Bola.com, Jakarta - Pelatih Persipura Jayapura, merasa malu sekaligus kecewa dengan pemainnya yang berbuat onar dalam laga uji coba melawan Persita Tangerang. Jacksen menilai hal ini menjadi bukti dirinya belum maksimal dalam membina pemainnya.
Para pemain Persipura Jayapura kehilangan kendali akibat tempo tinggi dalam laga uji coba melawan Persita Tangerang. Hal itu diawali dengan permainan keras yang terjadi sepanjang laga.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut
Advertisement
Puncaknya adalah pada menit ke-67 ketika pemain dari kedua tim saling jegal satu sama lain. Bahkan, para pemain dan ofisial yang berada di bangku cadangan turut masuk ke lapangan.
Pertandingan akhirnya dihentikan pada menit ke-70. Ketika itu, Persita Tangerang dalam keadaan unggul 3-1 atas Persipura Jayapura.
"Saya sampaikan secara pribadi, bukan sebagai bagian dari Persipura, saya sangat kecewa. Seandainya kami melakukan hal yang sama di level AFC, bisa didiskualifikasi atau dihukum seumur hidup," kata Jacksen.
"Makanya saya sangat malu sebagai pemimpin tim ini. Itu buktinya saya tidak mampu membina tim ini dengan baik sampai saat ini sampai pemain bisa lepas kontrol," tegas Jacksen.
Insiden memalukan ini tentu memengaruhi persiapan Persipura Jayapura menuju Piala AFC 2021. Persipura sejauh ini masih punya beberapa agenda uji coba sebelum tampil di turnamen elite Asia itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Efek Psikologis
Pelatih Jacksen Tiago menyebut kericuhan yang terjadi saat menghadapi Persita Tangerang merupakan buntut efek psikologis dari pemain Persipura Jayapura. Jacksen menilai, hal ini tetap tak bisa dibenarkan dalam sepak bola.
"Pertandingan di Tangerang ini akumulasi psikologis. Sebenarnya saat lawan Persik pertandingan juga keras dan kasar," jelas Jacksen.
"Namun, anak-anak masih bisa menahan emosinya. Sekali lagi, perilaku itu tetap tidak dibenarkan," ucap Jacksen.
Advertisement