Bola.com, Jakarta - Andik Vermansah, sama seperti banyak pesepak bola di belahan dunia manapun, memiliki penyesalan terbesar dalam kariernya. Penyesalan itu adalah ketika ia menolak tawaran bermain di Amerika Serikat bersama DC United.
Nama Andik Vermansah mencuat saat tampil di Liga Remaja. Pemain yang pernah berseragam Selangor itu melewati serangkaian turnamen, termasuk Porprov dan PON.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Pada saat itu, Andik tercatat sebagai pemain junior Persebaya. Prestasi memukau pada Liga Remaja, Porprov Jatim, dan PON 2008 membuat ia 'dipromosikan' ke tim utama Bajul Ijo.
"Pertama juara satu, tahun kedua juara dua, pokoknya dua tahun saya ada prestasi. Habis itu Porprov, juara juga, medali emas, lalu (masuk tim) PON Jatim, lalu sebulan kemudian ke Persebaya pada 2008," ujar Andik.
Terhitung sejak 2008, Andik berseragam Persebaya hingga 2013. Ia sempat bermain di Liga Primer Indonesia (LPI), dan bakatnya tercium hingga ke negeri seberang, Malaysia.
"Ada tawaran dari Malaysia. Terus sebenarnya juga ada dari Jepang dan Amerika. Tapi saya ambil dulu di Malaysia. Menyesal juga, terus terang, waktu itu saya kaget dapat uang banyak merasa sudah cukup, tapi saya enggak pikir panjang," katanya lagi.
Ketika mendapatkan tawaran dari banyak klub, Andik mengaku jika gaji yang ditawarkan DC United tidak jauh berbeda dengan Persebaya. Sementara Selangor berani membayarnya dua kali lipat.
Andik merasa, kalau saja ia menerima tawaran bermain di Amerika Serikat, bukan tidak mungkin jejak kariernya melebihi apa yang telah ia raih selama ini.
"Seandainya saya (terima tawaran main) di Amerika, mungkin saya bisa saja (melanjutkan karier) di klub lainnya, karena lihat infrastruktur latihan di sana sangat bagus," ujar Andik bercerita.
"Erick Tohir tanya saya dan agen saya, kata beliau pelatih DC United mau dengan saya, tapi tidak langsung tim utama. Habis itu saya lihat nilainya (gaji) sama dengan Persebaya, sedangkan Selangor kasih saya dua kali lipat, makanya saya pilih Selangor," kata Andik Vermansah lagi.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Banyak Pengalaman di Selangor
Kendati menyesali keputusannya, Andik Vermansah tetap mensyukuri kariernya saat bermain empat tahun di Selangor. Ada banyak pelajaran yang ia petik, mulai dari kemampuan berbahasa Inggris, sampai pengalaman dilatih oleh pelatih-pelatih berkelas.
"Bahasa Inggris pastinya. Orang sana kan biasa pakai bahasa Inggris, jadi ke pemain lokal dan asing kita pakai bahasa Inggris. Lalu yang kedua pengalaman dilatih oleh pelatih asing. Saya juga bangga menjadi pemain asing di sana, menurut saya terbaik buat saya," katanya lagi.
Empat tahun membela Selangor, Andik Vermansah lalu hijrah ke Kedah FA. Alasannya lagi-lagi soal uang. "Sebenarnya Selangor mau saya bertahan, tapi saya keluar."
"Ya biasa, ada tawaran lebih besar lagi. Sebenarnya saya mau di Malaysia delapan tahun, tapi karena ada pertimbangan lain saya kembali ke Indonesia. Saya mau menikah, lalu Madura United mau menampung saya, Alhamdulillah gaji sama lah. Jadi saya setahun di sana, sekarang di Bhayangkara FC," ujarnya lagi.
Di sisi lain, Andik Vermansah sebetulnya masih sangat berhasrat untuk kembali ke Persebaya, tim yang melambungkan namanya di kancah persepakbolaan nasional. Tim berjulukan Green Force itu sudah lekat dengan dirinya sejak dulu, bahkan ia sempat menjadi pedagang asongan sembari menyaksikan laga di stadion.
"Wah bukan penonton setia lagi, pedagang asongan juga," katanya menceritakan.
"Perjalanan yang sangat menarik. Saya seorang pedagang, seorang Bonek, bisa tembus ke Persebaya. Dulu saya jualan kue, jualan es, karena saya tinggal dekat dengan tempat latihan Persebaya, setiap hari saya nonton latihan tim."
"Dulu itu banyak godaan, banyak yang bilang, 'Kamu itu anak kecil, anak enggak mampu (secara ekonomi), enggak usah mimpi masuk Persebaya'. Tapi saya punya motivasi tinggi. Dulu saya jualan koran, sering baca kisah sukses tentang pesepak bola yang sukses, itu bikin saya terinspirasi," ujar Andik Vermansah.
Sumber: YouTube/Pinggir Lapangan
Advertisement