Bola.com, Makassar - Wawan Darmawan termasuk pemain penting saat Niac Mitra meraih trofi juara Galatama 1987/1988. Bersama klub elite Surabaya itu pula, pemain asal Kabupaten Jombang tersebut bukan hanya bisa mengunjungi sejumlah kota di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Ia pernah merasakan atmosfer Piala Champions Asia 1988/1989 dan berkostum Timnas Indonesia.
Dalam channel youtube Omah Balbalan, Darmawan mengaku menikmati berbagai momen berkesan di Niac Mitra sampai klub tersebut bubar pada 1990.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
"Yang paling berkesan di Niac Mitra adalah kebersamaan dan kekeluargaan yang tinggi. Pemain pun memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi bersama Niac Mitra," ujar Darmawan.
Padahal, pada awal dirinya bergabung di Niac Mitra, Darmawan sempat berpikir pulang ke Jombang untuk melanjutkan kariernya sebagai calon pegawai negeri sipil (PNS). Pasalnya, selain dihadapkan oleh latihan yang keras, ia juga lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pemain cadangan.
Dalam momen tersebut, Darmawan menunjuk peran penting Rudy Keltjes, legenda Niac Mitra yang saat itu sudah menjadi asisten M. Basri, sang pelatih kepala.
Setiap hari Darmawan tidak hanya mendapatkan suntikan motivasi dari Rudy, tapi juga mendapatkan gemblengan teknik.
"Mas Rudy bilang, dia dulu orang desa. Jangan sasmpai kalah bersaing dengan pemain kota. Kemampuan saya pun makin berkembang berkat bimbingan Mas Rudy," kisahnya.
Itulah mengapa, selain bekerja keras dalam latihan reguler seperti pemain Niac Mitra lainnya, Darmawan juga berlatih mandiri untuk meningkatkan kemampuan fisik dan staminanya.
"Dulu, saya sempat bertanya-tanya, kenapa beberapa teman bergegas keluar mes saat istirahat siang. Diam-diam saya mengikuti mereka. Ternyata mereka latihan mandiri di sebuah lapangan," ujar Darmawan.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Tampil di Liga Indonesia
Setelah Niac Mitra membubarkan diri pada 1990, Darmawan sempat menghilang dari orbit Galatama. Ia menerima ajakan Mudayat, legenda sepak bola Jawa Timur yang mengajaknya bekerja di anak perusahaan PLN sekaligus bergabung di Suryanaga, klub amatir Surabaya yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya. Tapi, ia tidak pernah berkostum Persebaya.
Malah pada Liga Indonesia 1994/1995 yang merupakan edisi perdana penyatuan kompetisi Perserikatan dan Galatama, Darmawan sempat bergabung bersama Warna Agung. Darmawan hanya tampil semusim di Liga Indonesia.
Setelah itu, ia memutuskan gantung sepatu dan kembali ke Jombang, kampung halamannya. Pernah berstatus pemain Timnas Indonesia, Pemkab Jombang menerimanya sebagai pegawai dengan menempatkannya di Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Belakangan, sejak 2007, Darmawan ditarik ke Dinas Perhubungan Kabupaten Jombang sampai saat ini. Dalam sela-sela kesibukannya sebagai pegawai Dishub Jombang, Darmawan mengaku masih menjaga kebugarannya dengan sesekali bermain sepak bola dengan eks pemain atau rekan sekantornya.
"Saya juga kerap menjadi juri lomba burung dan atas seizin Allah SWT, saya membantu mengobati warga yang menderita sakit," pungkas Darmawan.
Advertisement