Bola.com, Jakarta - Bisa menembus Timnas Indonesia menjadi impian bagi pesepakbola muda. Dengan masuk ke Timnas, satu di antara mimpi anak-anak Indonesia terwujud dalam berkiprah di lapangan hijau.
Meski sudah berlabel Timnas Indonesia, masih dalam proses cukup panjang untuk menembus di tim senior. Tentunya lebih dahulu masuk di skuad Timnas kelompok usia seperti di Timnas Indonesia U-19.
Baca Juga
Advertisement
Timnas Indonesia U-19 di bawah naungan pelatih Shin Tae-yong, sudah cukup lama mempersiapkan diri, terutama menghadapi Piala Dunia U-20 di tahun ini. Dengan menggelar pemusatan latihan ke luar negeri sebanyak tiga kali.
Dimulai dari Thailand dan Kroasia di tahun 2020, kemudian belum lama ini mereka digembleng di Spanyol selama tiga pekan. Sayangnya pelaksanaan Piala Dunia U-20 di tahun ini harus batal, sehingga Witan Sulaiman dan kawan-kawan lebih dipersiapkan untuk menghadapi SEA Games 2021.
Banyak suka dan duka yang didapatkan selama mengikuti pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19. Salah satunya datang dari penyerang muda milik PSS Sleman, Saddam Emiruddin Gaffar.
"Sampai dengan pemusatan latihan di Spanyol kemarin, pemain lebih banyak digembleng ke mental dan disiplin. Kalau sudah capek, harus lebih dipaksa lagi, tidak gampang menyerah," terang Saddam, Minggu (24/1/2021).
"Kemudian tentang kedisiplinan dan waktu. Telat sedikit saja langsung kena denda berupa uang. Dendanya beda-beda, kalau telat denda Rp300 ribu. Telat latihan denda Rp1 juta, dan menjadi denda terberat. Bisa juga dipulangkan," ungkap pemain asal Jepara ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Kesulitan Beradaptasi
Jebolan tim Elite Pro Academy EPA PSS U-18 tersebut mengaku tidak terlalu kesulitan dalam beradaptasi dengan skuad Shin Tae-yong. Meski program latihan yang dikenal dengan metode keras, ia cukup menikmatinya.
Ia mengaku cara latihan Shin Tae-yong memang begitu keras untuk urusan fisik. Seperti halnya dalam TC pertama di Thailand tahun lalu yang dirasanya bagaikan tanpa istirahat. Dimulai dari perjalanan ke lapangan selama 1,5 jam.
Selesai latihan siang yang mepet waktunya dengan jam makan siang. Bahkan dirinya kadang harus tidak mandi tapi langsung makan siang. Setelah makan siang jam 3 sore udah harus kembali berlatih.
"Sementara saat di Spanyol kemarin lebih banyak latihan dan game internal 2 kali. Soalnya pemerintah setempat memberlakukan lockdown, termasuk batal menggelar uji coba dengan tim sana," jelas Saddam Emiruddin Gaffar.
Advertisement