Bola.com, Jakarta - Masykur Rauf pantas masuk daftar legenda Semen Padang. Selain menjadi pemain terlama yang berkostum Tim Urang Awak, pria berdarah Bugis-Makassar itu pernah mempersembahkan gelar juara Piala Galatama 1992 dan tampil pada 8 Besar Piala Winners Asia 1993/1994.
Dalam kanal YouTube Minangsatu, Masykur mengungkap kenangan pahit dan manisnya tampil bersama Semen Padang pada turnamen bergengsi di kawasan Asia itu.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
"Semen Padang memang gagal ke semifinal setelah kalah agregat 2-12 dari Yokohama Marinos. Tetapi, saya tetap menjadikan pertemuan dengan klub Jepang itu sebagai pengalaman paling berkesan dalam karier saya," ujar Masykur.
Penampilan Semen Padang pada ajang itu terbilang lumayan. Sebelum bertarung pada perempat final, Semen Padang menyingkirkan wakil Vietnam, Cang Saigon dengan agregat 3-2.
Dalam dua kali pertemuan, Semen Padang menang 2-1 di Stadion Agus Salim dan bermain imbang 1-1 di markas Cang Saigon. "Kami pun lebih percaya diri menghadapi Yokohama Marinos pada 8 Besar," kata Masykur Rauf.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kalahkan Yokohama Marinos
Semen Padang pun mampu mengejutkan Yokohama di Stadion Agus Salim. Masykur Rauf dan kawan-kawan menjadi klub Indonesia pertama yang mengalahkan tim dari Jepang di Piala Winners Asia.
"Meski kemenangan (2-1) itu diraih pada laga kandang, tetapi menjadi kebanggaan tersendiri buat saya. Apalagi saya mencetak satu gol pada laga itu," papar Masykur.
Dengan modal kemenangan itu, Semen Padang pun mendapat giliran bertandang ke Yokohama. Tetapi, cuaca dingin yang ekstrem membuat penampilan tim kebanggaan Urang Awak tak berkembang. Mereka dilibas 0-11 oleh Yokohama.
"Sebenarnya kami sudah membayangkan akan kalah dari Yokohama. Tetapi tidak dengan gol sebanyak itu. Cuaca yang dingin membuat kami tak berdaya," jelas Masykur.
"Saya mendapat pelajaran bahwa kemampuan dan fisik saya masih jauh di bawah mereka. Ini menjadi pengalaman pahit dan indah buat kami. Alhamdulillah, kami bisa lolos sampai 8 Besar," tuturnya.
Â
Advertisement
Tinggalkan TC Timnas Indonesia
Aksinya bersama Semen Padang membuat Masykur mendapat panggilan masuk skuad Timnas Indonesia di Piala Asia 1996. Namun, Masykur akhirnya gagal tampil di ajang itu, karena memilih pulang jelang timmas hendak ke Australia untuk melakukan pemusatan latihan.
"Saya memutuskan pulang karena mendengar bakal ada tambahan pemain. Padahal waktu pemanggilan hanya ada 18 pemain tanpa ada lagi seleksi," ungkap Masykur.
Saat itu, timnas ditangani mendiang Andi Teguh didampingi Danurwindo. Setiba di Jakarta, Masykur sempat menjalani latihan. Tetapi, seminggu jelang ke Australia, Masykur mendapat kabar dirinya akan diganti.
"Hati saya berontak karena setahu saya, 18 pemain yang dipanggil sudah definitif. Saya pun memilih meninggalkan timnas," kata Masykur.
Timnas Indonesia pun geger. Sehari sebelum berangkat, Masykur pun diminta ke Jakarta untuk bergabung dalam tim. Jumlah pemain menjadi 20 orang.
"Tetapi, saya tetap menolak dengan alasan sakit. Memang kondisi saat itu memang beda karena menyangkut harga diri," terang Masykur yang kembali menolak panggilan Timnas Indonesia menghadapi kualifikasi Piala Dunia 1998.