Bola.com, Jakarta - Setelah sukses mengimbangi Thailand, Timnas Indonesia akan dijajal Vietnam dalam lanjutan babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G zona Asia di Stadion Al-Maktoum, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Senin (7/6/2021) malam WIB.
Vietnam boleh diunggulkan dengan statusnya yang masih berpeluang lolos, sementara kans tim Merah-Putih sudah tertutup. Namun anak asuh Shin Tae-yong punya potensi besar membuat kejutan, seperti ketika memaksa Thailand bermain imbang 2-2.
Baca Juga
Deretan SWAGs Pemain Diaspora Timnas Indonesia: Atlet hingga Supermodel Papan Atas Dunia, Ada yang baru Go Publik Bikin Cegil Patah Hati
Belum Bisa Move On! Kevin Diks Mengenang Momen Perdana Menyanyikan Indonesia Raya di SUGBK
Jay Idzes dan 3 Bek Serie A yang Layak Pindah ke Premier League: Tangguh bak Karang
Advertisement
Melihat performa yang ditunjukkan, Evan Dimas dkk. peluang mengejutkan Vietnam tak kalah besarnya. Dengan catatan, perlu mengurangi kelemahan akibat kesalahan mendasar yang masih sering dilakukan.
Beberapa catatan yang dilakukan dalam laga sebelumnya kontra Thailand, tak boleh terulang berdua Vietnam. Apa saja kelemahan-kelemahan di Timnas Indonesia? Berikut ulasannya versi Bola.com.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Terburu-buru
Melihat penampilan melawan Thailand, beberapa pemain masih terlihat terburu-buru. Sejumlah blunder masih sering dilakukan seperti kesalahan passing ke rekan dan hilangnya komunikasi, membuat bola dapat dengan mudah direbut lawan.
Transisi dari bertahan ke menyerang yang dilakukan, berjalan kurang rapi. Anak asuh Shin Tae-yong seperti tergesa-gesa dalam membangun sebuah serangan. Banyak kesempatan yang seharusnya lebih dapat dimaksimalkan dengan fisik yang prima.
Timnas Indonesia perlu meminimalisir hal ini, terlebih lawan yang dihadapi adalah Vietnam yang punya tipikal permainan seperti Thailand. Dengan bermain lebih sabar, kesempatan untuk mengalahkan Vietnam juga lebih besar.
Advertisement
2. Kurangi Bermain Long Pass
Secara umum, cara bermain Asnawi Mangkualam dkk. tidak membosankan, karena punya banyak peluang yang diciptakan. Bahkan bisa dua kali mengejar ketertinggalan dari lawan.
Namun ada beberapa kali kebiasaan bermain umpan panjang masih dilakukan. Bermain long pass dari belakang langsung ke depan, kurang efektif karena kubu lawan juga punya postur tinggi dan permainan tidak kalah cepatnya.
Namun dengan permainan umpan satu dua sentuhan, justru lebih efektif. Terbukti dengan proses dua gol ke gawang Thailand, saat kolaborasi Syahrian Abimanyu dan Kadek Agung, serta Egy Mualana dengan Evan Dimas, terjadi karena skema umpan terobosan akurat.
3. Maksimalkan Peluang
Permainan ofensif tim Merah-putih ditunjukkan dengan dua gol yang berhasil dilesakkan ke gawang Thailand. Mampu mengejar dua kali ketertinggalan, menjadi bukti penyerangan tak kalah apiknya.
Bahkan sebenarnya, Timnas Indonesia mampu unggul atas Thailand, jika beberapa peluang bisa dikonversi menjadi gol. Sayangnya sejumlah kans tidak dapat dimaksimalkan dengan baik, karena kurang tenang.
Peluang seperti dari Egy Mualana di babak pertama seperti terbuang percuma karena seperti bingung antara ingin diselesaikan sendiri, atau diberikan kepada rekannya yang punya posisi lebih baik. Melawan Vietnam, kekurangan ini tak boleh terulang kembali.
Advertisement
4. Jaga Fokus
Dua gol Thailand dalam laga sebelumnya, bisa menjadi catatan dan bahan evaluasi bagi Timnas Indonesia. Yakni tingkat konsentrasi para pemain yang lemah terutama pada awal-awal permainan.
Gol pertama lahir pada saat laga baru berjalan empat menit. Kemelut menghadapi skema sepak pojok. Begitu juga gol kedua Thailand yang terjadi lima menit setelah turun minum.
Menariknya, gol-gol Thailand tercipta lewat umpan diagonal karena memanfaatkan keunggulan postur tubuh. Hal ini tak boleh terjadi lagi saat bertemu Vietnam, dengan kualitas permainan yang hampir sama seperti Thailand. (Vincentius Atmaja)