Bola.com, Malang - Kursus kepelatihan lisensi C PSSI/AFC di Malang sudah berakhir 30 Januari lalu. Dari angkatan ini ada banyak pemain yang masih aktif di sepak bola.
Bagi 9 pemain aktif yang jadi peserta kursus, ada perubahan pola pikir yang mereka alami. Seperti Samsul Arif, Hendro Siswanto, Hansamu Yama, Oktafianus Fernando, M. Syaifudin, Ahmad Alfarizi, Beny Wahyudi, Fandi Eko Utomo dan Dendi Santoso.
Baca Juga
Wasit Kontroversial Timnas Indonesia U-23 Vs Guinea di Play-off Olimpiade Jadi Pengadil Terbaik 2024
7 Mantan Pemain Real Madrid yang Berkilau Setelah Pindah: Ada yang Jadi Kapten Tim Raksasa Liga Inggris
Bursa Transfer Pemain Timnas Indonesia di Eropa: Jay Idzes Laris Manis, Kevin Diks Otw Jerman, Ole Romeny Menyeberang ke Inggis
Advertisement
Kini mereka bakal lebih menghormati para pelatih. Baik yang menangani mereka di klub sekarang atau kedepannya.
Karena mereka sudah sadar menjadi seorang pelatih tidak mudah. Yang paling awal tentu harus mengikuti sejumlah kursus yang menguras tenaga dan pikiran. Mulai dari lisensi C sampai Pro. Di luar kursus, pelatih harus menyusun program latihan setiap harinya.
“Jadi pelatih itu sulit. Kami merasakannya saat kursus ini. Makanya, kedepan akan lebih menghormati pelatih. Biasanya, kan masih bercanda di sela-sela latihan atau mungkin kurang fokus,” kata pemain Arema, Dendi Santoso.
Khusus di tim Arema FC, para pemain sering bercanda dengan para pelatih. Tak jarang asisten pelatih Kuncoro dijahili seperti ditendang atau dipukul oleh pemain ketika pengujung latihan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pelajaran Baru
Pemain senior lainnya, Beny Wahyudi juga membenarkannya. Selama ini dia tidak banyak mengetahui sulitnya dunia kepelatihan. Tapi setelah kursus, bek kanan yang kini membela PSIM Yogyakarta itu mulai mengerti.
“Sebelum latihan harus nyusun program. Setelah itu dilapangan harus memberikan instruksi. Tidak mudah. Jadi, selanjutnya akan lebih serius mendengarkan instruksi pelatih,” kata mantan pemain Arema FC dan Madura United ini.
Mereka berharap jika suatu saat jadi pelatih, anak buahnya juga fokus mendengarkan instruksi yang diberikan. Dalam waktu dekat, mereka lebih dulu terjun ke SSB atau tim Akademi untuk mengamalkan ilmu pelatih yang didapat dalam kursus.
“Saya sempat jadi pelatih tamu di beberapa SSB. Kadang ada pemain yang bilang capek, ata yang tetap bisa fokus, macem-macem lah. Tapi seru, karena passion saya di dunia sepakbola. Kalau sudah pensiun sebagai pemain ya rencananya melatih,” kata Hendro Siswanto, kapten tim Arema FC.
Advertisement