Bola.com, Semarang - Sejumlah tim telah mempersiapkan diri menyongsong kompetisi Liga 1 2021/2022 dengan menjalani program latihan, baik yang digelar bersama maupun mandiri. Mayoritas klub tidak ingin para pemainnya mengalami penurunan kondisi lagi setelah sempat naik ketika Piala Menpora 2021 digelar.
Sejumlah tim juga masih adem ayem soal persiapan latihan, di mana para pemainnya diminta berlatih secara mandiri. Mayoritas tim memang masih menantikan bagaimana pengumuman resmi terkait pelaksanaan Liga 1, termasuk format pelaksanaannya.
Baca Juga
Cristian Gonzales Tawarkan Diri ke Erick Thohir Jadi Pelatih Striker Timnas Indonesia setelah Tersingkir dari Piala AFF 2024
Erick Thohir: Dengan Kualitas Pelatih dan Pemain Hari Ini, Seharusnya Timnas Indonesia Bisa Tembus Semifinal Piala AFF 2024
3 Penyebab Timnas Indonesia Gagal Total di Piala AFF 2024: Tidak Ada Gol dari Pemain Depan!
Advertisement
Dalam rencananya, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru menggulirkan kompetisi Liga 1 pada awal Juli. Kemudian disusul oleh kompetisi Liga 2. Saat ini tengah marak diperbincangkan mengenai kompetisi tanpa degradasi di Liga 1 dan pertandingan dipusatkan di Jawa dengan sistem gelembung atau bubble.
Sistem ini tampak menganut model turnamen Piala Menpora 2021. Hal tersebut pula telah dibahas dalam rapat anggota Exco PSSI belum lama ini. Satu di antara anggota Exco PSSI, sekaligus CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, turut angkat bicara menanggapi wacana format kompetisi Liga 1 yang akan bergulir.
Menurut Yoyok Sukawi, pelaksanaan pertandingan Piala Menpora 2021 bisa menjadi role model. Tidak hanya pertandingan di atas lapangan, turnamen pramusim dianggap berhasil berjalan lancar hingga akhir, sekaligus sukses melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.
"Berkaca dari situ, kami membahas banyaknya usulan dari klub Liga 1 dan Liga 2 agar keberhasilan di Piala Menpora bisa diterapkan di Liga 1. Jadi walau formatnya home and away, tapi dibuat formula seperti Piala Menpora," ujar Yoyok Sukawi, Rabu (12/5/2021).
"Dalam turnamen kemarin, setiap tim bertemu di venue yang relatif tidak jauh jaraknya. Misalnya PSIS bertemu Arema di Solo, itu bisa mengurangi risiko penyebaran COVID-19. Pembiayaan juga hemat. Intinya fokus supaya sepak bola tidak menimbulkan klaster baru," lanjut CEO PSIS Semarang itu.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengakomodasi Permintaan Klub
Yoyok Sukawi juga memberikan contoh setiap tim akan melakoni 17 pertandingan untuk putaran pertama dalam semusim. Kemudian misalnya empat pertandingan dengan lawan-lawan yang digelar di tempat yang sama.
Kemudian dilanjutkan untuk pekan-pekan berikutnya dengan lawan yang berbeda, bisa digelar di tempat atau stadion lain. Tentunya regulasi sistem poin dan klasemen tetap berlaku pada umumnya.
Ia menilai formula tersebut untuk meminimalkan perjalanan jauh antarklub. Mencegah adanya klaster yang bisa timbul, jika kompetisi Liga 1 kembali ke format sedia kala, di saat kondisi pandemi COVID-19 belum reda.
"Wacara itu nanti disampaikan dalam managers meeting. Permintaan hampir semua klub, karena rasanya sulit melaksanakan pertandingan di kandang sendiri dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Itu berat," ujar pria bernama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya itu.
"Selain itu meminalkan kesulitan klub mengurus izin pertandingan di daerah. Jadi tidak ada lagi pertandingan ditunda karena perizinan," tegasnya.
Advertisement