Bola.com, Malang - Mengakhiri dualisme jadi program yang paling dinanti dari Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana. Seperti diketahui, sejak tahun 2012 silam, Arema terpecah menjadi Arema ISL dan Arema IPL.
Dualisme yang tidak kunjung terselesaikan itu tak lepas dari adanya dualisme kompetisi sepak bola Indonesia. Imbasnya, Arema FC ada di Liga 1, sementara Arema Indonesia yang sempat main di IPL terdampar di kasta bawah (Liga 3).
Baca Juga
Advertisement
Gilang mengutarakan rencananya untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara memberi Arema Indonesia yang ada di Liga 3.
"Program menyelesaikan dualisme Arema ini yang paling ditunggu orang-orang. Sekarang sedang saya kerjasakan. Kemarin saya banyak ngobrol dengan Pak IB (Iwan Budianto sebagai pemegang sahat mayoritas pengelola Arema FC)," kata Gilang.
"Intinya, saya ingin beli Arema Indonesia. Itu kuncinya. Kita ingin cepat selesai. Jangan berlarut-larut," tegas pengusaha 32 tahun ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Harus Kompak
Untuk membeli kepemilikan Arema Indonesia, Gilang siap duduk bersama dengan pengelola klub itu. Seperti diketahui, Arema Indonesia saat ini masih dalam pengelolaan ahli waris pendiri Arema, Lucky Adrianda Zaenal. Di sana masih ada istri dan anaknya yang jadi kunci eksistensi di Liga 3.
"Harapan ke depan, kami ingin duduk dan selesaikan bareng dengan Arema Indonesia,” jelasnya.
Kini kuncinya ada para keluarga sang pendiri. Jika memang mereka bersedia menjual, persoalan akan selesai. Masalahnya, jika mereka ngotot tidak menjual dan akan terus mengelola sebagai bentuk menjaga wasiat sang pendiri.
"Kalau sudah dibeli, saya ingin nantinya Arema yang di Liga 3 sebagai tim satelit. Disana pemain binaan Arema junior akan dimainkan sekaligus menimba ilmu," sambungnya.
Advertisement
Win-Win Solution?
Artinya, nantinya tetap ada dua Arema tapi dalam satu kepemilikan dan pengelolaan. Arema FC tetap eksis di kasta tertinggi, sedangkan Arema Indonesia jadi tempat memberikan kesempatan tampil bagi binaan tim Akademi.
Tapi kabarnya ide ini sempat muncul beberapa tahun silam. Namun pihak Arema Indonesia waktu itu tidak bersedia menjual kepemilikannya, sehingga tetap ada dualisme dengan pengelolaan yang berbeda.
"Kami ingin dualisme ini cepat selesai. Sehingga Arema kembali dapat dukungan penuh dari Aremania," harap Gilang.