan, ia kerap berdiskusi dengan seniornya yang pernah memperkuat Persebaya, seperti Budi Johanis dan Johny Fahamsyah.
"Mereka memberikan dukungan penuh. Saya diminta untuk lebih fokus berkarier di sepak bola karena sudah memiliki tanggungan," ujar Bejo.
Ayah dari pemain muda Persebaya Surabaya, Rachmat Irianto, itu juga mengaku sangat beruntung bisa menikahi Rachmawati yang telah memberikannya empat buah hati. Belakangan, anak sulungnya, Rachmat Irianto, juga menikah dalam usia muda. Bejo pun mengungkapkan niatnya mempertahankan penampilannya di lapangan hijau dan menjaga pernikahannya tetap awet hingga saat ini.
"Kuncinya adalah komunikasi, pengertian, saling memahami, dan mendukung," tegas Bejo.
Bejo mengambil satu contoh, yaitu kebiasaannya tidur paling lambat jam 10 malam untuk menjaga kondisinya tetap fit untuk mengikuti latihan. Termasuk ketika Rachmat Irianto lahir pada 3 September 1999, Rachmawati telaten mengurus dan menjaga sang bayi sementara Bejo beristirahat.
"Beruntung ibu mertua turut membantu. Kala Persebaya bertanding di kandang, dua hari sebelumnya saya menginap di mes agar bisa lebih fokus," ujar Bejo Sugiantoro.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ingin Berkarier Panjang di Persebaya
Setelah memutuskan gantung sepatu pada 2014, Bejo Sugiantoro meneruskan kariernya di dunia sepak bola dengan menjadi pelatih. Setelah menangani Persik Kediri pada 2017, ia menjadi asisten pelatih di Persebaya sejak 2018 hingga saat ini.
Dalam periode ini, Bejo sempat dua kali menjadi pelatih sementara saat menjadi asisten Alfredo Vera dan Wolfgang Pikal.
Meski pernah jadi ikon Persebaya dan careteker, Bejo belum berminat menjadi pelatih kepala yang kini dipegang seniornya, Aji Santoso.
"Saya masih harus banyak belajar. Manajemen tentu lebih tahu yang saat ini lebih pantas jadi pelatih kepala di Persebaya. Saya juga ingin berbakti untuk waktu yang lama di Persebaya," terang Bejo.
Saat kompetisi terhenti, Bejo lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga serta membantu sang istri yang selama ini mengelola bisnis penyewaan peti kemas.
"Bagi saya, ukuran kesuksesan seorang pemain bukan dari apa yang ia dapatkan saat masih aktif. Pemain itu bisa dikategorikan sukses bila taraf hidupnya lebih baik saat pensiun," pungkas Bejo.
Advertisement