Bola.com, Jakarta - Di sepak bola Indonesia, banyak pelatih yang bernasib apes seperti Frank Lampard alias dipecat. Maka, tidak heran jabatan juru taktik menjadi posisi yang paling rawan di dunia sepak bola.
Frank Lampard didepak oleh Chelsea pada Senin (25/1/2021). Arsitek berusia 42 tahun itu dianggap gagal menangani klub selama satu setengah tahun.
Baca Juga
Advertisement
Seperti Frank Lampard, banyak pelatih di sepak bola Indonesia yang menjadi korban keganasan manajemen tim. Mereka diberhentikan secara tiba-tiba, umumnya lantaran performa klubnya memburuk.
Banyak kasus pemecatan berujung kontroversi. Pelatih tidak terima dengan keputusan dan memilih berkoar di media massa.
Bola.com mencoba merangkum pemecatan pelatih di sepak bola nasional yang berakhir dengan polemik. Berikut lima di antaranya:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Iwan Setiawan
Iwan Setiawan harus kehilangan jabatannya di Persebaya Surabaya setelah bersiteru dengan suporter klub Indonesia pada 2017. Bonek, suporter Persebaya, bahkan melakukan unjuk rasa agar manajemen klub memecat Iwan Setiawan.
Penyebab ketidakharmonisan antara Iwan Setiawan dengan Bonek terjadi setelah mengacungkan jari tengah ke suporter. Hal itu dilakukan Iwan karena tidak tahan terus dihujat oleh suporter dan sontak keributan pun tidak terhindarkan.
Wakil Direktur Operasional Persebaya ketika itu, Chairul Basalamah, meminta maaf di depan ratusan Bonek yang berkumpul. Alhasil, Iwan Setiawan akhirnya dipecat setelah dua laga memimpin Persebaya di Liga 2 2017.
Setelah dipecat Persebaya, Iwan Setiawan sempat menukangi Borneo FC pada Liga 1 2018. Namun, lagi-lagi Iwan Setiawan berulah dan terlibat konflik dengan suporter. Pemecatan tak terelakkan. Iwan Setiawan dipecat setelah memimpin satu pertandingan di Borneo FC.
Advertisement
Edson Tavares
Borneo FC mengambil langkah mengejutkan tatkala menghentikan Edson Tavares dari kursi pelatih ketika kompetisi tengah vakum pada Agustus 2020.
Kepada Bola.com, Edson Tavares mengaku diperlakukan semena-mena oleh Borneo FC. Tim berjulukan Pesut Etam ini juga disebutnya akan mengarang pernyataan untuk menutup-nutupi perlakuan buruk kepadanya.
"Percayalah, saya juga terkejut dengan perilaku manajemen klub. Tetapi, ini adalah bagian dari sepak bola. Saya tidak punya masalah dengan pemain. Hasil di kompetisi juga bagus. Saya memenuhi kewajiban di kontrak saya. Tim juga memainkan sepak bola yang bagus. Jadi, bukan alasan itu," kata Edson Tavares kepada Bola.com medio Agustus 2020.
"Mereka akan mengarang berita tentang saya untuk membenarkan hal-hal buruk yang mereka lakukan terhadap saya dan keluarga saya. Saya tidak ingin membicarakannya sekarang dan berharap Tuhan akan menyelesaikannya. Terima kasih atas perhatiannya," ucap Tavares.
Presiden Borneo FC, Nabil Husein, tidak kaget dengan sikap Tavares. Dia menganggap sang pelatih memang terbiasa bermain playing victim alias seolah-olah memposisikan dirinya sebagai korban.
Untungnya, Antonio Teles dapat mengurai benang kusut polemik Borneo FC dengan mantan pelatih Persija Jakarta ini. Berstatus sebagai agen Tavares, ia mengungkap duduk perkara keretakan hubungan kliennya dengan Pesut Etam.
"Coach Edson Tavares dipecat karena klub tidak begitu suka dengan attitude-nya dia yang sering mengambil keputusan sepihak dan susah diajak kerja sama," imbuh Teles kepada Bola.com medio Agustus 2020.
"Saya tidak di Samarinda waktu dia bekerja di sana jadi saya tidak tahu hal-hal yang terjadi di sana. Saya berkali-kali dilaporkan oleh klub bahwa dia susah diajak berkomunikasi dan keras kepala."
