Sukses


Mukti Ali Raja Blak-blakan, Mengaku Dipaksa Jadi Pelatih oleh Bambang Nurdiansyah

Bola.com, Jakarta - Mukti Ali Raja mengaku keputusannya menjadi pelatih adalah atas desakan Bambang Nurdiansyah. Ia menceritakan bahwa ada perbedaan antara melatih dan menjadi pemain sepak bola.

Pada awal 2018, pemandangan sesi latihan Timnas Indonesia U-19 di lapangan ABC, Senayan, tampak ada yang berbeda dari biasanya. Sosok tinggi besar berambut gondrong ikut memberikan instruksi dari pinggir lapangan. Dia adalah Mukti Ali Raja.

Mukti Ali Raja mengaku bangga sekaligus tertantang dengan peran barunya. Menurutnya, kesempatan berada di staf kepelatihan Timnas Indonesia akan membuatnya lebih mudah dan lebih banyak belajar.

"Ini tantangan yang jelas berbeda dibandingkan di klub. Tentu saya senang dan bangga. Saya bisa belajar banyak dari Coach Bima dan pelatih lain di sini. Saya bisa belajar banyak dari mereka," ujar Mukti Ali Raja setelah sesi latihan Timnas Indonesia U-19 berakhir.

Tiga tahun berlalu, Mukti Ali Raja kini menjadi pelatih kiper Persita Tangerang, tim yang dulu juga pernah dibelanya. Perjalanan menuju karier kepelatihan yang diembannya ternyata cukup unik.

Pria yang mengawali kariernya di sepak bola sebagai seorang gelandang itu mengatakan, sempat berpikir keras mengenai kesibukan apa yang akan ia lakukan pascapensiun sebagai pemain. Hingga pada akhirnya, ia mendapatkan pencerahan dari Bambang Nurdiansyah.

"Sebenarnya kan pilihan seperti itu memang kembali ke kitanya lagi. Saya selalu menimbang, memikirkan matang-matang, dan terbuka kepada siapapun yang kasih masukan," kata Mukti Ali Raja.

"Orang yang memaksa saya (menjadi pelatih) adalah coach Bambang Nurdiansyah," ujarnya lagi.

Kendati demikian, proses dari mantan pemain menjadi pelatih tidaklah semudah yang ada di bayangan eks kiper Persija Jakarta tersebut. Ia pun harus 'belajar' dari Bambang Nurdiansyah selama dua musim.

"Oh iya, memang proses melatih itu susah. Menjadi pelatih berbeda dengan pandangan orang. Kalau orang yang nonton bola seperti biasa kan hanya bisa menyalahkan, memuji. Sementara kita harus menganalisa, menemukan masalah, mengobatinya," kata Mukti Ali Raja menambahkan.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Tak Bisa Menolak Tawaran Menjadi Pelatih Timnas Indonesia U-19

Mukti Ali Raja menceritakan, pemanggilan Timnas Indonesia U-19 dirasa sangat mendadak. Oleh karena itu, ia merasa beruntung Bambang Nurdiansyah pernah memaksanya jadi pelatih kiper.

"(Pemanggilan Timnas Indonesia U-19) Itu sifatnya mendadak. Jadi ada untungnya ketika coach Bambang mengarahkan saya jadi pelatih kiper, sebab kalau tidak, ya tidak ada bekal melatih," ujar Mukti Ali Raja.

Kesan mendadak tak membuat nyali Ali menciut. Ia justru senang karena dipercaya oleh negara merupakan kebanggaan yang tak bisa diukur oleh materi.

Ketika namanya dipanggil sebagai pelatih kiper Timnas Indonesia U-19, Mukti Ali Raja sedang bersama Persita. Tapi ia tak bisa menolak tawaran melatih Aqil Savik dkk.

"Ini pilihannya buat negara, ya apa boleh buat? Siap enggak siap ya harus maju. Kalau dibilang siap, ya enggak juga, tapi karena panggilan negara ya tetap harus berangkat," kata Mukti Ali Raja lagi.

 

3 dari 3 halaman

Pelajaran Berharga dari Luis Milla

Mukti Ali Raja tidak lama membantu Timnas Indonesia U-19. Terhitung pascapertandingan persahabatan kontra Jepang, ia tak melanjutkan kiprahnya.

Akan tetapi, banyak hal berharga yang ia dapatkan selama tiga pekan bersama Luis Milla. Filanesia, filosofi sepak bola Indonesia, jadi sesuatu yang paling berkesan buat dirinya.

"Keuntungannya di situ saya bisa praktik langsung, saya join dengan Luis Milla cs. Ada bahan materi latihan, yang kita kenal dengan istilah Filanesia," kata Mukti Ali Raja lagi.

"Waktu itu saya belum tahu. Tapi tiga Minggu saya praktik langsung materinya, begitu saya kursus, 'Oh ini yang namanya Filanesia'."

"Dengan kondisi saya yang masih minim pengalaman, saya selalu melecut diri saya (untuk menambah pengalaman). Walaupun saya hanya sampai friendly match lawan Jepang saya out dari Timnas, saya pikir itu adalah pengalaman berharga, tiga pekan bersama Luis Milla, dengan materi Filanesia, itu adalah hal yang sangat berguna," tegas Mukti Ali Raja.

Sumber: YouTube/Persita Tangerang Official

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer