Bola.com, Bandung - Sejak dulu, Persib Bandung merupakan representatif warga Jawa Barat (Jabar). Meski berasal dari Kota Bandung dan menyandang nama Bandung, tim ini menjadi kebanggaan hampir seluruh lapisan masyarakat di Jabar.
Di Jabar, tidak ada klub sebesar dan setenar Persib Bandung. Pangeran Biru, julukannya, menjadi satu-satunya tim asal Jabar yang konsisten eksis di kasta puncak Liga Indonesia.
Baca Juga
Media Belanda Menyorot Banyak Pemain Kelahiran Negeri Kincir Angin yang Bantu Timnas Indonesia Menang atas Arab Saudi
Vietnam Mengalami Kendala untuk Mendaftarkan Rafaelson ke Skuad untuk Berlaga di Piala AFF 2024
Waktu Bermain di Timnas Indonesia Kian Minim, Shayne Pattynama Tetap Bangga: Setiap Menitnya Adalah Kehormatan Besar!
Advertisement
Klub-klub lain di Jabar seperti Persikabo Kabupaten Bogor, Persikad Depok, hingga Pelita Jaya Purwakarta seringnya hanya numpang lewat di divisi teratas dalam piramida sepak bola di Indonesia.
Usia Persib Bandung genap menginjak 88 tahun pada Minggu (14/2/2021). Pangeran Biru menjadi satu di antara kesebelasan tertua di Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Persib
Persib Bandung lahir pada 14 Maret 1933. Cikal bakal Pangeran Biru berasal dari sejumlah klub asal Bandung.
Pada 1923, sebagai alat perjuangan untuk melawan penjajah, dibentuk organisasi bernama Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB).
BIVB bersama enam tim alias bond yang lain yaitu Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ), Persatuan Sepak Bola Mataram (PSIM Yogyakarta), Voerslandshe Voetbalbond (VVB Solo), Madioensche Voetbalbond (VVB), Indonesische Voetbalbond Magelang (IVBM), dan Soerabajasche Indonesische Voetbalbond (SIVB) membidani lahirnya PSSI pada 19 April 1930 di Yogyakarta.
Seiring berjalannya waktu, BIVB menghilang. BIVB diduga mengalami keretakan sehingga muncul dua tim baru bernama National Voetbal Bond (NVB) dan Persatuan Sepak Bola Indonesia Bandung (PSIB).
Keduanya sepakat melebur menjadi satu dan menggunakan nama Persib Bandung sejak 14 Maret 1933.
Advertisement
Pasang Surut Persib
Persib Bandung pernah dianggap sebelah mata. Pada Liga Indonesia (Ligina) 2000-an, Pangeran Biru itu mengalami masa kelam. Tidak ada gelar bergengsi yang mampu diraih. Padahal, kesebelasan kebanggaan Bobotoh ini termasuk ke dalam empat klub tersukses di Tanah Air.
Saat masih berkutat di kompetisi Perserikatan, Persib Bandung lima kali menduduki takhta. Pada era Ligina sejak 1994/1995 hingga sekarang, Pangeran Biru dua kali merengkuh trofi.
Dengan tujuh gelar, Persib tercatat sebagai tim tersukses ketiga di Indonesia setelah Persija Jakarta dengan sebelas trofi dan Persebaya Surabaya yang mengoleksi delapan piala. Pangeran Biru bersanding dengan Persis Solo yang juga mengumpulkan tujuh gelar.
Ketika kompetisi Perserikatan dan Galatama dilebur menjadi Ligina pada 1994/1995 dan memakai nama Divisi Utama, Persib Bandung langsung keluar sebagai kampiun. Pangeran Biru sukses menundukkan Petrokimia Putra di partai puncak lewat gol semata wayang Sutiono Lamso.
Persib Bandung saat itu memiliki pemain kelas kakap di antaranya Peri Sandria, Yusuf Bachtiar, hingga Robby Darwis. Di kursi pelatih, Indra Tohir didapuk sebagai penanggung jawab tim.
Setelah menjadi juara Ligina edisi pertama, pencapaian Persib Bandung terjun bebas. Untuk menembus empat besar saja mereka tidak mampu. Baru ketika Ligina berubah menjadi Indonesia Super League (ISL) pada 2008/2009, tim dengan sebutan lain Maung Bandung ini berdiri di posisi keempat.
Hasil terburuk Persib Bandung di era Divisi Utama adalah pada musim 2006. Tim kebanggaan bobotoh ini tertatih-tatih di papan bawah dan nyaris terdegradasi.
