Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya dalam kondisi berduka jelang perayaan ulang tahun mereka yang ke-74 pada 18 Juni 2021. Pencipta logo Bonek, Muchtar Munaji, meninggal dunia hari ini, Senin (14/6/2021).
Koordinator Green Nord alias Bonek tribune utara, Husin Ghozali, menyampaikan duka yang mendalam mendengar kabar ini. Muchtar merupakan sosok yang sangat dihormati oleh kalangan suporter berwarna kebesaran hijau itu.
Baca Juga
BRI Liga 1: Mazola Junior Klaim PSS Sleman Makin Kuat di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Gelandang Newcastle United Bantah Punya Darah Negeri Jiran, Minta Jangan Dihubungkan Lagi dengan Timnas Malaysia
Advertisement
“Kami, Bonek, tentu merasa sangat kehilangan. Logo yang dibuat oleh Pak Muchtar sudah sangat ikonik. Logo itu memuat pesan penting tentang semangat Arek-Arek Suroboyo. Kami sangat berduka mendengar kabar ini,” kata Husin Ghozali kepada Bola.com, Senin malam.
Publik pecinta sepak bola nasional mungkin sudah akrab dengan logo Bonek, suporter Persebaya, yang cukup ikonik. Logo itu menampilkan kepala seseorang berambut gondrong dengan ikat kepala bertuliskan “Persebaya” dan berekspresi semangat serta mulut menganga.
Di kalangan Bonek, logo tersebut akrab disebut wong mangap yang berarti orang menganga. Popularitas logo tersebut sama besarnya dengan Persebaya. Wong Mangap dicetak di kaos, bendera, hingga grafiti di sudut-sudut Kota Surabaya.
Logo tersebut lahir tidak lepas dari peran Jawa Pos, sebuah media cetak di Surabaya, yang menyertai munculnya semangat mendukung Persebaya Surabaya pada era 1980-an. Adalah Muchtar Munaji, ilustrator Jawa Pos, yang menjadi kreator lahirnya logo Wong Mangap.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Awal Mula Logo Wong Mangap
Momentumnya muncul saat Persebaya Surabaya sedang berjuang meraih gelar juara Perserikatan 1986-1987 yang di partai puncak bertemu dengan PSIS Semarang. Saat itu, Jawa Pos sendiri sedang getol menyuplai pemberitaan Persebaya.
Laga final membuat belasan ribu suporter Persebaya berangkat ke Jakarta untuk mendukung tim kebanggaannya. Bos Jawa Pos, Dahlan Iskan, lantas meminta kepada Muchtar untuk membuat logo yang bisa membangkitkan semangat masyarakat Surabaya, khususnya pendukung Persebaya.
Sosok yang akrab disapa Mister itu berusaha untuk segera memenuhi permintaan atasannya tersebut. Salah satu yang menjadi inspirasinya adalah ekspresi Dahlan Iskan sendiri yang berteriak saat gol terjadi dalam sebuah pertandingan.
Waktu yang dimilikinya tidak banyak karena logo tersebut dengan sketsa tidak hanya dicetak di koran, tapi juga berbagai medium untuk menemani suporter yang akan berangkat ke Jakarta. Jadilah logo Wong Mangap versi pertama dengan ikat kepala bertuliskan “Persebaya ’87”.
Sayangnya, Persebaya gagal membawa pulang trofi juara Perserikatan 1986-1987. PSIS Semarang keluar sebagai kampiun setelah menang tipis 1-0 dalam laga tersebut.
Advertisement
Jasa Besar
Meski demikian, logo Wong Mangap sudah populer dalam versi sketsa. Belum ada edisi berwarna yang seperti dikenal sekarang ini. Setahun berselang, Wong Mangap kemudian menjadi saksi perjuangan Persebaya kala menjuarai Perserikatan 1987-1988 dengan menundukkan Persija Jakarta 3-2.
Setelah itu, logo Wong Mangap didesain ulang dengan modernisasi untuk membuatnya lebih baik lagi. Logo yang kini semakin terkenal tersebut dibuat oleh Boediono, ilustrator Jawa Pos lainnya yang merupakan rekan Mister.
Kesuksesan Persebaya diiringi dengan menyebarnya logo Wong Mangap secara luas. Banyak pihak yang mulai mengaitkannya dengan beberapa sosok tertentu. Ada yang menyebutkan Rambo, ada pula yang menganggapnya identik dengan Joko Tingkir.
Seperti yang telah disebutkan, Mister sendiri tidak memiliki banyak waktu untuk merancang logo tersebut. Dia merasa inspirasi datang dari berbagai hal yang akhirnya melahirkan logo yang kini lebih modern.
Bonek rencananya akan memberikan persembahan untuk pria asli Makassar itu dalam perayaan hari ulang tahun Persebaya nanti.
“Selamat jalan, Pak Muchtar. Jasamu akan sangat berarti bagi Bonek dan Persebaya selama. Kami berdoa agar almarhum diterima di sisi Allah SWT,” tutup Husin Ghozali.