Bola.com, Makassar - Gawang Timnas Indonesia kembali dijebol dengan jumlah gol banyak saat menghadapi Uni Emirat Arab (UEA) pada laga terakhir babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G Zona Asia di Stadion Zabeel, Dubai, Sabtu (12/6/2021) dini hari WIB.
Skuad asuhan Shin Tae-yong kalah telak lima gol tanpa balas. Tambahan gol dari UEA itu membuat gawang Timnas Indonesia tercatat 11 kali kebobolan dalam tiga laga.
Baca Juga
Calvin Verdonk Buka-bukaan soal Kondisi Ruang Ganti Timnas Indonesia, Target Kemenangan atas Arab Saudi, dan Kebersamaan Pemain
Erick Thohir Siap Mundur, Akan Evaluasi Besar-besaran setelah Timnas Indonesia Vs Arab Saudi, Termasuk soal Shin Tae-yong
Erick Thohir tentang Cedera Kevin Diks dan Terancam Absen Bela Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: Usaha Recovery, FC Copenhagen Kehilangan
Advertisement
Sebelumnya, Rizky Ridho dkk bermain imbang 2-2 dengan Thailand (3/6/2021) dan kalah telak 0-4 dari Vietnam (7/6/2021). Dihubungi Bola.com, Sabtu (12/6), pengamat sepak bola asal Makassar, Tony Ho menilai ada empat kelemahan mendasar Timnas Indonesia, khususnya di lini belakang sehingga tim lawan terlihat gampang menjebol skuad Garuda.
Kelemahan itu adalah koordinasi, tanggung jawab, fisik dan mental. "Shin Tae-yong mendapat banyak PR yang harus dibenahi untuk membuat timnas bisa bersaing," kata Tony Ho.
"Tiga laga di kualifikasi adalah bagian dari proses Shin Tae-yong membangun timnya. Kita tunggu saja hasilnya," lanjut eks pelatih Persipura U-20 yang sudah berlisensi Pro-AFC ini.
Menurut Tony, kelemahan koordinasi terlihat ketika lini belakang terkesan membiarkan pemain lawan melepaskan tendangan atau sundulan tanpa tekanan sehingga berbuah gol. Padahal dalam situasi itu, jumlah pemain Timnas Indonesia lebih banyak dari lawan.
"Hampir semua gol yang terjadi tercipta dalam situasi sama. Baik ketika menghadapi Thailand, Vietnam dan UEA," terang Tony.
Situasi lini belakang timnas kian rumit ketika para bek tidak bermain optimal sesuai tugas dan instruksi dari pelatih. Tony merujuk dua gol UEA yang tercipta lewat sundulan padahal secara postur bek timnas lebih tinggi.
Umpan bola silang pemain lawan dari sisi sayap dengan mudah menjadi gol karena bek timnas justru kalah dalam duel bola atas. Di mata Tony, tekanan tinggi yang dihadapi lini belakang timnas juga tak lepas dari minimnya komunikasi saat terjadi transisi permainan.
Ketika lawan merebut gol dan melakukan serangan balik, jumlah mereka terlihat lebih banyak dari pemain timnas. "Ini soal tanggung jawab pemain ketika kehilangan bola," tegas Tony merujuk proses terciptanya gol kelima UEFA.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fisik dan Mental
Dilain pihak, meski menilai fisik pemain Timnas Indonesia menunjukkan peningkatan pada era Shin Tae-yong, Tony tetap menilai faktor ini masih jadi kendala karena belum ditunjukkan secara konsisten sepanjang laga.
Alhasil, ketika stamina terkuras, penampilan pemain timnas juga menurun. Hal ini terlihat jelas ketika menghadapi Vietnam. Ketika fisik dan stamina mulai drop, pemain timnas terlihat mulai menerapkan permainan keras menjurus kasar.
Lebih fatal lagi, diantara mereka sudah saling menyalahkan. "Hal seperti ini sering terjadi pada pemain yang sudah kelelahan tapi terus mendapat tekanan," kata Tony Ho.
"Mental pemain dan tim pun bisa drop ketika organisasi permainan mulai kacau akibat melakukan kesalahan yang mendasar seperti gagal melepaskan umpan," tambahnya.
Advertisement
Beri Kesempatan Pemain Lain
Penampilan minor skuad Garuda pada tiga laga sisa kualifikasi Piala Dunia 2022 juga tak lepas dari keputusan Shin Tae-yong yang memasukkan mayoritas pemain muda dan minim pengalaman di level senior dalam tim asuhannya.
Terkait hal ini, Tony Ho enggan menilai lebih jauh karena Shin Tae-yong tentu punya skala prioritas sesuai target yang diembannya yakni membawa Timnas Indonesia U-23 meraih medali emas di SEA Games Vietnam 2021 mendatang.
"Jadi wajar kalau Shin Tae-yong lebih memilih pemain yang diproyeksikan jadi kerangka timnas Indonesia di SEA Games nanti," tegas Tony.
Tapi, menghadapi ajang lain seperti Piala AFF 2021, Tony Ho menyarankan Shin Tae-yong memberi kesempatan kepada pemain lain untuk memperkuat timnas.
"Semuanya memang dikembalikan ke Shin Tae-yong sebagai pelatih yang memiliki wewenang penuh memilih pemain. Semoga kompetisi di Indonesia bisa berjalan sesuai rencana agar Shin Tae-yong bisa melihat penampilan pemain yang tak masuk dalam timnya saat ini," pungkas Tony.