Bola.com, Malang - Arema FC tidak terlalu aktif di bursa transfer menjelang kompetisi musim 2021. Sejumlah pemain berpengalaman justru berpisah dengan tim berjuluk Singo Edan.
Pemain yang pergi Syaiful Indra Cahya, Taufik Hidayat, Hendro Siswanto, dan Kartika Ajie. Dua pemain muda potensial, Titan Fawwazi dan Nurdiansyah, juga memilih tidak melanjutkan kontrak.
Baca Juga
Duel Pelatih Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Paul Munster Pengalaman, Carlos Pena Memesona
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Sempat Diragukan, Lalu Bisa Kandaskan Arab Saudi: Yuk Bedah Taktik Timnas Indonesia, Kuncinya Perubahan Lini Depan
Advertisement
Gantinya, ada tiga pemain muda yang namanya masih belum terlalu dikenal digaet Arema FC. Mereka adalah Didik Ariyanto (eks PSCS), Wiga Brilian Sanjaya (eks Semeru FC) dan Sandy Ferizal (eks Barito Putera).
Ketiganya direkomendasikan oleh asisten pelatih Arema, Kuncoro. Dia sudah mengamati mereka saat latihan berbulan-bulan selama kompetisi terhenti akibat pandemi virus corona di sebuah lapangan Kabupaten Malang.
Kini ketiganya sudah dikontrak. Wiga dan Sandy yang masih berusia 21 tahun dikontrak dengan durasi tiga tahun sekaligus.
Apa alasan yang membuat Kuncoro merekomendasikan mereka? Apalagi, mereka masih minim pengalaman di Liga 1. Sebuah perjudian tentu dilakukan Arema saat ini. Tapi Kuncoro bisa memberikan alasannya. Berikut potensi tiga pemain lokal baru Arema FC.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Didik Ariyanto
Pemain yang satu ini sudah tidak muda lagi, usianya 29 tahun. Didik sudah kenyang pengalaman di Liga 2, mulai memperkuat Perssu Sumenep, Persewangi Banyuwangi, Blitar United, Perserang, dan musim lalu di PSCS. Bisa dibilang hampir setiap musim dia berkelana dengan klub baru di kasta kedua sepak bola Indonesia.
Tetapi, Arema sudah mendekatinya sejak musim 2020. Waktu itu Didik sempat diundang ikut latihan bersama. Namun dia sudah terlanjur menerima tawaran kontrak dari PSCS.
Baru musim ini mimpi Didik bermain untuk Arema bisa jadi kenyataan. Dalam beberapa hari ke depan, manajemen Arema memanggil semua pemain yang direkomendasi untuk tanda tangan kontrak.
Lantas, apa istimewanya Didik? Kuncoro mengakui jika pemain yang bakal menempati posisi bek kiri ini sudah tidak muda lagi.
”Usianya 29 tahun. Dia sudah pengalaman di Liga 2. Seperti yang pernah saya sampaikan. Banyak pemain yang belum beruntung ke Liga 1 karena belum terpantau,” jelas Kuncoro.
Dia diproyeksikan melapis bek kiri Ahmad Alfarizi. Bukan hal mudah menggeser posisi Alfarizi. Tapi jika dia cedera atau terkena akumulasi, Didik dipercaya bisa menggantikannya.
“Dia punya karakter. Bisa naik turun juga di posisi bek sayap. Selama saya amati dia konsisten bermain seperti itu. Semoga saja nanti bisa mengeluarkan semua potensi saat dapat kesempatan main,” tegasnya.
Didik juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan gabung Arema. Dia ingin membuktikan Arema tak salah merekrutnya. Tentunya sekaligus untuk mencari nama di kasta tertinggi, lantaran selama ini dia berkutat di Liga 2.
Advertisement
2. M. Sandy Ferizal
Dari tiga pemain baru yang diproyeksikan tim pelatih musim ini, Sandy satu-satunya nama yang pernah merasakan pengalaman di Liga 1. Pada musim 2018 dan 2019 dia jadi bagian tim senior Barito Putera.
Meski berasal dari Malang, dia justru mengawali karier profesionalnya di Banjarmasin. Dia memulai karier di tim Barito Putera U-19 dan promosi ke tim seniornya.
Pemain yang kini berusia 21 tahun itu ditempatkan sebagai bek kanan. Sejak Syaiful Indra dan Taufik Hidayat hengkang, Arema hanya punya satu stok bek kanan, Rizky Dwi Febrianto.
“Saya baru tahu dia pernah main di Barito Putera. Tapi saya tidak melihat dari situ. Saya melihatnya saat latihan dengan para pemain Liga 1-3 di lapangan dekat rumah saya. Dia masih muda dan seperti bek kanan yang kami butuhkan,” kata Kuncoro.
Saat di Barito Putera, Sandy sempat bermain dalam 3 pertandingan. Tapi dia hanya sebagai pengganti di menit-menit akhir. Dia hanya dapat 27 menit bermain dari tiga pertandingan tersebut.
“Di Barito pasti dia juga dapat pengalaman. Semoga di Arema bisa mengisi pos bek kanan dengan baik,” sambungnya.
Gaya bermainnya mengingatkan pada mantan pemain Arema, Beny Wahyudi ketika baru diorbitkan.
3. Wiga Brilian Syahputra
Di latihan perdana Arema pekan lalu, Wiga terlihat paling menonjol diantara pemain baru. Dia bisa main lepas di small game. Sama sekali pemain 21 tahun ini tak terlihat canggung. Padahal dia belum pernah membela klub Liga 1. Sebelumnya, Wiga bermain di Pra PON Jatim dan klub Liga 2, Semeru FC Lumajang.
Wiga bisa menjalankan peran sebagai penyerang atau sayap sama bagusnya. Dia punya skill, kecepatan dan power. Tiga kriteria mumpuni untuk jadi rising star Singo Edan. “Seperti itu dia waktu saya lihat latihan dengan para pemain asal Malang di lapangan. Mentalnya bagus. Jadi tidak merasa tegang atau canggung saat berhadapan dengan pemain senior,” kata Kuncoro.
Tidak banyak pemain muda yang sudah matang secara mental. Dalam sesi latihan, beberapa kali dia dicoba masuk ke tim utama Arema. Itu membuktikan dia tidak hanya jadi pelengkap nantinya di Piala Menpora. Karena Wiga sudah disiapkan dengan tim utama. “Kami akan kasih kesempatan kepada pemain muda di Piala Menpora. Namun melihat situasi pertandingan. Kalau dirasa tidak riskan menurunkan pemain muda, akan kami lakukan. Karena di turnamen ini sebenarnya kami juga ingin memburu prestasi,” pungkasnya.
Advertisement