Bola.com, Surabaya - Kiper Persebaya Surabaya, Satria Tama, merasa bahagia bisa menyandang status sebagai pemain tim Bajul Ijo. Kiper berusia 24 tahun itu menjadi rekrutan pertama Persebaya pada musim ini setelah ditinggal sejumlah pemain.
Mantan kiper Timnas Indonesia U-22 itu mengaku sudah dikenalkan dengan Persebaya Surabaya oleh sang ayah. Momen perkenalan itu terjadi ketika sang ayah mengajaknya menyaksikan pertandingan Bajul Ijo yang ketika itu berkandang ke Stadion Gelora 10 November, Surabaya.
Baca Juga
Cedera Lutut Bareng Timnas Indonesia, Kevin Diks Kasih Update: Semakin Baik!
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Advertisement
"Jujur dari kecil saya sudah dikenalkan dengan Persebaya oleh almarhum bapak. Sudah diajak mbonek (istilah untuk kegiatan mendukung Persebaya). Memulai itu juga karena sepak bola Surabaya sedang antusias sampai sekarang," ujar Satria Tama.
"Jadi itu menjadi titik awal karier saya. Saya katakan saya mau menjadi pemain sepak bola. Alhamdulillah, ketika kecil saya sudah sempat berhubungan dengan Persebaya. Waktu itu ikut Surabaya Muda U-12," ujar alumni Universitas Dr Soetomo itu.
Masa kecilnya dihabiskan sebagai bonek, suporter Persebaya Surabaya. Ia kemudian berkesempatan bergabung dengan tim junior Persebaya saat masih berusia 12 tahun. Namun, belum sekalipun dia berkesempatan tampil membela tim senior.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jejak Karier Hingga Kembali ke Persebaya
Satria Tama mengawali kiprah sepak bola dengan menimba pengalaman bersama klub internal Persebaya Surabaya. Namun, dia kemudian justru menjalani debut profesional bersama Persegres Gresik United pada 2016.
Kesempatan bersama Gresik United membuat Satria menjadi penjaga gawang muda yang moncer pada musim 2016 dan 2017. Berkat aksinya di bawah mistar, dia kemudian menjadi pilihan utama di Timnas Indonesia U-22 dalam SEA Games 2017.
Sayang, pemain kelahiran Sidoarjo itu harus rela melihat klub yang dibelanya terdegradasi ke Liga 1 2018. Dari situlah, Satria memilih hijrah dan keputusannya ini mengarah kepada Madura United. Dia juga langsung menjadi pilihan utama di Laskar Sape Kerap.
Pada musim kedua, pada 2019, Satria harus kehilangan tempat lantaran Madura United mendatangkan Ridho Djazulie dari Borneo FC. Tak banyak kesempatan yang dimilikinya. Musim ini, dia ingin kembali unjuk kemampuan bersama Persebaya.
Satria yang mendaku sebagai Bonek sejak kecil merasa bahwa tawaran yang datang dari Persebaya ini adalah mimpi. Dia kini berganti dari penonton Persebaya menjadi pemain yang bakal ditonton oleh Bonek.
“Pastinya bangga. Dulu waktu kecil saya pernah bermimpi suatu saat saya harus ditonton. Syukur alhamdulillah, saya sekarang menjadi pemain yang ditonton di Surabaya,” ucap penjaga gawang bernomor punggung 88 itu.
Advertisement