Bola.com, Yogyakarta - Kabar dukacita kembali menyelimuti sepak bola nasional. Pelatih senior Dananjaya tutup usia, Sabtu (19/6/2021). Mantan pelatih Perkesa Mataram, Arseto Solo, dan sejumlah klub di Tanah Air tersebut menghembuskan nafas terakhir di RS Panti Rapih, Yogyakarta, pukul 10.00 WIB.
Dananjaya dikenal sebagai pelatih sukses ketika membesut Arseto Solo pada 1992. Ia mempersembahkan gelar juara kompetisi Galatama saat itu. Kemudian sempat menjadi pelatih PSIM Yogyakarta.
Baca Juga
Tangan Kanan Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Evaluasi, Minta Pemain Rasakan Kekurangan di Piala AFF 2024: Harus Bisa Memperbaiki
PSM Klarifikasi Polemik Pemain ke-12 ketika Kalahkan Barito Putera 3-2 di BRI Liga 1: Sesuai Arahan Wasit Utama dan Cadangan
Rahmad Darmawan Ceritakan Kronologi PSM Mainkan Pemain ke-12 Vs Barito Putera di BRI Liga 1: Lawan Mengakui, Wasit Tetap Play-on
Advertisement
Jabatan asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala Tiger 2000 pernah diembannya. Ia beberapa kali berpindah klub, seperti membesut Persis Solo, Persik Kediri, dan PSS Sleman.
Kabar meninggalnya Dananjaya dibenarkan mantan anak didiknya saat di PSIM, Aris Budi Sulistyo, yaitu berdasarkan informasi di grup WhatsApp keluarga besar Perkesa Mataram, Dananjaya diketahui sempat dalam kondisi sakit dan dilarikan ke RS Panti Rapih.
"Saya baru tadi mendapatkan informasi dari grup alumni Perkesa Mataram bahwa beliau meninggal dunia. Sebelumnya, ia dirawat selama dua atau tiga hari ini," ujar Aris Budi Sulistyo kepada Bola.com, Sabtu (19/6/2021).
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Karakter Kebapakan
Aris Budi Sulistyo mengenang sosok Dananjaya, sebagai pelatih penuh karakter. Aris mengaku menjadi anak didik Dananjaya pada musim 1999, saat berseragam PSIM Yogyakarta.
Meski hanya satu tahun bekerja sama, ia ingat betul sosok Dananjaya yang diakuinya sebagai pelatih keras, tapi santai. Terutama sifat kebapakan yang membuat para pemain merasa nyaman dilatih.
"Suasana tim mudah mencair dan tidak tegang karena beliau juga sering bercanda, sosok yang kebapakan. Dia juga tergolong pelatih yang cerdas secara taktik terbukti pada 1992," jelas eks pelatih Persik Kediri tersebut.
Advertisement