Bola.com, Jakarta - PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sepakat menunda Liga 1 2021/2022 pada Selasa (29/6/2021). Penundaan itu dilakukan karena pandemi COVID-19 yang kembali menggila dalam sepakan terakhir.
Mayoritas daerah yang mengalami peningkatan jumlah positif COVID-19 berada di Jawa. Padahal, daerah-daerah tersebut akan menjadi tuan rumah Liga 1 pada sistem seri yang diberlakukan musim ini.
Advertisement
Lantas, mengapa PT LIB tetap ngotot untuk menggelar kompetisi di Jawa dan tidak mau mengalihkannya ke pulau lain? Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno, punya jawaban yang cukup masuk akal.
Sudjarno menyebut, menggelar kompetisi di luar Jawa menjadi tantangan berat. Terutama dalam masalah infrastruktur hingga perpindahan antarseri.
"Kenapa Liga 1 di Jawa? Pertama itu karena infrastruktur. Perpindahan seri ke seri berikutnya tidak terlalu jauh," kata Sudjarno dalam konferensi pers virtual, Selasa (30/6/2021).
"Untuk sekarang, kami tidak bisa sampaikan bisakah dibuat di luar Jawa? Nanti akan kami gambarkan ke PSSI memungkinkan atau tidak," tegas Sudjarno.
Liga 1 2021/2022 rencananya ditunda sampai akhir Juli mendatang. Namun, PSSI dan PT LIB belum bisa menentukan tanggal kick-off pasti karena itu akan bergantung pada situasi COVID-19 yang ada di Indonesia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Terus Berkoordinasi
Sudjarno mengaku pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia. Tujuannya adalah agar semuanya bisa bersinergi untuk mewujudkan jadwal baru Liga 1 dan Liga 2.
"Liga 1 dan Liga 2 diminta untuk ditunda sampai akhir Juli. Namun, kalau perkembangannya bagus dalam sebulan terakhir, kemungkinan nanti bisa maju," ujar Sudjarno.
"Tentunya kami terus akan berkoordinasi dengan stakeholder lain, dalam hal ini Polri, BNPB, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Pemuda dan Olahraga," tegas Sudjarno.
Advertisement