Bola.com, Jakarta - Tak banyak pemain yang tiga kali membawa timnya meraih trofi juara Liga Indonesia. Satu di antaranya adalah Anang Ma'ruf dengan pencapaian juara bersama Persebaya pada 1996/1997 dan 2004 serta Persija Jakarta di musim 2000/2001.
Sukses yang juga membuat nama Anang Ma'ruf masuk dalam daftar bek sayap kanan terbaik yang pernah beredar di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air dan Timnas Indonesia.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Melalui channel Youtube Omah Balbalan, Anang Ma'ruf mengungkapkan perjalanan panjangnya sebelum menjadi bek sayap papan atas Indonesia. Ia awalnya berposisi sebagai bek tengah ketika bergabung dengan Indonesia Muda (IM), klub amatir yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya.
Di IM, ia berduet dengan Bejo Sugiyantoro. Tampil apik bersama IM, keduanya pun berturut-turut terpilih masuk dalam skuad Persebaya Junior yang bertanding di Piala Soeratin kemudian menembus PSSI Primavera, sebuah program pembinaan usia muda yang berlatih dan berkompetisi di Italia.
Di PSSI Primavera inilah, posisi Anang Ma'ruf diubah oleh Danurwindo. Sang mentor melihat potensi besar yang dimiliki Anang jika menjadi bek kiri. Apalagi pada saat itu, di posisi bek tengah ada Eko Purjianto dan Yeyen Tumena.
Sedang gelandang bertahan jadi milik Bima Sakti. "Om Danur pun meminta saya bermain sebagai bek sayap kiri karena di kanan sudah ditempati Gusnedi Adang," kenang Anang.
Menurut Anang, ketika Danurwindo memintanya bermain sebagai bek sayap, ia pun rajin mengamati aksi para bek sayap di Serie A Italia. Ia pun kecantol dengan penampilan Marcos Evangelista de Morais alias Cafu, bek asal Brasil yang saat itu berkostum AC Milan. "Cafu memang bermain sebagai bek kanan. Tapi, cara kerjanya kan sama saja," ujarnya.
Selama di Italia, Anang pun tampil reguler sebagai starter di bek kiri. Penampilan apiknya bersama skuad Garuda Muda di kompetisi Primavera membuat Anang akhirnya mendapat kesempatan mengikuti tur Sampdoria ke kawasan Asia pada 1995.
Seperti diketahui pada tahun sebelumya, Sampdoria juga memasukkan nama Kurniawan Dwi Julianto dalam daftar pemain yang melakoni tur Asia.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Juara Bersama Persebaya dan Persija
Sepulang dari Italia, Anang Ma'ruf kembali ke Persebaya pada putaran kedua Liga Indonesia musim 1995/1996. Pada tahun sama, Anang jadi bagian tim sepak bola Jawa Timur meraih medali emas di PON 1996.
Pada ajang multievent inilah, Anang berganti posisi menjadi bek sayap kanan. Kali ini, pelatih yang memintanya mengubah posisinya adalah mendiang Rusdi Bahalwan, legenda sepak bola Jawa Timur.
Sejak itu, Anang lekat dengan posisi bek kanan. Pada musim 1996/1997, Anang jadi bagian dari Persebaya meraih trofi juara Liga Indonesia dan runner-up pada musim 1998/1999.
Selepas musim itu, dengan alasan ingin mencari suasana baru, Anang hengkang ke Persija pada 1999. Pada musim keduanya bersama tim Macan Kemayoran, Anang meraih trofi juara setelah mengalahkan PSM Makassar dengan skor 3-2 pada laga final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno.
Anang kemudian melengkapi trofi juaranya dengan menjadi pilar Persebaya pada musim 2004. Saat itu, Persebaya bersaing ketat dengan PSM. Bajul Ijo akhirnya juara di Liga Indonesia yang menerapkan kompetisi penuh setelah unggul selsih gol dengan Juku Eja yang mengoleksi poin sama 61.
"Saya meraih tiga trofi juara tak lepas karena keberuntungan. Saya juga kebetulan berada pada tim yang memiliki materi pemain berkelas saat itu," ujar Anang merendah.
Advertisement
Petaka Cedera
Sebagai bek sayap kanan, Anang populer karena memiliki akurasi umpan silang yang terbilang baik. Ia pun dikenal sebagai bek yang santun dan jarang melakukan pelanggaran yang tak perlu.
"Ketika bermain, saya mengutamakan rasa respek kepada pemain lain. Saya pun berusaha menghindari benturan dengan pemain tim lawan. Prinsip saya, kalau bisa mengambil bola dari lawan tanpa benturan kenapa harus bermain keras," ungkap Anang.
Meski sudah berusaha menghindar, Anang juga pernah mengawali cedera ketika diterjang pemain Persitara Jakarta, Sutikno pada partai Liga Super Indonesia 2009 di Stadion Soemantri Brojonegoro, Jakarta Selatan.
Akibat terjangan Sutikno, lengan kiri Anang patah dan terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit MMC, Kuningan, Jakarta Selatan. "Tapi, saya tidak dendam. Saat itu, saya berpikir cedera itu itu adalah risiko sebagai pemain sepak bola," pungkas Anang.
Â
Sumber: Channel Youtube Omah Balbalan