Bola.com, Makassar - Pencapaian I Wayan Diana sebagai pemain terbilang lengkap. Pria asal Bali ini pertama kali meraih trofi juara ketika berseragam Persebaya Surabaya di kompetisi Perserikatan 1976/1977. Wayan Diana kemudian melengkapinya dengan menjadi kapten Niac Mitra saat dua musim berturut-turut meraih gelar Galatama, yaitu musim 1980/1982 dan 1982/1983.
Ketika kembali berstatus amatir setelah keluar dari Niac Mitra pada 1985, I Wayan Diana sempat memperkuat klub amatir Surabaya, Surya Naga di pengujung kariernya. Bersama Surya Naga, Wayan membuktikan DNA juaranya dengan membawa klubnya menjuarai kompetisi antarklub amatir Indonesia pada 1987.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Periode bersama Niac Mitra jadi momen emas Wayan selama berkarier di sepak bola. Wayan yang menjadi pemain generasi pertama langsung diplot menjadi kapten Niac Mitra. Peran itu dilakoninya sampai meninggalkan klub tersebut.
Pada musim pertamanya, Wayan nyaris membawa Niac Mitra meraih trofi juara Galatama edisi perdana. Pada paruh pertama kompetisi, Niac Mitra bertengger di puncak klasemen, prestasi yang membuat PSSI memilih Niac Mitra mewakili Indonesia menghadapi turnamen bergengsi di kawasan Asia pada saat itu, yakni Aga Khan Gold Cup di Bangladesh.
Dalam turnamen tersebut, Niac Mitra meraih gelar juara setelah menekuk klub China, Liaoning, melalui drama adu penalti.
Niac Mitra akhirnya meraih trofi perdana pada musim kedua Galatama, yaitu pada 1980/1982. Musim terbaik Niac Mitra terjadi pada 1982/1983. Kala itu, klub milik A. Wenas ini diperkuat dua bintang Singapura, David Lee dan Fandi Ahmad.
Selain mempertahankan gelar dengan mulus, Niac Mitra juga mencetak kemenangan sensasional saat beruji dengan klub elite Inggris, Arsenal, di Stadion Gelora 10 November, 16 Juni 1983. Dalam laga yang berlangsung pada siang yang terik, Niac Mitra menang dengan skor 2-0 lewat gol Fandi Ahmad dan Joko Malis.
"Menang atas Arsenal adalah momen paling berkesan karena kami membuat pendukung Niac Mitra senang dan bangga," kenang Wayan Diana dalam channel youtube Pinggir Lapangan.
Sebelum laga tersebut, Niac Mitra memang tidak dijagokan memenangkan pertandingan. Apalagi sebelum dijamu Niac Mitra, Arsenal memetik kemenangan mudah saat beruji coba dengan PSMS Medan dan PSSI Selection.
"Saya berhasil mematikan striker Arsenal, Graham Rix, sehingga tidak bisa mencetak gol," ujar I Wayan Diana.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Satu Lapangan dengan Franz Beckenbauer
Momen berkesan I Wayan Diana lainnya terjadi empat tahun sebelumnya. Tepatnya saat Wayan memperkuat Timnas Indonesia menghadapi New York Cosmos (Amerika Serikat) yang diperkuat bintang dunia, seperti Franz Beckenbauer dan Johan Neeskens, di Stadion Gelora Bung Karno, 6 Desember 1979.
Skuat Garuda memang kalah 1-4 dalam laga tersebut. Tapi, berada satu lapangan dengan Beckenbauer menjadi kebanggaan tersendiri bagi Wayan. Selain menghadapi Cosmos, Wayan juga menjadi bagian dari Timnas Indonesia dalam sejumlah ajang, seperti Merdeka Games, Pra-Olimpiade, dan Pra-Piala Dunia.
Berbagai pencapaian ini merupakan buah kerja keras Wayan mewujudkan mimpinya sejak kecil, termasuk keputusannya menanggalkan statusnya sebagai PNS di Pemkab Blitar.
"Harus fokus kepada impian dan kerja keras. Satu contoh kecil adalah melakukan latihan tambahan di luar jadwal reguler tim," pungkas Wayan.
Advertisement