Bola.com, Makassar - Sosok Vigit Waluyo kental mewarnai perjalanan sepak bola Indonesia. Putra HM. Mislan, pendiri Gelora Dewata ini juga kerap dikait-kaitkan dengan berbagai kontroversi yang melanda kompetisi Tanah Air, khususnya pada momen akhir penentu sebuah tim promosi atau degradasi.
Padahal, perjuangan dan pengorbanan Vigit mendanai tim khususnya di Gelora Dewata dan Deltras Sidoarjo terbilang berdarah-darah. Hal itu diungkap Nus Yadera, mantan pemain Gelora Dewata era Galatama yang belakangan menangani Deltras Sidoarjo sebagai pelatih di Liga Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Dalam channel Youtube Omah Balbalan, Nus Yadera menceritakan pahit manis pengalamannya bekerjasama dengan Vigit serta sisi humanis sang bos.
"Mas Vigit sangat perhatian ke pemain. Beliau rela habis-habisan mengorbankan harta pribadinya untuk menopang operasional tim," kenang Nus Yadera.
Di mata Nus Yadera, Vigit sangat dekat dengan pemain. Meski berstatus anak pemilik klub, Vigit berbaur dengan keseharian pemain.
"Mas Vigit juga kerap bercanda dan sesekali ikut memijit pemain sebagai bentuk perhatian. Perhatian ini membuat kami merasa nyaman dengan beliau," kata Nus Yadera yang membawa Gelora Dewata meraih juara Piala Liga dan runner-up Galatama musim 1993/1994.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Humanis
Sisi humanis Vigit membuat pemain Gelora Dewata loyal sulit menolak permintaan sang bos. Termasuk Nus Yadera yang tetap memaksakan diri tampil meski baru saja menjalani operasi hernia pada 1995. Menurut Nus Yadera, kala itu, ia masih butuh istirahat pasca operasi.
Tapi, Vigit meminta untuk bermain saat Gelora Dewata menjamu PKT Bontang.Alasan Vigit, hanya Nus Yadera yang pas untuk mematikan pergerakan playmaker PKT, Fakhri Husaini yang dikenal dengan umpan terukur dan kerap jadi pemecah kebuntuan dengan golnya.
Nus Yadera pun memenuhi permintaan Vigit dan sukses menjalankan tugasnya. Gelora Dewata pun menang dengan skor 1-0. Meski pencetak gol pada laga itu adalah Mbog Nyetam Jeremy, Nus Yadera didaulat menjadi pemain terbaik pada laga itu.
"Hadiahnya satu unit televisi," kata Nus Yadera.
Advertisement
Momen Menyentuh di Deltras
Setelah bekerjasama dengan Vigit di Gelora Dewata sebagai pemain, Nus Yadera kembali bersama sang bos saat klub itu sudah berganti nama menjadi Deltras Sidoarjo sebagai pelatih.
Nus Yadera pun mengungkap satu momen menyentuh bersama Deltras dan Vigit pada musim 2011. Kala itu, Deltras dilanda krisis finansial yang akut.
Vigit yang mengelola manajemen klub pun sudah habis-habisan mengeluarkan dana pribadinya dengan menjual rumah dan mobilnya untuk menutupi biaya operasional tim. Sementara dana talangan APBD yang dijanjikan Pemkab Sidoarjo selaku pemilik Deltras tak kunjung cair.
Alhasil, sejumlah pemain pilar melakukan aksi mogok latihan dan menolak tampil saat Deltras menjamu Persija Jakarta di Stadion Gelora Sidoarjo. Mereka menuntut pembayaran gaji dan bonus yang tertunda.
Situasinya jadi pelik karena laga itu sudah dijadwalkan bakal disiarkan langsung oleh stasiun televisi Anteve, sebagai pemegang hak siar. Sebagai pengelola, Vigit pun mencoba mengantisipasinya dengan meminta Nus Yadera menyiapkan pemain Deltras U-21 untuk menghadapi Persija.
"Saya pun mempersiapkan tim sampai hari pertandingan. Sementara pemain pilar termasuk pemain asing seperti Marcio Sousa dan Danilo Fernando tetap dengan pilihannya untok mogok," kata Nus Yadera.
Namun, semangat sepak bola akhirnya muncul sebagai pemenang. Beberapa jam sebelum pertandingan berlangsung, para pemain pilar mengubah keputusannya.
Mereka pun bersedia tampil. Alhasil, karena waktunya sudah mepet, para pemain tak menggunakan bus ke stadion karena jalan macet. "Kami memakai sepeda motor masing-masing. Ada juga yang dibonceng suporter ke stadion," pungkas Nus Yadera.