Untungnya, Badan Liga Indonesia (BLI) selaku penyelenggara kompetisi waktu itu menghapus peraturan degradasi setelah gempa mengguncang Yogyakarta. Akibatnya, PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman menarik diri dari kompetisi. Di akhir musim, Persib Bandung terpuruk di peringkat ke-12 dari 14 tim Wilayah Barat.
"Saya optimistis kami bisa keluar dari zona degradasi," kata pelatih Persib Bandung waktu itu, Arcan Iurie, sebelum menghadapi Persija Jakarta.
Mengaum di ISL
Persib Bandung bangkit pada era ISL. Sejak 2008-2014, Pangeran Biru empat kali mengakhiri musim minimal di peringkat keempat.
Kemarau gelar Persib Bandung berakhir pada musim 2014. Pangeran Biru dinobatkan sebagai yang terbaik di Indonesia setelah mengalahkan Persipura Jayapura 5-3 melalui adu penalti di pertandingan final setelah bermain imbang 2-2 pada waktu normal.
Gelandang asal Mali, Makan Konate dan Ferdinand Sinaga menjadi tulang punggung keberhasilan Persib mengakhiri puasa trofi selama 19 tahun. Masing-masing pemain mencetak 13 dan 11 gol di ISL 2014.
"Saya bersyukur impian saya selama ini dapat terwujud. Saya bangga dengan kemenangan ini, saya bahagia seperti pemain lainnya," kata Ferdinand.
Advertisement
Paling Populer di Indonesia
Aman untuk menganggap bahwa Persib Bandung adalah tim terpopuler di Indonesia saat ini. Pamor Pangeran Biru itu begitu meroket setelah menjuarai ISL 2014.
Persib Bandung sangat kondang di Tanah Air. Saat bermain di kandang, bobotoh, pasti memenuhi stadion.
Ketika bermain tandang, bobotoh juga tidak akan membiarkan Persib Bandung bertanding sendirian.
Jumlah pengikut Persib Bandung di media sosial Instagram hingga Minggu (14/3/2021) pukul 14.00 WIB mencapai 4,4 juta followers. Dengan jumlah itu, Pangeran Biru menjadi klub dengan pengikut terbanyak di Indonesia.
Persib Bandung unggul jauh dari pesaing terdekatnya, Persija Jakarta. Tim ibu kota perlu tambahan 1,8 juta followers untuk menyalip Pangeran Biru sebagai tim paling populer di Indonesia.
Wakil Indonesia di Kancah Asia
Persib Bandung pernah tiga kali menjadi wakil Indonesia di kancah Asia. Pangeran Biru bermain di Liga Champions Asia (LCA) 1995 sebagai kampiun Liga Indonesia 1994-1995.
Persib Bandung berhasil mengalahkan wakil Thailand, Bangkok Bank FC 2-1 pada babak pertama dan menyingkirkan tim Filipina, Pasay City 5-2 di babak kedua.
Dua kemenangan ini mengantar Persib Bandung ke babak perempat final yang menggunakan sistem grup.
Bersaing dengan klub Korea Selatan, Ilhwa Chunma, tim Thailand, Thai Farmers Bank FC, dan kesebelasan Jepang, Verdy Kawasaki, Persib Bandung tidak mampu berbicara banyak. Pangeran Biru kalah dalam tiga pertandingan dan tersingkir di babak delapan besar.
Kesempatan kedua Persib Bandung membawa nama Indonesia di pentas Asia terjadi pada 2015. Berstatus jawara ISL 2014, Maung Bandung lolos ke babak eliminasi kedua LCA.
Namun, pencapaian Persib Bandung langsung terhanti di babak itu. Pangeran Biru dihajar wakil Vietnam, Ha Noi T&T 0-4.
Kekalahan ini bikin Persib Bandung turun kasta ke babak penyisihan Piala AFC di tahun yang sama.
Di fase grup Piala AFC, Persib Bandung begitu superior. Pangeran Biru berhasil tanpa celah dengan meraih tiga kemenangan dan tiga kali imbang mewalan wakil Myanmar, Ayeyawady United, wakil Maladewa, New Radiant, dan wakil Laos, Lao Toyotta FC.
Maung Bandung lolos ke babak 16 besar dengan atribut pemuncak Grup D.
Di sistem gugur ini, Persib Bandung bertemu wakil Hong Kong, Kitchee. Pada pertandingan yang bergulir satu leg, Pangeran Biru kalah 0-2 dan tersingkir dari Piala AFC.
Momen itu menjadi keikutsertaan terakhir Persib Bandung di turnamen antarklub Asia.
Advertisement