Bola.com, Jakarta - Satu lagi calon pelatih baru Arema FC muncul ke permukaan. Kali ini adalah mantan pelatih Semen Padang, Eduardo Almeida.
Pria asal Portugal itu kebetulan sekarang berstatus tidak melatih klub mana pun. Alhasil, dia bisa diboyong ke Malang kapan pun untuk melatih Arema FC.
Baca Juga
Advertisement
Ditambah lagi kisi-kisi yang diberikan manajemen Arema ada kecocokan dengan sosoknyaa, yakni pelatih asal Eropa yang filosofi sepak bolanya kental dengan Amerika Latin, plus sang pelatih pernah berkiprah di Indonesia.
Almeida berasal dari Portugal. Seperti diketahui, dalam konteks sepak bola, negara itu dijuluki Brasilnya Eropa. Dia juga punya pengalaman melatih di Indonesia. Pada musim 2019, dia setengah musim menangani Semen Padang. Sayang, dia tak bisa menyelamatkan tim berjuluk Kabau Sirah tersebut dari degradasi.
Ketika Almeida dikaitkan dengan Arema, mantan anak buahnya di Semen Padang, Irsyad Maulana, ikut senang. Apalagi Irsyad juga pernah menjadi bagian Arema pada musim 2013-2014.
“Saya tidak tahu kabar Coach Almedia akan ke Arema FC. Yang pasti dia pelatih bagus. Mungkin cocok di Arema,” jelas Irsyad yang kini membela Persita Tengerang itu, Selasa (27/4/2021).
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tipe Pelatih Tidak Banyak Bicara
Irsyad Maulana itu tidak lama merasakan polesan Almeida. Tapi dia sudah mengetahui pelatih itu punya kemampuan hebat.
“Dia tipikal pelatih yang tidak banyak bicara. Namun cara dia menyampaikan sesuatu terkait strategi dan lain-lain itu mudah masuk di otak,” tegas pemain yang pernah bermain di PSM Makassar itu.
Sayang, waktu itu Almeida tidak punya waktu lama di Semen Padang. Dia baru gabung di putaran kedua saat tim sudah berada di papan bawah.
Perlahan tapi pasti dia bisa memperbaiki permainan Semen Padang. Tapi jumlah pertandingan yang dimiliki tak cukup membuat klub kebanggaan warga Minangkabau itu selamat dari degradasi.
Advertisement