Bola.com, Jakarta - Nama Agustiar Batubara pernah mewarnai kompetisi sepak bola Tanah Air.
Pria kelahiran Surabaya 20 Agustus 1978 ini pernah berkostum Persebaya Surabaya, Gelora Dewata, Deltras Sidoarjo, Persiba Balikpapan, Pelita Jaya, Persela Lamongan, Gresik United, Barito Putera dan Persipur Purwodadi.
Baca Juga
Legenda Timnas Indonesia Ungkap Dua Kunci Lumpuhkan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Maarten Paes Bisa Jadi Penentu!
Gencar Naturalisasi Atlet, Menpora Tegaskan Tak Lupa Rencana Jangka Panjang
PSSI: Kalau Mau Jadi Singa Asia dan Lolos ke Piala Dunia, Timnas Indonesia Harus Menaturalisasi Pemain Keturunan
Advertisement
Di klub terakhir inilah, Ucok, sapaan akrabnya memutuskan pensiun pada 2014. Setelah gantung sepatu, Ucok membuka usaha laudry dan melatih pemain usia muda di SSB Kopra.
Ucok juga pernah menangani tim sepak bola Kodam XII/Tanjungpura. Belakangan, ia menjadi pengawai Satpol PP Kota Surabaya sejak 2019.
"Ini yang namanya rezeki. Saya mendapat gaji bulanan justru di usia yang tak lagi muda. Alhamdulillah, kini saya fokus menekuki pekerjaan sebagai anggota Satpol PP meski awalnya sempat kikuk dan malu juga," ujar Ucok dalam channel YouTube Pinggir Lapangan.
Ucok mengaku menjadi anggota Satpol PP tak pernah ada dalam benaknya. Apalagi ketika masih berkarier di sepak bola yang diawalinya dengan bergabung di Putera Gelora, klub amatir yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya pada 1992.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persebaya Junior
Hanya setahun menimba ilmu di Putera Gelora, Ucok terpilih memperkuat Persebaya Surabaya Junior yang berhasil menembus final Piala Soeratin sebelum takluk ditangan PSB Bogor lewat drama adu penalti di Stadion Gelora 10 November.
Setelah tiga musim berkutat di level junior, Ucok masuk dalam daftar tim senior Persebaya pada Liga Indonesia 1998/1999. Di tim yang ditangani mendiang Rusdi Bahalwan, Ucok sempat tiga kali mendapatkan menit bermain sepanjang kompetisi.
Seperti diketahui, pada musim itu, Persebaya gagal meraih trofi juara setelah kalah tipis 0-1 dari PSIS Semarang pada final yang berlangsung di Stadion Klabat Manado.
Advertisement
Jadi Kapten di Deltras dan Pelita Jaya
Selepas dari Persebaya, Ucok mencoba peruntungan di Gelora Dewata yang kemudian berturut berubah nama menjadi Gelora Putera Delta dan Deltras Sidoarjo. Di tim tetangga Kota Surabaya ini, nama Ucok mulai dikenal publik sepak bola Tanah Air.
Apalagi, semasa berkostum Deltras, Ucok sempat dipinjam juara Liga Indonesia 2002, Petrokimia Putera yang berpatisipasi di turnamen internasional LG Cup di Ho Chi Minh City, Vietnam.
Pada 2005, Ucok meninggalkan Deltras karena diajak Jaya Hartono yang menangani Persiba Balikpapan. Tak lama di Persiba, Ucok kembali ke Deltras bersama sang mentor. Di Deltras, Ucok merasakan atmosfer babak 8 Besar di Gelora Bung Karno, Jakarta pada musim 2007/2008.
Selepas musim itu, Ucok kembali berpetualang keluar Jawa Timur dengan bergabung di Pelita Jaya Purwakarta yang ditangani oleh legenda timnas Singapura, Fandi Ahmad. Di klub ini, Ucok didapuk sebagai kapten seperti yang dilakoninya di Deltras.
Ucok sempat meninggalkan Pelita Jaya untuk bergabung di Persela Lamongan selama semusim dan kemudian kembali lagi. Selepas dari Pelita Jaya, Ucok kemudian berturut-turut berkostum tim Divisi Satu (Liga 2), Gresik United dan Barito Putera yang dibawanya menembus Liga Super Indonesia (ISL).
Setelah dari Barito, Ucok pindah ke Persipur Purwodadi dan pensiun sebagai pemain pada 2014. "Setelah itu, atas saran ibu, saya membuka usaha laundry. Alhamdulillah bisa bertahan sampai saat ini," pungkas Ucok.