Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia kembali remuk redam dalam laga terakhir babak kualifikasi Piala Dunia 2022 grup G zona Asia. Evan Dimas dan kawan-kawan dibantai 0-5 oleh tuan rumah Uni Emirat Arab (UEA) di Stadion Zabeel, Dubai, Sabtu (12/6/2021) dini hari.
Lima gol UEA bersarang ke gawang Muhammad Riyandi dicatatkan oleh Ali Ahmed Mabkhout (dua gol), Fabio Lima (dua gol), dan sumbangan satu gol Sebastian Tagliabue. Timnas Indonesia sempat nyaris memperkecil kedudukan, apabila tendangan penalti Evan Dimas pada babak pertama tidak ditepis oleh kiper UEA.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Hasil ini sekaligus menutup klasemen akhir Grup G. Indonesia tetap berada di posisi juru kunci dengan hanya mengemas satu poin. Parahnya lagi adalah dalam tiga pertandingan beruntun gawang Indonesia jebol sebanyak 11 kali.
Beberapa titik lemah masih menyelimuti performa anak asuh Shin tae-yong. Kelemahan yang membuat lawan begitu mudahnya menguasai permainan mendapat peluang hingga mencetak gol ke gawang Indonesia.
Bola.com memiliki beberapa catatan khusus mengenai kelemahan yang masih terjadi dalam laga Timnas Indonesia kontra UEA. Hingga berakibat kemasukan lima gol.
Apa saja yang menjadi titik lemah tim Merah-putih? Berikut ini ulasan menariknya:
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Lini Belakang Masih Kedodoran
Meladeni UEA, komposisi pertahanan Timnas Indonesia tidak mengalami perubahan berarti. Seperti saat melawan Vietnam, tiga pemain berposisi stopper kembali turun. Yakni Rizki Ridho, Rachmat Irianto, dan Arif Satria.
Ketiganya diapit oleh dua bek sayap, Pratama Arhan di kiri dan Asnawi Mangkualam di sektor kanan. Kelima bek tersebut bertugas minimal menahan gempuran serangan lawan ke gawang Muhammad Riyandi.
Namun penampilan apik yang ditunjukkan pertahanan Indonesia selama 20 menit awal, dapat diruntuhkan oleh UEA. Gol demi gol lahir dengan mudahnya. Dua gol pada babak pertama dua gol dan tambah 3 gol tambahan pada paruh kedua.
Adapun proses gol tuan rumah UEA juga tercipta dengan mudah umpan satu dua sentuhan, yang seperti dibiarkan oleh para pemain belakang Indonesia. Serta beberapa kali penempatan posisi bebas pemain UEA sering membuat lini belakang tim merah putih kewalahan.Â
Advertisement
2. Mudah Kehilangan Bola
Menjadi satu titik lemah yang paling krusial Timnas Indonesia dalam laga melawan UEA adalah begitu mudahnya kehilangan bola. Evan Dimas dan kawan-kawan sebenarnya punya banyak kesempatan menguasai bola.
Terlebih saat pemain UEA juga sering kehilangan bola akibat salah passing, dan menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengembangkan permainan. Sayangnya para pemain sendiri selalu kurang konsentrasi.
Bola seperti hilang percuma, terutama mudahnya bola direbut lawan yang memang punya postur tinggi dan dan permainan cepat. Baik ketika bermain di daerah sendiri atau saat mencoba melakukan transisi menyerang, aliran bola selalu tersendat karena mudah hilang di tengah jalan.
Problem ini tidak jauh berbeda melihat evaluasi dua pertandingan sebelumnya baik saat melawan Thailand dan Vietnam. Beberapa momen dilewatkan karena pemain seperti tidak sabar dalam menguasai bola.
3. Kurang Determinasi
Timnas Indonesia sebenarnya punya sejumlah peluang mencetak gol, termasuk eksekusi penalti Evan Dimas yang digagalkan kiper UEA. Namun secara umum performa Timnas khususnya dalam melancarkan determinasi masih kurang.
Faktor kalah postur dan kecepatan, ikut membuat Timnas Indonesia lebih banyak tertekan. Sementara tuan rumah tampil lebih dominan dengan menguasai Lini Tengah. Terutama beberapa kali umpan kunci permainan tiki-taka yang sulit dihentikan.
Kelelahan karena dua pertandingan sebelumnya, tampaknya ikut membawa pengaruh pada agresivitas pemain Timnas Indonesia yang menurun. Sempat melakukan pergantian pemain, tak cukup dalam menghentikan superioritas serangan UEA.
Advertisement