Bola.com, Jakarta - Sinar Braif Fatari semakin terang menderang. Kariernya melesat bak roket. Kualitasnya kini mulai diakui di tim senior, bukan lagi junior. Gelandang berdarah Sorong, Papua Barat yang lahir di Manado, Sulawesi Utara itu adalah masa depan Timnas Indonesia dan Persija Jakarta.
Bagi Braif Fatari, segalanya berubah drastis di tahun ini. Perjuangannya dalam tiga tahun belakangan tidak sia-sia. Di usianya yang baru menginjak 19 tahun, ia telah mengunci satu posisi di level timnas dan klub.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Start Braif Fatari di 2021 berjalan mulus. Dia berhasil membawa Persija menjuarai Piala Menpora. Braif juga bermain dua kali sebagai starter pada babak final melawan Persib Bandung. Dala dua partai itu, Braif mencetak satu gol.
Braif Fatari yang semula hanya berlabel supersub, pelan-pelan mulai mampu menggeser posisi Ramdani Lestaluhu untuk menemani Marc Klok dan Rohit Chand di lini tengah Persija.
Performa impresif Braif Fatari bersama Persija di Piala Menpora membuahkan satu tempat Timnas Indonesia. Pelatih Shin Tae-yong memanggilnya ke pemusatan latihan di Jakarta untuk menyongsong Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ditemukan oleh Pemandu Bakat Garuda Select
Pelatih blasteran Jerman dan Indonesia, Timo Scheunemann, berperan besar terhadap karier Braif Fatari. Dia yang merekomendasikannya masuk skuad Garuda Select pada awal 2019.
Ketika menggelar seleksi di Malang, Timo yang kala itu bertugas sebagai pemandu bakat Garuda Select terpukau dengan aksi Braif Fatari.
"Waktu itu saya mengikuti turnamen Piala Menpora 2017 di Bali mewakili Papua Barat. Di situ saya dilihat sama pelatih saya yakni coach Aples Tecuari. Setelah itu saya disuruh ke Malang untuk seleksi pemain yang direkomendasikan masuk ke Garuda Select 2019," kata Braif Fatari.
"Dan bersyukur bersama 23 pemain lainnya saya terpilih masuk tim Garuda Select 2019 yang berlatih selama enam bulan di Inggris. Setelah itu pada 2019 saya terpilih masuk ke Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 di Vietnam," imbuh Braif Fatari.
Braif Fatari, yang saat itu berstatus tanpa klub, disodorkan Timo kepada Direktur Teknik Garuda Select, Dennis Wise dan pelatih Des Walker. Dia lalu berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan 22 pemain terpilih lainnya.
Pada Januari 2019, Braif Fatari bersama Garuda Select terbang ke Inggris untuk berlatih dan beruji coba di sana selama beberapa bulan.
Advertisement
Diasah Fakhri Husaini, Dimatangkan Shin Tae-yong
Sepulangnya dari Inggris bersama Garuda Select, pemain kelahiran 9 April 2002 ini dilirik oleh pelatih Timnas Indonesia U-19 saat itu, Fakhri Husaini.
Braif Fatari lalu menjadi anggota tetap di Timnas Indonesia pada 2019. Namun, perannya hanyalah sebagai pemain pelapis. Dia kalah bersaing dari Beckham Putra dan Rendy Juliansyah untuk posisi gelandang serang.
Dilihat dari permainannya kala itu, pergerakan Braif Fatari masih cukup lambat sebagai gelandang serang. Gaya mainnya juga kurang ngotot. Namun, ia punya skill individu yang cukup memadai.
Situasi Braif Fatari di Timnas Indonesia U-19 berubah drastis di era Shin Tae-yong pada awal 2020. Pelatih asal Korea Selatan itu mulai memercayainya sebagai pemain utama, namun dengan mengubah posisinya.
"Coach Shin Tae-yong orangnya tegas, disiplin, profesional, dan terus berusahan untuk membuat saya menjadi lebih baik lagi," kata pengidola Boaz Solossa dan Kevin de Bruyne ini terkait figur Shin Tae-yong.
Selama dilatih Shin Tae-yong, posisi Braif Fatari didorong sedikit ke depan menjadi penyerang lubang. Sebab, Timnas Indonesia U-19 tidak mengenal posisi gelandang serang dalam formasi 4-4-2 dan 4-4-1. Dua gelandang di tengah adalah pemain dengan tipikal sama, atau minimal seorang petarung dan pengalir bola.
Â
Braif Fatari bukanlah gelandang dengan tipe seperti itu. Ketika bermain, ia cenderung menonjolkan kelebihannya dalam mengolah bola dan penetrasi ke lini pertahanan lawan.
Hadiah untuk Braif Fatari
Ketika Timnas Indonesia U-19 melakukan pemusatan latihan di Kroasia pada Agustus-Oktober 2020, Braif Fatari menjadi satu di antara pemain yang paling sering merumput.
Saat Piala Dunia U-20 2021 dipastikan batal, praktis Timnas Indonesia U-19 nihil kegiatan. Shin Tae-yong menyiasatinya dengan mempromosikan sejumlah pemainnya, termasuk Braif Fatari, ke tim yang lebih senior.
Pada Desember tahun lalu, Shin Tae-yong menghadiahi tiket pemusatan latihan Timnas Indonesia proyeksi SEA Games 2021 untuk Braif Fatari.
Kepercayaan Shin Tae-yong terhadap Braif Fatari masih berlanjut. Dia dikirimkan tiket ke Timnas Indonesia senior pada akhir April 2021. Dalam waktu singkat, ia berpeluang menjadi andalan di level timnas dan klub.
"Saya ingin menjadi pesepak bola yang sukses dan bisa berkarier di kompetisi Eropa. Selain itu, saya ingin mengantarkan Timnas Indonesia meraih prestasi," imbuh Braif Fatari terkait impiannya di masa depan.
Advertisement