Bola.com, Jakarta Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago, memprediksi timnya dan Bali United akan sulit berbicara banyak di ajang Piala AFC 2021. Kedua tim akan sulit bersaing karena kompetisi domestik vakum, sehingga memengaruhi kualitas tim dan pemain.
Dua klub Liga 1, Bali United dan Persipura Jayapura, sudah ditetapkan jadi wakil Indonesia di ajang Piala AFC 2021. Jadwal kompetisi tingkat Asia itu juga sudah keluar.
Baca Juga
BRI Liga 1: Persebaya Nyaman di Puncak Klasemen, Madura United Raih Kemenangan Kedua
Hasil Lengkap BRI Liga 1 Hari Ini: Madura United Akhiri Rentetan 6 Kekalahan Beruntun, Persebaya Kukuh di Puncak Setelah Bungkam Borneo FC
Perbandingan Serdadu Madura United Vs Bali United di BRI Liga 1: Lini Tengah yang Jadi Kunci
Advertisement
Bali United yang tergabung di Grup G akan bertempur mulai Juni 2021. Persipura bermain lebih awal karena harus melewati babak play-off pada pertengahan Mei.
Meski masih ada waktu untuk persiapan, ajang Piala AFC tahun ini bakal terasa berat bagi wakil Indonesia, karena kompetisi domestik, Liga 1, sudah terhenti hampir setahun. Sampai sekarang belum ada kejelasan kapan musim 2021 dimulai.
Jacksen F. Tiago mengakui kondisi tersebut. Menurutnya, kompetisi sangat penting untuk membuat kualitas pemain terjaga. Artinya, jika tidak ada kompetisi, pasti pemain mengalami penurunan, baik fisik, feeling ball, dan lainnya.
“Secara logika dan aspek teknis, Persipura Jayapura maupun Bali United sudah pasti sulit berbicara di Piala AFC. Klub di negara lain sudah berkompetisi lagi, sedangkan kami setahun tidak ada kompetisi. Dari otot tubuh, fisik pemain pasti jadi masalah. Kalau mental tidak masalah karena mudah dibangun,” jelas Jacksen Tiago, Minggu (7/2/2021).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tak Kaget Kompetisi Liga 1 Dimulai Setelah Lebaran
Jacksen mencontohkan setiap pergantian musim, klub biasanya libur sekitar dua bulan. Untuk memulai musim baru, butuh sebuah persiapan dan rangkaian uji coba.
“Setelah libur dua bulan saja butuh uji coba untuk mengembalikan feeling ball dan lainnya. Apalagi setelah setahun tidak berkompetisi. Kualitas sepak bola Indonesia pasti turun luar biasa. Kita harus berkaca juga dari Liga Eropa. Ketika kompetisi di Jerman dimulai, feeling ball hilang. Peluang yang sudah dibawah mistar tidak bisa gol. Hasilnya aneh-aneh sepak bola di dunia,” sambungnya.
Belakangan, muncul kabar kompetisi di Indonesia bakal dimulai setelah Hari Raya Idul Fitri. Artinya kompetisi bergulir pada Mei atau Juni. Jacksen ternyata tidak kaget mendengar kabar itu. Pelatih berusia 52 tahun itu sudah memprediksi kondisi itu sejak akhir tahun lalu.
“Saya tidak kaget kalau ada rencana kompetisi di Indonesia dimulai setelah Idul Fitri. Saya sudah punya perhitungan. Karena langkah-langkah PSSI dan Kepolisian sudah ke arah situ (memberikan izin kompetisi setelah Idul Fitri),” lanjut mantan pelatih Barito Putera ini.
Sebelum terjun ke kompetisi, Jacksen menilai Maret jadi waktu yang tepat untuk memulai pramusim. Artinya, dua bulan sebelum kompetisi digelar kembali.
Advertisement