Bola.com, Jakarta - Banyak pemain sepak bola asing yang menemukan kehidupan baru di Indonesia, termasuk menjadi mualaf. Satu di antaranya ialah Antonio Claudio, mantan pemain Persija Jakarta.
Antonio Claudio termasuk pelaku sepak bola asing yang lama berkarier di Liga Indonesia baik sebagai pemain dan pelatih. Pria berdarah Brasil ini sudah berkiprah di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air sejak 1994.
Advertisement
Pencapaiannya terbilang lumayan dengan meraih trofi juara Liga Indonesia ketika berkostum Persija Jakarta pada musim 2000-2001.
Pria yang akrab disapa Toyo ini pertama kali berlabuh di Petrokimia Putera. Tapi, di klub Gresik itu, ia hanya sempat mengikuti sesi latihan.
"Saya tidak tahu apa pembicaraan antara manajemen Petrokimia dan Semen Padang sehingga saya akhirnya terbang ke Padang untuk berkiprah di Liga Indonesia edisi perdana," kenang Toyo dalam channel Youtube Minangsatu.
Bersama Semen Padang (SP), Toyo gagal menembus 8 Besar karena timnya hanya bertengger di peringkat lima Wilayah Barat.
Seperti diketahui, Liga Indonesia 1994-1995 dibagi dua wilayah, Barat dan Timur. Empat klub teratas tiap wilayah lolos ke putaran 8 Besar sampai final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Semusim kemudian, Antonio Claudio berkostum tim Padang lainnya, PSP Padang yang bersaing di Divisi I (Liga 2).
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Telepon dari PSP dan Memeluk Agama Islam
"Usai musim 1994-1995, saya pulang liburan ke Brasil. Di sana, saya mendapat telpon dari pengurus PSP yang mengajak saya jadi bagian tim. Saya pun menerimanya karena PSP menargetkan lolos ke Divisi Utama (Liga 1) musim berikutnya," kenang Toyo yang akhirnya membawa PSP Padang ke kasta tertinggi.
Tiga musim bersama PSP, Toyo hengkang ke Persebaya Surabaya pada 2000. Setelah itu, ia berpindah ke Persija dan kemudian meraih trofi juara pertamanya di kasta tertinggi sertelah mengalahkan juara bertahan PSM Makassar 3-2 pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, 7 Oktober 2001.
Toyo memeluk agama Islam pada 2000.
"Saya jadi mualaf atas keinginan sendiri. Sebelumnya, saya mendapat tuntunan dari guru agama yang didatangkan almarhum Pak Zamzami (manajer PSP). Saya pun belajar cara melakukan salat, bacaannya. Alhamdulillah, saya berterima kasih pada beliau," ungkap Toyo yang kemudian memiliki nama Islam, Fakhruz Zaman.
Advertisement
Dukungan Keluarga
Setelah bulat memilih jadi mualaf, Toyo sempat mengabari keluarga di Brasil.
"Alhamdulillah, ibu saya menyerahkan sepenuhnya ke saya untuk membuat keputusan. Beliau hanya berpesan agar saya bertanggungjawab dengan keputusan itu," kata Toyo.
Setelah memeluk Islam, Toyo mengaku nyaman menjalani kehidupannya bersama sang istri, Deria Eldesmarni serta kedua anaknya, Priscilia Claudia dan Claudio Beckham.
"Saya beruntung berada dalam lingkungan yang taat menjalankan agama Islam," pungkas Toyo.