Bola.com, Samarinda - Presiden Borneo FC, Nabil Husein, mengkritik keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI terkait penyelenggaraan Liga 1 2021/2022 tanpa penerapan sistem degradasi. Menurut Nabil, hal itu menjadi kemunduran untuk sepak bola Indonesia.
Keputusan penyelenggaraan Liga 1 2021/2022 tanpa degradasi disepakati dalam rapat Exco PSSI pada 3 Mei 2021. Keputusan itu diambil dengan mempertimbangan keinginan mayoritas dari klub.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Pandemi COVID-19 menjadi dasar utama penerapan kompetisi tanpa degradasi. Nantinya, Liga 1 musim depan akan diikuti 20 klub yang dua di antaranya merupakan juara dan runner-up Liga 2 2021/2022.
"Borneo FC ingin sepak bola yang jelas aturannya. Karena dengan tanpa degradasi, satu kemunduran sepak bola Indonesia," kata Nabil Husein.
Pernyataan Nabil Husein tentu memiliki dasar yang kuat. Tak adanya sistem degradasi membuat Liga 1 tak akan menarik dan mengurangi nilai kompetitif dari persaingan.
Hal itulah membuat klub diprediksi tak akan terlalu mati-matian dalam melakoni Liga 1 2021/2022. Situasi yang justru bakal mencuri perhatian terjadi di Liga 2 di mana perebutan tiket ke Liga 1 bakal berlangsung ketat dan kompetitif.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Demi Kebaikan Klub
Anggota Exco PSSI, Hasani Abdulgani, mengaku pihaknya tidak mudah dalam mengambil keputusan menerapkan tak adanya degradasi pada Liga 1 2021/2022. Hasani Abdulgani menyebut, keputusan ini diambil setelah pihaknya mengetahui betapa compang-campingnya klub-klub untuk tetap hidup di tengah pandemi.
"Orang-orang banyak bertanya, kenapa? Kalau orang tak punya klub, susah menceritakannya. Apalagi kalau seorang suporter. Bagi seorang yang punya klub, ini sangat berat. Bagi seorang yang punya perusahaan, hari ini sangat berat karena dampak dari kondisi ini," jelas Hasani.
"Ditambah kompetisi musim ini tanpa penonton. Klub tak dapat pemasukan kecuali subsidi dari operator kompetisi. Setelah pertimbangan-pertimbangan itu, klub-klub ini tidak akan maksimal nantinya karena faktor ekonomi tadi. Bisa-bisa kalau kami paksakan, klub bisa mundur."
"Jadi dengan segala pertimbangan, kami bilang, ya sudahlah akhirnya teman-teman di Exco PSSI ada yang setuju dan tidak, tapi mayoritas sepakat kalau Liga 1 2021/2022 tidak ada degradasi. Namun, musim depan kembali lagi ke format awal," terang Hasani.
Advertisement