Sukses


Cerita Menarik Syamsul Arifin, Si Kepala Emas yang Terinspirasi Aksi Franz Beckenbauer

Bola.com, Jakarta - Nama Syamsul Arifin pantas masuk dalam daftar striker terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Pencapaian terbaiknya adalah menjadi top skorer Galatama musim 1980/1981 dengan 30 gol untuk Niac Mitra.

Pria asli Malang ini juga meraih prestasi sama saat berkostum Persebaya Surabaya di kompetisi Perserikatan 1987/1988 dengan 18 gol. Mayoritas gol yang dicetak Syamsul berasal dari sundulan yang membuatnya mendapat julukan Si Kepala Emas.

Dalam channel Youtube Omah Balbalan, Syamsul Arifin menjelaskan kelebihannya dalam duel udara terinsiprasi oleh aksi libero legendaris Jerman, Franz Beckenbauer.

"Saya terkesan dengan cara Beckenbauer menghalau bola dengan melompat seperti terbang. Saat itu, saya berpikir, cara itu bagus dan efektif dilakukan oleh seorang striker seperti saya," kenang Syamsul.

Syamsul belajar dan mengasah kemampuannya dalam duel bola atas justru setelah ia sudah memperkuat Persebaya Surabaya dan masuk skuad Tim Nasional Indonesia junior.

"Di luar latihan reguler, saya mencoba meniru aksi Beckenbauer itu. Baik sendiri atau dibantu teman. Saya juga memotivasi diri untuk terus mencoba dan melakukan cara itu dengan situasi apa pun," kenangnya.

Syamsul semakin termotivasi ketika pendukung timnas memberinya aplaus saat melakukan aksi terbang ala Beckenbauer saat skuad Garuda berujicoba dengan Jepang di Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Padahal, waktu itu, saya gagal menjemput bola umpan dari sayap. Tapi, penonton bersorak melihat cara saya menjemput bola sambil terbang," papar Syamsul.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Momen Pahit Manis

Menurut Syamsul Arifin, mencetak gol lewat sundulan tak hanya hanya membutuhkan kejelian melihat peluang dan insting, tapi juga nyali untuk melakukannya.

"Saya juga termotivasi untuk menghibur penonton dengan aksi terbang saya itu. Kalau mereka senang, saya juga senang. Kalau pun akhirnya terjadi gol dan saya menjadi top skorer itu hanya bonus," ungkap Syamsul kemudian mendapat julukan Si Kepala Emas dari kalangan media dan suporter.

Aksi terbang Syamsul dalam menyambut umpan tentu mendatangkan risiko tersendiri yang bisa saja membahayakan dirinya. Syamsul mengaku pernah mendapat pengalaman 'horor' ketika Niac Mitra menjamu Medan di kompetisi Galatama.

Saat itu, ia nekad menyambut umpan tendangan bebas rekannya, Dullah Rahim dari sayap. Syamsul berhasil memanfaatkan umpan itu dan mencetak gol. Namun, disaat itu melakukannya, lutut kiper lawan menbentur dadanya.

Seketika, Syamsul merasa dadanya sesak dan sulit bernafas. Ia pun berlari menuju bangku cadangan seraya memegang hidungnya yang mengeluarkan darah. "Om Basri (pelatih Niac Mitra) menenangkan saya. Beliau bilang, tidak apa-apa. Itu biasa dalam sepak bola," ungkap Syamsul.

Berhasil mencetak gol lewat sundulan dari jarak jauh juga pernah dilakukan Syamsul. Ketika itu, ia membela Persebaya menghadapi Persija di Stadion Gelora Bung Karno.

"Saya melihat Mustaqim bergerak dari sisi sayap dan hendak melepaskan umpan. Saya yang berdiri diluar kotak 16 menyambut umpan itu dengan kepala dan gol.Sampai sekarang, saya masih mengenang gol itu," pungkas Syamsul.

Video Populer

Foto Populer