"Hal-hal yang lebih detail mungkin pihak klub yang tahu. Saya sebagai agennya hanya mengurus kontrak dan hal-hal yang lain. Semisal hubungan antara klien saya dengan klub itu merupakan pribadi masing-masing," ucap agen yang juga merupakan mantan pemain asing di Liga Indonesia tersebut.
Luciano Leandro
Luciano Leandro mengalami kisah miris dalam melatih ketika menukangi Persipura Jayapura di Liga 1 2019. Pelatih asal Brasil itu harus menemui akhir karier sebagai pelatih setelah Persipura meraih hasil buruk.
Luciano Leandro dipecat pada 30 Juni 2019 usai memimpin enam pertandingan. Ketika itu, Persipura terdampar di peringkat ke-15 karena gagal meraih kemenangan dalam lima kemenangan.
"Kami sudah bertemu dan berbicara dan Coach Luciano juga sangat mengerti dan memahami keadaan yang kami alami, beliau paham bahwa hasil pertandingan belum memuaskan, walaupun ada perbaikan dan perkembangan," kata Ketua Persipura, Benhur Tomi Mano ketika itu.
Pemecatan dari Persipura semakin mempertegas reputasi Luciano Leandro yang tak pernah sukses sebagai pelatih saat berkarier di Indonesia. Sebelumnya pelatih asal Brasil itu juga didepak PSM Makassar pada musim 2016.
Advertisement
Djadjang Nurdjaman
Kisah miris dialami Djadjang Nurdjaman ketika menukangi Persebaya Surabaya pada Liga 1 2019. Pelatih asal Jawa Barat itu dipecat pada 10 Agutus 2019 atau setelah 13 pertandingan.
Padahal, ketika itu Persebaya masih berada di peringkat ketujuh klasemen sementara Liga 1. Namun, pria yang akrab disapa Djanur itu harus menerima kenyataan pahit berupa pemecatan setelah Persebaya diimbang Madura United dengan skor 2-2.
Mirisnya, pemecatan itu dilakukan ketika Djanur baru turun dari bus usai pertandingan. Ada desakan dari suporter Persebaya terkait pemecatan Djanur saat mengadang rombongan bus pemain.
"Saya turun dari bus langsung disampaikan oleh manajer bahwa diberhentikan dari Persebaya," kata Djanur.
Namun, Djanur tak membutuhkan waktu lama dalam menganggur. Setelah 11 hari dipecat, Djanur langsung menerima pinangan dari Barito Putera hingga saat ini.
Miljan Radovic
Persib Bandung resmi berpisah dengan Miljan Radovic hanya empat bulan setelah diangkat sebagai pelatih. Pria asal Montenegro itu disebutkan mundur, meski ada dugaan ia sebenarnya diberhentikan oleh manajemen.
Persib menunjuk Radovic pada Januari 2019 sebelum menghentikan kerja sama pada Mei 2020 atau beberapa hari sebelum kompetisi dimulai.
Radovic sempat memimpin Persib di turnamen pramusim Piala Presiden 2019. Hasilnya, pria berusia 44 tahun itu mendapatkan bogem mentah dari Bobotoh karena penampilan buruk Supardi Nasir dan kawan-kawan.
Pada turnamen itu, Persib tersingkir di babak penyisihan. Tim berjulukan Pangeran Biru tersebut hanya mampu mendulang satu kemenangan dan dua kali menelan kekalahan.
Advertisement
Alfredo Vera
Apes betul nasib Angel Alfredo Vera. Tinggal menghitung hari sebelum Liga 1 2017 dimulai, pelatih asal Argentina itu justru dipecat Persipura Jayapura.
Padahal, Vera baru membawa Persipura menjuarai Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Namun ketika menyambut musim baru, Boaz Solossa dan kawan-kawan gugur di babak penyisihan Piala Presiden 2017.
Ada dugaan bahwa keputusan Persipura mendepak Vera dikarenakan lisensi sang pelatih. Arsitek berusia 47 tahun itu hanya mengantungi lisensi CONMEBOL. Waktu itu peraturannya tiap pelatih di Liga 1 minimal bermodalkan lisensi A AFC.
Dua tahun berselang, Vera kembali menghadapi pemecatan. Mantan arsitek Persebaya Surabaya ini diberhentikan oleh Bhayangkara FC di pertengahan musim 2019 karena inkonsistensi penampilan.