Bola.com, Malang - Striker gaek yang berusia 40 tahun, Alberto Goncalves, belum pensiun sebagai pesepak bola profesional. Kini, dia jadi bagian Persis Solo di Liga 2 2021.
Alberto Goncalves sebenarnya sudah menyiapkan diri terjun di dunia kepelatihan jika nantinyaa memutuskan pensiun. Kini, pemain yang sudah jadi WNI lewat proses naturalisasi itu sudah memegang lisensi kepelatihan C AFC.
Advertisement
Selain itu, pada Jumat (7/5/2021) pekan lalu, pemain yang akrab disapa Beto itu baru saja mendapat jabatan baru. Dia didapuk menjadi direktur teknik akademi sepakbola di Malang, yakni Brazil Style Football Accademy.
Penunjukan Beto itu diumumkan oleh pendiri akademi, Claudio de Jesus. Dia mantan pemain Arema FC yang berasal dari Brasil, dan kini berdomisili di Malang.
“Saya ajak Beto jadi direktur teknik di akademi ini. Dia senang sekali dan menerimanya. Beto punya pengalaman luar biasa dan tahu bagaimana sepak bola anak-anak di Brasil, karena dia lahir dan besar di sana,” kata Claudio, Minggu (9/5/2021).
Lantaran belum pensiun, Alberto Goncalves baru bisa bekerja jarak jauh. Tapi beberapa waktu dia akan turun langsung melihat sesi latihan di Malang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pantau dari Jauh
Jika sedang beraktivitas bersama Persis Solo, mantan penyerang Persipura Jayapura itu akan mengawasi dari jarak jauh.
“Tugas Direktur Teknik mengirim program latihan. Jika dia libur, akan datang ke Malang untuk kasih latihan anak-anak dan kerja bersama. Kehadiran Beto tentu membuat akademi ini lebih kuat,” sambungnya.
Akademi Brazil Style Football ini sesuai namanya, memakai filosofi sepak bola Brasil. Banyak pemain dan pelatih Brasil yang didatangkan untuk memberikan ilmu kepada pemainnya.
Claudio mendirikan akademi ini sejak 2009. Waktu itu dia baru pensiun bersama rekannya sesama pemain Brasil, Joao Carlos. Namun Joao memilih pulang ke Brasil beberapa tahun setelah itu. Sementara Claudio tetap berjuang di Malang karena dia menikah dengan perempuan Indonesia.
Advertisement