Bola.com, Makassar - Timnas Indonesia akan menantang tuan rumah Uni Emirat Arab di Stadion Zabeel, Dubai, Jumat (11/6/2021). Bagi Tim Garuda, laga ini merupakan kiprah terakhir di Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Sementara UEA masih akan menghadapi Vietnam yang jadi pesaing kuat mereka untuk mendapatkan tiket otomatis ke babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia sebagai juara grup pada 16 Juni 2021.
Dengan materi yang lebih merata secara skill dan pengalaman, UEA lebih dijagokan untuk menekuk Timnas Indonesia. Apalagi mereka butuh kemenangan untuk menjaga peluang menjadi juara grup. Saat ini, skuad asuhan Bert van Marwijk tertinggal dua poin dari Vietnam yang sudah mengoleksi 14 poin.
Baca Juga
Bisa Bangga Dikit Nih! Timnas Indonesia Menempati Urutan Teratas di Antara 3 Tim Termuda di R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Bahrain Siap-Siap Kena Sanksi Berat dari FIFA jika Ngotot Enggak Mau Main Vs Timnas Indonesia di Jakarta
Timnas Indonesia Keok di Markas China, Pengamat: Akibat Kesalahan Sendiri
Advertisement
Ketika dihubungi Bola.com, Kamis (10/6/2021), pelatih asal Malaysia, Raja Isa, menilai Timnas Indonesia tetap memiliki potensi membuat kejutan pada pertandingan nanti. Menurut Raja Isa yang kini menangani klub kasta tertinggi Bangladesh, Muktijoddha Sangsad KC, meski lebih dijagokan sejatinya UEA menghadapi tekanan yang besar karena harus memenangi pertandingan.
Secara teknis, Raja Isa memprediksi UEA kembali mengandalkan permainan umpan pendek dengan satu atau dua sentuhan untuk unggul dalam penguasaan bola. Dalam situasi seperti itu, Ali Mabkhout dkk. menunggu lawan lengah sekaligus membuka peluang mencetak gol.
"Umpan pendek dengan mengarahkan bola di sela atau ruang kosong formasi bek sejajar menjadi senjata utama UEA. Mereka mampu memperlihatkannya ketika melibas Malaysia dengan skor 4-0," ujar Raja Isa.
Pada laga kontra Malaysia, Ali Mabkhout dan Fabio Virginio de Lima sama-sama mencetak dua gol. Nama terakhir merupakan pemain naturalisasi asal Brasil yang kerap beroperasi di belakang striker atau penyerang sayap mereka. Selain Fabio, UEA juga memiliki satu pemain berdarah Brasil, yaitu Caio Canedo Correa yang berposisi sebagai gelandang serang.
"Ali dan Fabio adalah kartu As UEA untuk menjebol gawang lawan. Pergerakan keduanya harus diwaspadai, terutama di area 16," ujarnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pressing Ketat
Menurut Raja Isa, kelebihan UEA dalam permainan bola pendek bisa diminimalkan dengan melakukan pressing ketat saat akan menguasai bola. Itulah mengapa mantan pelatih PSM Makassar dan Persipura Jayapura itu berharap Timnas Indonesia tetap bermain normal dengan melakukan pressing ketat seperti yang diperagakan saat menghadapi Thailand dan Vietnam.
Masalahnya, Timnas Indonesia tidak memiliki stamina yang memadai untuk terus melakukan pressing ketat sepanjang 90 menit laga. Terkait hal ini, Raja Isa menyarankan Rizky Ridho dkk. bisa mengatur ritme agar stamina dan fisik bisa terjaga. Misalnya dalam 10 hingga 20 menit pertama bermain menekan dan kemudian menurunkan tempo dengan tetap menjaga konsentrasi.
"Ritme permainan UEA tidak secepat Thailand dan Vietnam. Ini celah yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia,"Â ujar Raja Isa.
Advertisement
Pertahankan Shin Tae-yong
Sementara itu, Raja Isa kembali meminta publik sepak bola Indonesia bersabar menunggu hasil kerja Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia. Ia merujuk langkah Vietnam yang tetap percaya dengan Park Hang-seo meski kiprah awalnya sebagai pelatih pada 2015 kurang baik.
"Coach Park Hang-seo sempat menjadi bulan-bulanan kritik. Mulai dari anggapan usianya yang sudah tua sampai metode kepelatihannya yang dinilai kuno. Tapi, Federasi Sepak Bola Vietnam tetap mempertahankannya. Hasilnya bisa dilihat sekarang," ujar Raja Isa.
Apalagi Shin Tae-yong memang belum benar-benar menangani Timnas Indonesia karena kondisi sepak bola yang tidak bagus karena terhentinya kompetisi.
"Berikan waktu untuk coach Shin Tae-yong untuk membuktikan kemampuannya. Masih ada sejumlah pertandingan atau turnamen yang akan dihadapi Indonesia setelah ini, seperti SEA Games dan Piala AFF. Harus ada evaluasi, saya pikir tidak masalah demi perkembangan prestasi Timnas Indonesia ke depan," pungkas Raja Isa.