Bola.com, Jayapura - Era Boaz Solossa dan Yustinus Pae di Persipura Jayapura terancam berakhir. Keduanya dikabarkan dicoret dari tim karena kasus indisipliner.
Boaz Solossa dan Pae tidak kunjung bergabung dengan pemusatan latihan Persipura di Batu, Malang sebagai persiapan Liga 1 dan Piala AFC 2021.
Baca Juga
Advertisement
Pelatih Persipura, Jacksen Tiago, menolak menjelaskan permasalahan yang terjadi dan meminta polemik ini untuk ditanyakan kepada Boaz Solossa dan Pae.
"Mengenai masalah kedua pemain tersebut, alangkah baiknya kalau ditanyakan langsung kepada mereka berdua, terkait alasan dan masalahnya apa," kata Jacksen kepada Bola.com, Sabtu (3/7/2021).
Ketua Persipura, Benhur Tommy Mano, melemparkan polemik itu kepada Jacksen dan kedua pemain tersebut.
"Untuk dua orang tersebut, kami tidak bisa berkomentar, mungkin bisa tanya langsung ke yang bersangkutan," tutur Benhur dinukil dari RRI, Minggu (4/7/2021).Â
"Untuk pemain, kami menyerahkan penuh kepada pelatih. Sebab pelatih yang dekat dengan pemain. Kalau mereka indisipliner, mereka sudah ada komitmen. Waktu tanda tangan kontrak, sudah jelas kami serahkan penuh kepada pelatih untuk mengurus dan menangani kalau ada indisipliner."
"Sebab kami butuh tim ini untuk berkualitas dan berbuat yang terbaik untuk Papua dan sepak bola serta menjaga nama baik orang Papua," jelas Benhur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Melegenda di Timnas Indonesia dan Persipura
Boaz Solossa dan Pae adalah legenda hidup Persipura. Keduanya telah membela tim berjulukan Mutiara Hitam itu sejak 2000-an.
Khusus Boaz, pemain yang karib dipanggil Bochi ini adalah talenta terbaik bagi Persipura. No debat! Bomber kelahiran Sorong, Papua itu telah mempersembahkan lima gelar Liga Indonesia, termasuk Indonesia Soccer Championship (ISC) A untuk Mutiara Hitam.
Nama Boaz meroket pada 2004. Bochi dipanggil ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2004 ketika masih berusia 18 tahun!
"Boaz pemain istimewa. Di usianya yang sangat muda permainannya terlihat amat matang. Saya berharap para pemain senior membantunya, agar ia bisa membawa dampak yang menguntungkan bagi tim," kata pelatih Timnas Indonesia kala itu, Peter Withe.
Sejak saat itu, peran Boaz di Timnas Indonesia tidak tergantikan hingga 2018, kecuali ia menderita cedera dan terpaksa absen.
Boaz pernah dua kali mengalami cedera parah di Timnas Indonesia. Pertama, di Piala AFF 2014 ketika kakinya patah setelah ditekel bek Singapura, Baihakki Khaizan.
Cedera kedua Boaz di Timnas Indonesia tidak kalah mengerikan. Adik dari Ortizan Solossa ini mengalami patah tulang kaki kanan ketika melawan Hong Kong pada 2007.
Boaz terpaksa menepi selama hampir dau tahun akibat dua cedera parah itu.
RSSSF merangkum, sejak periode 2004-2018, Boaz bermain 48 kali untuk Timnas Indonesia dan mencetak 14 gol.
Advertisement
Loyalitas Boaz dan Yustinus Pae
Loyalitas menjadi sebuah barang mahal di sepak bola. Godaan materi membuat kesetiaan mudah tergadaikan. Namun, masih ada pemain di Liga Indonesia yang betah membela satu klub dalam kurun waktu yang lama.
Boaz dan Pae telah memperkuat Mutiara Hitam itu lebih dari sepuluh tahun. Nama pertama pada 2004, sedangkan sosok kedua sejak 2007.
Dalam kurun waktu tersebut, Persipura empat kali menjuarai Liga Indonesia pada 2005, 2008-2009, 2010-2011, 2013 plus satu gelar Indonesia Soccer Championship (ISC) A, kejuaraan pengganti kompetisi pada 2016.
Ketiganya terbilang tidak pernah berpaling dari Persipura. Khusus Boaz, Bochi pernah dipinjamkan ke Borneo FC dan klub Timor Leste, Carsae pada 2015 dan 2016. Namun, kala itu, kompetisi berhenti dan Mutiara Hitam sedang vakum.
"Belum ada pemain yang setia seperti Boaz dan Eduard Ivakdalam. Saya sangat salut dengan mereka. Mereka begitu setia membela tanah kelahirannya," ujar Ketua Persipura, Benhur Tomi Mano, pada Desember 2017.
"Mungkin zaman sudah berubah dan kami tak bisa larang pemain untuk pindah. Jadi sudah sulit sekali memang punya pemain seperti Boaz. Dia bermain dengan hati, bukan kejar uang semata. Kesetiaan seperti Baoz menjadi barang mahal saat ini," terangnya.
Kata Data mencatat Boaz adalah pencetak gol terbanyak keempat di era Liga Indonesia. Bochi membukukan 176 gol, hanya kalah dari Christian Gonzales, Budi Sudarsono, dan Bambang Pamungkas.