Bola.com, Jakarta - Pentas sepak bola Indonesia pernah mencatat sejarah kelam ketika Persebaya Surabaya kalah telak 0-12 dari Persipura Jayapura pada kompetisi Perserikatan musim 1987/1988. Hasil ini terbilang mengejutkan karena materi pemain Bajul Ijo terbilang mentereng dan bermain di Stadion Gelora 10 November Tambak Sari.
Anehnya, kekalahan itu disambut euforia kegembiraan oleh Bonek, pendukung fanatik Persebaya yang dikenal pantang melihat tim kesayangannya takluk di hadapan mereka.
Advertisement
Ada dua alasan yang mengemuka saat itu. Persebaya sengaja mengalah agar Persipura bisa lolos ke babak 6 Besar sekaligus menyingkirkan PSIS Semarang, juara bertahan sekaligus pesaing kuat Bajul Ijo.
Lolosnya Persipura sekaligus jadi hiburan untuk masyarakat Irian Jaya (Papua) karena satu wakil mereka, Perseman Manokwari terdegradasi musim itu.
Dalam channel YouTube Pinggir Lapangan, kiper Persebaya, Usnadi yang tampil pada laga itu membenarkan kekalahan telak dari Persipura itu adalah bagian dari strategi tim. Pada laga itu, Usnadi masuk menggantikan Eddy Mudjiarto, kiper ketiga Persebaya yang sudah kebobolan delapan gol.
"Sebenarnya, ketika masuk, saya ditugaskan untuk menahan agar gawang Persebaya tak jebol lagi. Tapi, situasi dan kondisi saat itu membuat gawang yang saya empat kali dijebol pemain Persipura," kenang Usnadi.
Menurut Usnadi, meski berhasil menjalankan strategi untuk meloloskan Persipura dan menyingkirkan PSIS, beban yang dipikul tim sejatinya bertambah. Meraih trofi juara pun jadi harga mati buat Persebaya.
Selain mewujudkan mimpi Bonek dan warga Surabaya yang rindu juara tak terakhir diraih pada 1978, trofi tersebut juga sekaligus 'menutup' noda kekalahan telak dari Persipura yang kemudian dikenang dengan nama Sepak Bola Gajah.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Raih Trofi Juara di Senayan
Langkah Persebaya di babak 6 Besar terbilang mulus. Dari 5 partai yang mereka mainkan, Bajul Ijo mencetak tiga kemenangan dan dua kali imbang. Dengan memakai sistem grandfinal, Persebaya menghadapi runner-up Persija Jakarta di Stadion Utama Senayan (Gelora Bung Karno) Jakarta, 27 Maret 1988.
Pada laga itu, Persebaya menang dengan skor 3-2. Gol kemenangan Bajul Ijo masing-masing dicetak oleh Budi Yohanes, Mustaqim dan Yongki Kastanya. Sedang gol Persija lahir berkat aksi Tiastono Taufik dan Kamaruddin Betay.
Sebagai kiper kedua, Usnadi tak main karena statusnya memang hanya pelapis I Gusti Putu Yasa, pilihan utama di bawah mistar gawang Bajul Ijo. Meski minim mendapatkan menit bermain, Usnadi pernah merasakan tingginya tensi pertandingan saat menghadapi Persebaya menjamu musuh bebuyutannya musim itu.
Menurut Usnadi, ia menjadi starter menyusul sanksi larangan bermain yang diterima Putu Yasa. Sebelum pertandingan, Usnadi mengaku sedikit gugup. Apalagi melihat Stadion Gelora 10 November sudah penuh sesak sehingga ribuan penonton harus menyaksikan pertandingan dekat sentelban (pinggir lapangan). Beruntung pada laga itu, Usnadi tampil cemerlang sekaligus membawa Persebaya menang dengan skor 3-1.
Sumber: YouTube/Pinggir Lapangan
Advertisement