Bola.com, Lamongan - Persela Lamongan jadi salah satu tim yang tampak adem ayem dalam menyambut Liga 1 2021. Belum ada gebrakan besar yang dilakukan manajemen Laskar Joko Tingkir, julukan Persela.
Sejauh ini, manajemen Persela Lamongan baru mengumumkan 16 pemain lokal saja. Jumlah yang sangat jauh dari kata ideal untuk mengarungi satu musim kompetisi, apalagi hanya segelintir nama tenar yang ada di dalamnya.
Baca Juga
Advertisement
Walau begitu, Persela tetap menyambut kompetisi musim baru dengan antusiasme tinggi. Terlebih setelah pelatih kawakan, Iwan Setiawan, ditunjuk sebagai pengganti Nil Maizar, yang mundur sebelum Piala Menpora 2021 lalu.
Namun dengan waktu yang kian menipis dan belum lengkapnya skuad Persela, mulai timbul kekhawatiran dari kalangan suporter. Apakah mereka tetap mampu bersaing di kompetisi musim ini?
Berikut ini wawancara eksklusif Bola.com dengan pelatih Persela Lamongan, Iwan Setiawan.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Komposisi Skuad
Bagaimana persiapan Persela sejauh ini?
Alhamdulillah, sampai sejauh ini kami sudah jalan tinggal menunggu kedatangan pemain asing. Terus saat ini kita butuh satu slot lagi untuk pemain lokal posisi full back kiri sebagai pengganti Eky Taufik.
Apa sudah ada kandidatnya ataukah ada dari pemain trial yang cocok?
Ada pemain trial yang datang, tetapi sampai sejauh ini belum ada yang memuaskan kami dan layak bergabung di Persela. Bisa jadi karena itu (terlambat persiapan).
Bagaimana dengan rumor yang berkembang soal empat pemain asing (Ivan Carlos, Demerson Bruno, Guilherme Batata, & Brian Ferreira)?
Masalah pemain asing atau pemain lokal (yang datang), itu masalah antara pemain itu sendiri dengan manajemen. Saya hanya berusaha fokus kepada pemain-pemain yang telah hadir di lapangan. Pertanyaan ini lebih baik ditanyakan ke manajemen.
Advertisement
Evalusi Piala Menpora 2021
Datang setelah Piala Menpora selesai, apakah Anda juga mengamati performa tim selama ajang pramusim tersebut?
Betul, saya sepanjang Piala Menpora ini tidak ada satu pertandingan pun yang terlewat. Saya nonton semua pertandingan sampai final, apalagi Persela.
Persela jadi tim paling sedikit kebobolan, apakah itu sebuah kekuatan yang akan dipakai saat kompetisi nanti?
Kebetulan saya banyak berkoordinasi dengan coach Didik (Ludiyanto) yang jadi head coach di Piala Menpora kemarin. Insha Allah secara teknis walaupun belum pernah bersama-sama anak-anak ini, tetapi dengan koordinasi yang intens dengan Didik dan melihat penampilan mereka di Piala Menpora di Piala Menpora kemarin, saat datang ke Persela bukan lagi sesuatu yang asing buat saya. Karena paling tidak saya sudah 50% mengenal mereka. Terutama mengenal mereka dalam kualitas sepak bolanya.
Apakah ingin mempertahankan gaya main di Piala Menpora?
Saya pikir apapun gaya mainnya. Ketika pelatih datang ke satu tim dan setelah mempelajari tentang tim ini, tentu kami harus mempertahankan apa yang dirasa baik, dan lebih menyempurnakan hal-hal yang kami rasa kurang baik. Itu prinsip dasarnya.
Persela minim gol di Piala Menpora, apakah ini yang dimaksud yang harus disempurnakan itu?
Saya pikir pertanyaan tadi sudah menjawab semuanya, berdasarkan statistik yang salah satunya juga sudah disampaikan.
Persela Butuh Kerja Keras Lebih
Persela di kompetisi teratas selama hampir 20 tahun, tetapi dengan skuad yang ada saat ini. Bagaimana Anda menilainya?
Intinya satu. Dengan komposisi dan skuad yang ada tahun ini, saya rasa Persela butuh kerja keras lebih dari tahun-tahun sebelumnya.
Dengan banyaknya pemain muda, apakah ini sebuah keuntungan atau justru sebaliknya?
Tetap ada plus minus. Nilai plusnya tim ini lebih bergairah. Nilai minusnya mereka harus kerja lebih keras dan belajar banyak hal untuk tetap bisa eksis mengimbangi tim-tim yang ada di Liga 1.
Ambisi atau target pribadi Anda di Persela?
Saya lebih senang disebut nawaitu (niat). Pada saat saya menawarkan diri untuk menjadi pelatih Persela, jujur saja nawaitu-nya membawa Persela yang lebih baik. Setelah melihat materi yang ada kami juga harus realistis dan obyektif, tetapi paling tidak kita lebih baik dari prestasi tahun lalu (di atas peringkat 11).
Advertisement