Bola.com, Solo - Persita Tangerang tak mau larut dalam kesedihan usai kalah telak 1-3 dari Persiraja Banda Aceh dalam laga pertama grup D Piala Menpora 2021 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu (24/3/2021).
Gawang Persita Tangerang yang dikawal Anas Fitranto jebol tiga kali oleh aksi penyerang Persiraja, Assanur Rijal. Sementara Pendekar Cisadane (julukan Persita) hanya mampu membalas sebiji gol melalui Chandra Waskito.
Advertisement
Pelatih kepala Persita Tangerang, Widodo C. Putro meminta skuadnya untuk tidak patah semangat. Setidaknya masih ada dua pertandingan ke depan yang bisa dilalui dengan hasil yang lebih baik. Yakni berjumpa Persib Bandung dan Bali United.
"Dari kesalahan-kesalahan di pertandingan tadi, tentu harus saya lakukan rotasi karena ini pramusim. Saya berharap pemain kami tetap semangat, spirit terjaga walau kalah di laga pertama. Masih ada kesempatan untuk kami dan juga tim lain," ungkapnya usai pertandingan kontra Persiraja.
Menurutnya, ajang Piala Menpora bagi Persita adalah untuk mengukur kekuatan dan mengembalikan aura kompetisi bagi para pemainnya. Tidak lepas adanya kekosongan kompetisi satu tahun lamanya akibat pandemi COVID-19.
Adapun keikutsertaan Persita di Piala Menpora juga untuk memaksimalkan potensi pemain muda yang ada di timnya. Dari awal tidak ada target di turnamen ini, selain memaksimalkan pemain muda khususnya dari tim U-20 atau pemain lainnya yang perlu mendapatkan jam terbang.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Evaluasi Lini Depan dan Belakang
Meski demikian, evaluasi besar harus ditempuh usai kekalahan mencolok atas Persiraja. Khususnya untuk kinerja barisan pertahanan dan juga penyerangnya.
Tidak lain dalam proses terjadinya gol lawan yang tercipta, maupun banyaknya peluang yang gagal terselesaikan dengan baik. Seperti terkena mistar gawang maupun melenceng dari sasaran.
"Bagaimana peluang yang seharusnya bisa jadi gol, kerjasama yang sudah rapi, itulah sepak bola. Transisi dari menyerang ke bertahan juga menjadi kendala dalam laga tadi," tegas Widodo C. Putro.
Advertisement