Bola.com, Jakarta - Prestasi Miftahul Huda sebagai pemain terbilang datar. Pencapaian tertingginya adalah membawa Arema Malang dan Deltras Sidoarjo menembus Babak 8 Besar Liga Indonesia.
Meski begitu, kariernya di level klub terbilang awet. Pria asal Sidoarjo ini baru memutuskan gantung sepatu pada 2015 usai memperkuat tim Liga 3, Putera Jombang. Saat itu usianya sudah 42 tahun.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!
Advertisement
Sebelumnya, Miftahul Huda pernah berkostum Persekaba, Persida, Arema, Deltras, Persiba Balikpapan, PKT Bontang, Mitra Kukar, PS Sumbawa Barat dan Perseba Bangkalan.
Dalam channel youtube Omah Balbalan, Huda mengungkap kiat dan resepnya sehingga bisa bertahan lama sebagai pemain. "Sederhana saja. Saya selalu disiplin menjaga pola makan, istirahat cukup serta kerja keras dalam latihan. Saya juga berusaha menjaga hubungan baik dengan sesama pemain dan pelatih," tutur Huda.
Menurut Huda, sejatinya ia masih ingin bermain lebih lama. Namun, pada 2015, kompetisi sepak bola Indonesia terhenti menyusul perseteruan PSSI dengan pemerintah dalam hal ini Kemenpora. Dampak perseteruan ini, FIFA kemudian menjatuhkan sanksi buat Indonesia.
"Saya memutuskan pensiun dan memilih menjadi pelatih SSB," kata Huda yang kini sudah mengantongi lisensi kepelatihan C-AFC ini.
Sampai saat ini, Huda aktif menjadi pelatih di SSB Sikatan Muda Sedati, Sidoarjo. Miftahul Huda mengaku selain ingin berbagi ilmu dan pengalaman kepada pemain usia muda. Ia berharap pada suatu saat ia bisa menangani tim di level kompetisi resmi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hubungan Baik dengan Jaya Hartono dan Mustaqim
Pada kesempatan itu, Huda mengungkap dua nama pelatih yang berpergaruh banyak pada perjalanan kariernya yakni Jaya Hartono dan Mustaqim. Huda menjelaskan Jaya adalah pelatih pertamanya di kompetisi kasta tertinggi pada 2000. Jaya pula yang banyak memberikan masukan cara bermain sebagai bek sayap di Arema.
"Sebelumnya kan saya lebih dikenal sebagai striker dan penyerang sayap," kata Huda.
Jaya juga pernah mengajaknya bergabung ke Persik Kediri pada 2002. Tapi,kala itu, manajer Arema, Iwan Budianto menahannya.
"Saya baru kembali dilatih coach Jaya di Deltras Sidoarjo dan Persiba Balikpapan, terang Huda. Sementara dengan Mustaqim, Huda berkolaborasi bersama sang mentor pada tiga klub berbeda yakni PKT Bontang, Mitra Kukar dan PS Sumbawa Barat.
"Saya awet bekerja sama dengan mereka karena kami saling menghargai. Sebagai pemain, tugas saya adalah berkerja keras dalam latihan dan menjalankan instruksi pelatih saat pertandingan," pungkas Huda.
Advertisement