Bola.com, Makassar - Keputusan FIFA menjatuhkan hukuman kepada PSM Makassar karena tidak menuaikan kewajiban membayar gaji pemain asing pada musim 2020, Giancarlo Lopes Rodrigues (Brasil), menuai keprihatin eks pelatih dan kalangan suporter Juku Eja. Apalagi keputusan ini membuat PSM terancam tidak bisa mengikuti Liga 1 2021.
Seperti diketahui, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) telah mengirimkan surat kepada manajemen PSM Makassar, tertanggal 15 Februari 2021, yang berisikan Penegasan Implementasi Putusan FIFA Terhadap Klub PSM Makassar.
Baca Juga
Advertisement
PSM dilarang melakukan pendaftaran pemain, baik di tingkat nasional maupun internasional kepada klub paling lambat selama tiga periode pendaftaran atau sampai kewajiban klub dapat diselesaikan.
Eks pelatih PSM, Luciano Leandro, kepada Bola.com, Selasa (16/2/2020) pagi, mengaku prihatin mendengar jatuhnya hukuman FIFA yang diteruskan oleh PT LIB kepada Juku Eja.
"Sebenarnya, saya masih punya piutang gaji yang belum dibayar oleh PSM sampai saat ini. Tapi, sejujurnya, saya prihatin mendengar kabar PSM mendapat hukuman dari FIFA dengan alasan sama, yakni gaji. Itu berarti manajemen PSM tidak banyak berubah," kata Luciano yang menangani PSM pada 2016 di ajang Torabika Soccer Championship.
Hal senada dikatakan Bonnie Fauntgil, asisten pelatih PSM pada Liga 1 2019. Bonnie yang bekerjasama dengan Darije Kalezic membawa Juku Eja meraih trofi juara Piala Indonesia 2019 sejatinya sudah memprediksi eks klubnya itu bakal mendapat sanksi dari FIFA.
"Saya dan Darije juga mengalami penunggakan gaji di PSM yang belum terbayar sampai sampai sekarang. Tapi, sebagai orang bola, kami masih berpikir positif dengan menunggu itikad baik manajemen PSM," terang Bonnie yang selepas bertugas di PSM langsung menangani Valencia U-21.
Sementara itu, eks pelatih kiper PSM, Herman Kadiaman, mengaku tidak habis pikir dengan sikap manajemen yang terkesan mendiamkan masalah ini. Herman sendiri juga mengalami masalah yang sama.
Jelang Liga 1 2020, perannya sebagai pelath kiper digantikan Hendro Kartiko meski kontraknya baru habis pada Januari 2021. Herman pun saat itu langsung menanyakan kejelasan statusnya ke CEO PSM, Munafri Arifuddin. Solusi Munafri saat itu adalah, hak Herman akan dicicil setiap bulan sampai kontraknya berakhir.
"Sebagai orang Makassar dan pernah menjadi pemain dan pelatih PSM, saya pun setuju. Tapi, ternyata faktanya tidak sesuai harapan," terang Herman.
Padahal Herman pun tidak mempersoalkan ketika cicilan gajinya juga dipotong 75 persen sesuai surat PSSI karena kompetisi terhenti akibat Pandemi COVID-19.
"Gaji yang sudah dipotong itu pun tertunggak. Padahal, kalau aturan profesional sebenarnya saya berhak mendapat pembayaran secara penuh sesuai klausul kontrak karena tugas saya sebagai pelatih kiper PSM Makassar sudah diganti orang lain. Tapi, sebagai orang Makassar saya berusaha memahami keputusan. Ternyata faktanya seperti itu," tegas Herman.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Reaksi Suporter
Menyikapi situasi ini, kalangan suporter menilai pemberitaan terkait sanksi FIFA buat PSM Makassar bisa merusak pamor dan reputasi tim. Hal ini bisa menimbulkan rasa ragu pemain asing untuk berkostum Juku Eja.
Meski begitu, Daeng Uki tetap yakin, manajemen bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik.
"Kita tunggu saja apa reaksi manajemen PSM dalam beberapa hari ke depan," kata Daeng Uki.
Daeng Uki tidak menampik dirinya juga mendengar kabar bahwa mayoritas pemain PSM lainnya juga mendapat hal yang sama dengan Giancarlo, termasuk pemain lokal.
Itulah mengapa, Daeng Uki berharap semua pihak baik manajemen, pemain dan suporter bisa duduk bersama untuk membicarakan sekaligus mencari solusi untuk menyelesaikan masalah ini.
"Hal ini tak boleh didiamkan begitu, karena bisa berdampak pada status PSM bila Liga 1 2021 jadi bergulir," pungkas Daeng Uki.
Advertisement