Bola.com, Bandung - Persib Bandung gagal merengkuh gelar juara Piala Menpora 2021, setelah kalah secara agregat 1-4 dari Persija Jakarta di laga final. Usai menyerah 0-2 pada leg pertama di Sleman, Persib kembali bertekuk lutut 1-2 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (25/4/2021).
Tim berjulukan Pangeran Biru harus puas mengakhiri turnamen dengan predikat runner-up. Persib sejatinya memang masuk ke dalam daftar tim unggulan dan banyak yang menjagokan sebagai juara, bersanding dengan tim-tim besar lainnya.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!
Advertisement
Sayangnya Persib seperti dalam situasi antiklimaks di partai puncak. Hasil apik selama perjalanan di Piala Menpora pun, ternoda pada fase terakhir dan tergelincir di tangan klub rivalnya, Persija Jakarta.
Ada beberapa hal yang menjadi catatan plus minus perjalanan Persib selama mengarungi Piala Menpora 2021.
Bola.com punya ulasan menarik mengenai pelajaran yang didapat skuad asuhan Robert Rene Alberts dari gelaran turnamen pramusim ini. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahui ulasannya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sisi Positif: Punya Mental Juara
Penampilan Persib sepanjang turnamen Piala Menpora berjalan dengan baik dan sesuai target. Maung Bandung masuk dalam daftar tim favorit juara, melihat sepak terjangnya sebagai tim besar.
Persib juga memiliki komposisi pemain nomor satu mulai dari penjaga gawang hingga barisan penyerangnya. Siapa yang tak mengenal ketangguhan I Made Wirawan, Supardi, Nick Kuipers, Victor Igbonefo, Febri Hariyadi, Ezra Walian, Wander Luiz, sampai Frets Butuan.
Ditambah racikan taktik dan strategi polesan pelatih Robert Alberts yang sudah banyak makan asam garam sebagai pelatih berkualitas di Liga Indonesia. Terbukti Persib menunjukkan keganasan sejak fase penyisihan grup Piala Menpora.
Persib menyegel posisi juara grup D dengan nilai 7, hasil dua kemenangan dan satu kali draw. Laju Persib sulit terbendung di babak gugur, dengan menyingkirkan tim kuat Persebaya Surabaya pada perempat final.
Kemudian mengandaskan tim kuda hitam PSS Sleman di semifinal lewat laga yang menguras energi. Secara umum Persib menunjukkan kualitasnya sebagai tim yang sulit dikalahkan. Beberapa kali Supardi dan kawan-kawan menunjukkan mental juaranya.
Seperti saat jumpa Bali United di fase grup, yang sempat tertinggal terlebih dahulu sebelum akhirnya mampu membuat skor imbang di menit akhir. Kemudian paling kentara adalah dua kali pertemuan dengan PSS di semifinal.
Persib selalu tertinggal lebih dulu dari PSS, baik pertemuan di leg pertama maupun kedua. Bahkan Persib mampu membalikkan keadaan pada pertemuan di Sleman. Sementara leg kedua di Solo, Persib memastikan tiket ke final melalui gol balasan Ezra Walian.
Meski sayangnya Persib harus mengakui kehebatan Persija di partai final. Mental juara Persib tak terlihat di laga final, karena dua kali mereka bertekuk lutut, meski sempat menipiskan ketertinggalan pada final leg kedua.
Advertisement
Sisi Negatif: Loyo di Laga Pamungkas
Melihat perjalanan Persib di Piala Menpora, mereka begitu superior sejak fase grup. Tim pujaan Bobotoh tersebut juga mencatatkan predikat unbeaten alias tidak terkalahkan hingga di babak semifinal.
Bahkan status itu berjalan sejak kompetisi Shopee Liga 1 2020 lalu yang digugurkan akibat pandemi COVID-19. Sementara di Piala Menpora, Persib mencatat empat kemenangan dan dua kali draw.
Persib juga tercatat sebagai tim yang selalu mencetak gol selama babak penyisihan grup hingga babak semifinal. Begitu produktifnya Persib, melihat materi pemain yang dimiliki.
Akan tetapi semua seolah berubah 180 derajat saat memasuki babak final. Performa Persib loyo dalam dua pertemuan dengan Persija di final. Seperti tidak ada gairah dan hasrat Persib dalam memberikan perlawanan ke Persija.
Sebagai contoh pertemuan pertama final di Sleman, Persib menyerah 0-2. Menjadi satu-satunya laga yang dijalani Persib tanpa bisa mencetak gol. Mereka kehilangan konsentrasi sejak menit pertama dan kesulitan mengejar hingga laga berakhir.
Begitu juga saat leg kedua di Solo. Persib seperti sangat kesulitan mengimbangi permainan Persija, termasuk harus bermain dengan 10 orang saja sejak babak pertama.
Meski sempat memperkecil ketertinggalan dengan gol Ferdinand Sinaga, hal itu sudah terlambat. Hingga akhirnya Persib menyerah dengan agregat gol 1-4 dari Persija.
Tentunya menjadi catatan dan bahan evaluasi pelatih Robert Alberts dan seluruh pemainnya. Persib masih punya waktu dan persiapan lebih maksimal sebelum bergulirnya Liga 1 2021.