Bola.com, Jakarta - Bagus Kahfi dilarang terbawa perasaan (baper) di FC Utrecht. Penyerang berusia 19 tahun ini juga diminta untuk mengurangi pergaulan dengan sesama orang Indonesia dan memelajari bahasa Belanda.
Sebagai pemain muda, Bagus Kahfi tentu harus banyak menimba ilmu. Jika salah, ia mesti introspeksi. Andai dapat kritikan dari pelatihnya, pemain berambut kribo itu tidak boleh tersinggung.
Baca Juga
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Bertahan di Man City, Guardiola: Mungkin 4 Kekalahan Itu Alasan Mengapa Saya Tak Bisa Pergi
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Begitulah nasihat yang disampaikan oleh Justinus Lhaksana, mantan pelatih Timnas Futsal Indonesia setelah mendapatkan kabar bahwa Bagus Kahfi telah resmi bergabung dengan FC Utrecht.
"Dia harus nurut. Nurut apa kata pelatih. Jangan baper kalau dihajar. Orang Belanda itu straigh to the point. Seperti saya. Kalau jelek saya bilang ya jelek, kalau bagus saya bilang bagus. Orang Belanda itu jauh lebih straight ketimbang orang Inggris," kata pria yang karib dipanggil coach Justin itu ketika dihubungi Bola.com, Jumat (5/2/2021).
"Orang Inggris masih ada sopan-sopannya. Orang Belanda? Kalau tidak bagus, akan dihajar. Cuma orang Belanda itu tidak menghajar secara pribadi. Orang Belanda menghajar karena ingin Bagus Kahfi jadi lebih baik dan lebih berkembang."
"Ini masalah budaya yang harus disesuaikan. Jadi jangan sedikit-dikit dia coba untuk baper. Merasa, seandainya dia sudah melalukan segalanya tapi disalahkan terus, jangan salahkan pelatih. Tetap berkaca diri," jelas coach Justin, yang mengaku tinggal di Belanda selama 20 tahun dan penggemar berat FC Utrecht itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kurangi Berinteraksi dengan Sesama Orang Indonesia
Lantas, mengapa Bagus Kahfi tidak disarankan untuk terlalu sering berinteraksi dengan orang Indonesia di Belanda? Kata coach Justin, kondisi itu akan menghambat aklimatisasinya di Negeri Kincir Angin.
"Saya tidak sarankan dia untuk terlalu sering bergabung dengan orang Indonesia. Sebab, dia harus beradaptasi dengan budaya Belanda. Dia harus belajar dan itu sangat penting," tutur coach Justin.
"Tinggal di Belanda itu bukan hanya belajar sepak bolanya saja, tapi juga belajar budaya dan kedisiplinannya. Kalau terlalu banyak berkumpul sama orang Indonesia, bisa kacau," jelas pria yang juga pandit sepak bola ini.
Advertisement
Pentingnya Pelajari Bahasa Belanda
Lalu, apa pentingnya Bagus Kahfi memahami bahasa Belanda? Menurut coach Justin, ia akan semakin dihargai jika dapat menyesuaikan diri dengan budaya barunya di sana.
Kalau Bagus Kahfi mau kariernya langgeng di Belanda, coach Justin mengimbau untuk memerhatikan detil-detil kecil yang terkadang dikesampingkan ketika mengadu nasib di negeri orang.
"Orang Belanda akan menghargai kalau dia mau niat untuk belajar bahasa Belanda karena semua orang Belanda bisa bahasa Inggris. Karena Bagus Kahfi sudah pernah tinggal di Inggris, saya beranggapan dia bisa bahasa Inggris. Jadi komunikasi tak ada masalah," ucap coach Justin.
"Tapi kalau dia menunjukkan niat untuk belajar bahasa Belanda, itu menjadi poin plus. Dia juga harus bisa beradaptasi dengan makanan Belanda lalu dengan gaya hidup di Belanda. Ini hal-hal kecil yang akan diapresiasi oleh orang Belanda."
"Jangan dia merasa, 'oh iya, toh gue bisa bahasa Inggris, pemain Belanda bisa bahasa Inggris. Gue gak perlu belajar deh'. Memang tak butuh, tapi dia harus menunjukkan bahwa dia mau bermain lama di FC Utrecht. Hal-hal kecil seperti ini itu penting."
"Terus, jika dia punya fighting spirit tinggi dan benar-benar berkualitas, pasti dia akan diberikan kesempatan masuk tim utama. Jadi Bagus Kahfi harus berpikir bahwa hal-hal seperti ini benar-benar profesional. Tidak ada masalah pribadi, tidak ada suka dan tidak suka," kata coach Justin.