Sukses


5 Klub yang Pernah Terdegradasi Secara Menyakitkan di Liga Indonesia: Ada yang Tak Pernah Menang dalam Semusim

Bola.com, Jakarta - Kompetisi sepak bola Indonesia selalu menyajikan cerita-cerita menarik sejak bernama Liga Indonesia, Liga Super Indonesia, hingga saat ini dinamakan Liga 1. Ada cerita bahagia seputar kesuksesan, hingga kisah menyedihkan bertema keterpurukan.

Sejak digelar pada 1994, kompetisi elite Indonesia selalu menghadirkan persaingan yang ketat. Hal inilah yang membuat banyak klub mengalami masa-masa yang tak mudah ketika berkompetisi.

Ketatnya persaingan membuat sering bergantinya komposisi tim peserta dalam setiap musimnya. Klub yang mampu mempertahankan konsistensi tetap berada di kompetisi elite, sebaliknya yang gagal bersaing tersingkir ke kasta kedua.

Fakta ketatnya persaingan setiap musim telah dibuktikan dengan catatan-catatan memilukan yang dialami klub. Bahkan, yang terburuk ada cerita di mana sebuah klub tak sekalipun meraih kemenangan dalam semusim.

Ada sejumlah kisah pilu dialami klub-klub yang pernah merasakan ketatnya persaingan. Walhasil, mereka harus terdegradasi sampai sekarang tak mampu lagi kembali ke kompetisi elite di Tanah Air.

Bola.com mengambil lima klub yang punya cerita pahit degradasi terburuk sebagai contoh ketatnya persaingan kompetisi elite Indonesia. Klub-klub ini berasal dari masa kompetisi bernama Liga Indonesia, Liga Super Indonesia, bahkan juga terjadi di era Liga 1. Siapa saja mereka? Berikut ini adalah perinciannya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

PSPS Pekanbaru

Liga Super Indonesia 2013 menjadi musim terburuk buat PSPS Pekanbaru. Ketika itu, PSPS terdegradasi secara menyakitkan karena hanya mampu mengumpulkan 17 poin.

Pencapaian itu diraih PSPS berkat empat kemenangan, lima kali imbang, dan menelan 25 kekalahan. Akibatnya, PSPS harus puas turun kasta.

Sampai saat ini, PSPS belum lagi mampu kembali ke kompetisi elite Indonesia. Klub berjulukan Askar Bertuah itu masih eksis dan berkiprah di Liga 2.

3 dari 6 halaman

Persijap Jepara

Musim mengecewakan juga pernah dialami Persijap Jepara pada Liga Super Indonesia 2014. Ketika itu, Persijap hanya mampu mengumpulkan delapan poin pada klasemen akhir Wilayah Barat.

Jumlah itu dikumpulkan Persijap dalam dua kemenangan, dua kali imbang, dan 16 kali kalah. Klub berjulukan Laskar Kalinyamat itu akhirnya harus turun kasta.

Hingga kini, Persijap belum lagi mampu kembali ke kompetisi elite Indonesia. Persijap saat ini berlaga di Liga 2 setelah berhasil promosi karena menjadi juara di Liga 3 2019.

4 dari 6 halaman

Persegres Gresik United

Pada era Liga 1 tepatnya pada edisi 2017, Persegres Gresik United mencatatkan musim terburuk dalam sejarah klub. Ketika itu, Persegres harus terdegradasi dengan cara menyakitkan.

Persegres hanya mampu mengumpulkan tujuh poin dalam semusim. Hal itu diraih klub berjulukan Laskar Joko Samudro itu berkat dua kali menang, empat hasil imbang, dan kalah dalam 28 pertandingan.

Sejak saat itu, Persegres belum pernah lagi kembali ke Liga 1. Klub yang bermarkas di Gelora Joko Samudro itu kini bermain di Liga 3.

5 dari 6 halaman

Persikab Bandung

Persikab Bandung mencatatkan musim terburuk di Liga Indonesia 2002. Ketika itu, tim berjulukan Dalem Bandung hanya mampu mengumpulkan lima poin dalam semusim.

Pencapaian itu diraih Persikab Bandung berkat sekali kemenangan, meraih dua hasil imbang, dan 19 kali kalah. Persikab menjadi tim yang paling sedikit mengumpulkan poin pada musim tersebut.

Sejak saat itu, Persikab tak pernah lagi mampu kembali ke kompetisi elite Indonesia. Saat ini, Persikab masih eksis di sepak bola Indonesia dan berkiprah di Liga 3.

6 dari 6 halaman

Persijatim

Persijatim pernah merasakan musim yang sangat berat di sepak bola Indonesia. Pada Liga Indonesia 1996/1997, Persijatim harus menelan pil pahit terdegradasi dengan cara menyakitkan.

Ketika itu, Persijatim menempati dasar klasemen Wilayah Barat dengan hanya mengoleksi tiga poin. Jumlah itu dikumpulkan Persijatim dengan meraih tiga kali imbang, 17 kali kalah, dan tak sekalipun menang.

Catatan tersebut merupakan pencapaian terburuk yang pernah diraih klub Indonesia dalam liga. Persijatim harus terdegradasi dan kembali ke Liga Indonesia pada 1999/2000.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer