Sukses


Penjelasan Lengkap Persipura terkait Pendepakan Boaz Solossa dan Yustinus Pae: Muka Kami Ditampar

Bola.com, Jayapura - Manajemen Persipura Jayapura habis kesabaran. Tingkah laku Boaz Solossa dan Yustinus Pae dianggap telah kelewatan. Keduanya akhirnya dipecat dari tim dengan alasan indisipliner.

Masalahnya, indisipliner itu tidak terjadi sekali dua kali. Ketua Persipura, Benhur Tomi Mano mengatakan, ulah Boaz Solossa dan Pae sudah sering merugikan tim.

Bahkan, saking gerahnya dengan sikap Boaz dan Pae, Tomi Mano sampai berani melabelkan indisipliner keduanya "nyaris dilakukan setiap tahunnya."

"Dengan sangat berat, kami memutuskan untuk melepas Boaz dan Pae," kata Tomi Mano dalam rilisnya di akun Instagram klub, @persipurapapua1963, Senin (5/7/2021).

Manajemen Persipura mulai geram dengan kelakuan Boaz dan Pae ketika Persipura beruji coba dengan Persik Kediri pada 5 Juni 2021.

Kala itu, pelatih Jacksen Tiago memutuskan untuk mencoret satu pemain muda dan menghukum dua pemain muda lainnya karena kasus indisipliner. Empat pemain senior, Boaz, Pae, Ian Kabes, dan Ricardo Salampessy diminta pendapatnya terkait kebijakan itu.

Keempatnya sepakat dengan sikap Persipura untuk tiga pemain mudanya, namun tidak berselang lama, Boaz dan Pae malah melakukan perbuatan yang sama seperti tiga pemain muda itu.

Dalam pernyataan yang panjang, Tomi Mano sama sekali tidak menjelaskan bentuk indispliner dari Boaz dan Pae sehingga berujung pencoretan.

Tomi Mano merasa apa yang dilakukan Boaz Solossa dan Pae selama ini seolah menampar muka manajemen klub.

"Sayangnya, baru beberapa hari kemudian, mereka melakukan pelanggaran yang sama. Bahkan sampai saat uji coba melawan Persita Tangerang, hal ini terjadi. Ini yang membuat kami sangat kecewa," jelas Tomi Mano.

"Baru saja kami mencoret pemain karena indisipliner, tiba-tiba mereka lakukan hal yang sama. Apa maksudnya ini? Ini seperti menampar muka kami. Manajemen seperti tidak dihargai sama sekali."

"Hal lain yang kami kagetkan adalah selama ini, rupanya ada upaya untuk mengajak pemain lain untuk terlibat. Ini bisa mengganggu kondisi tim. Ini juga sangat kami sayangkan," imbuh Tomi Mano.

Tuntas sudah pengabdian Boaz dan Pae untuk Persipura selama belasan tahun. Total, keduanya telah mempersembahkan lima gelar Liga Indonesia bari tim berjulukan Mutiara Hitam ini, meliputi musim 2005, 2008/2009, 2010/2011, 2013, dan Indonesia Soccer Championship (ISC) A 2016 yang kala itu digelar sebagai pengganti kompetisi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Penjelasan Lengkap Benhur Tomi Mano

Pertama-tama, saya mau sampaikan bahwa secara pribadi, kami tidak punya masalah apapun dengan Boaz maupun Pae. Mereka adalah anak-anak dan adik-adik kami. Ini murni kebijakan manajemen dan masukan para pelatih atas pelanggaran atau tindakan indisipliner.

Sebenarnya, kami rencanakan meeting pada Selasa, 6 Juli 2021. Tetapi isunya yang beredar semakin melebar dan dipenuhi tuduhan-tuduhan tanpa dasar kepada manajemen. Oleh karena itu, kami berusaha mempercepatnya pada Senin, 5 Juli 2021 malam WIT untuk menjelaskan keputusan manajemen.

Kami juga putuskan untuk menyampaikan penjelasan dan keputusan ini ke publik karena sudah begitu banyak isu dan tuduhan yang berkembang di media sosial padahal manajemen belum bicara apapun.

Tidak ada satu pun keputusan manajemen yang diambil hanya berdasarkan pemikiran satu atau dua orang saja. Apalagi untuk kasus sebesar ini. Kami sangat berhati-hati. Keputusan kami memulangkan Boaz dan Pae adalah keputusan manajemen dan masukan dari berbagai pihak yang terlibat langsung di dalam tim. Waktu itu kami meminta maanjer, direktur utama, dan pelatih Persipura untuk menyampaikan keputusan itu kepada mereka di Hotel Kartika Chandra.

Kenapa saya menjawab tidak tahu soal itu saat ditanya wartawan, karena manajemen juga sudah sepakat untuk tidak mengumbar hal ini ke media. Banyak yang jadi pertimbangan kami saat itu. Satu di antaranya status Boaz yang juga sebagai duta PON Papua. Saat itu, sedang ramai polemik terkait ikon PON. Kami khawatir ada dampak lain kalau ini tersebar di media. Sesungguhnya, kami tidak mau publik untuk mengetahui hal ini. Karena ini bukan hal yang positif. Kami tetap berusaha menjaga nama baik mereka sebagai profesional. Biarlah ini menjadi konsumsi internal kami saja. Kami hargai mereka berdua sebagai bagian penting dari sejarah dan prestasi di tim ini.

3 dari 3 halaman

Pernyataan Lanjutan Benhur Tomi Mano

Apakah hal-hal indisipliner ini sudah sering terjadi? Ya, benar. Para pemain atau ofisial atau yang berada dan pernah berada di tim ini pasti tahu. Silakan ditanyakan saja kalu kami dianggap berbohong. Hampir setiap tahun hal ini terjadi, berlangsung terus-menerus. Kami selalu sabar serta mentoleransi pelanggaran mereka. Apakah kami tidak menghargai mereka. Sampai kami rela disindir oleh pihak lain karena dianggap terlalu lemah dengan mereka. Tetapi kami tetap sabar dan itu karena kami menghormati mereka. Kami terus menunggu mereka berubah. Tapi hal itu terus berlanjut dan tidak ada perubahan, hanya karena rasa hormat dan begitu kami menghargai mereka. Kami sabar, sabar, dan sabar. Tuhan Yang Maha Esa maha tahu segalanya. Tetapi untuk kali ini, bagi kami sudah kelewatan.

Dimulai dari kejadian di Kediri waktu pencoretan satu pemain muda dan sanksi kepada dua pemain muda lainnya. Saat itu, tim pelatih memanggil empat pemain senior, Boaz, Pae, Ian Kabes, dan Ricardo Salampessy dan meminta tanggapan mereka terkait indispliner itu. Sayangnya, baru beberapa hari kemudian, mereka melakukan pelanggaran yang sama. Bahkan sampai saat uji coba melawan Persita Tangerang, hal ini terjadi. Ini yang membuat kami sangat kecewa. Baru saja kami mencoret pemain karena indisipliner, tiba-tiba mereka lakukan hal yang sama. Apa maksudnya ini? Ini seperti menampar muka kami. Manajemen seperti tidak dihargai sama sekali. Hal lain yang kami kagetkan adalah selama ini, rupanya ada upaya untuk mengajak pemain lain untuk terlibat. Ini bisa mengganggu kondisi tim. Ini juga sangat kami sayangkan.

Kami sama sekali tidak berpikir untuk menggantung atau apapun namanya. Apa untungnya buat kami bila melakukan hal itu? Tidak ada untungnya sama sekali. Jadi tidak benar. Kami baru bisa mengambil keputusan saat seluruh manajemen ada dalam rapat. Karena semuanya harus memberikan masukan dan pertimbangan. Kami juga harus mendengarkan dan mengumpulkan masukan dan saran dari yang lain. Sayangnya, rapat belum dimulai, ternyata kami sudah disudutkan dan dituduh macam-macam di media sosial. Oleh karena itu, kami putuskan untuk perlu menjelaskan dasar dan alasan dari kebijakan yang kami ambil. Dengan sangat berat, kami memutuskan untuk melepas Boaz dan Pae. Kami sangat menghormati dan menghargai kalian berdua. Terima kasih atas kebersamaan selama ini. Tidak menutup kemungkinan suatu saat Tuhan menyatukan kita kembali. Kami doakan yang terbaik untuk Boaz dan Pae di klub yang baru. Pemain dengan kualitas seperti mereka akan gampang mendapatkan tempat. Klub seperti kami justru akan kesulitan mendapatkan pemain seperti mereka. Tetapi, ada yang harus kami jaga juga yaitu tim ini, pelatih, pemain, ofisial, dan suasana harus kondusif. Inilah yang harus kami tetapkan untuk kebaikan bersama.

Ada pendapat juga terkait evaluasi manajemen. Apa yang mau kami evaluasi? Kami yang paling memahami kinerja orang di manajemen. Orang di luar tidak tahu apa-apa. Tidak ada kesalahan atau pelanggaran yang terjadi di manajemen. Kami selalu awasi dan arahkan manajemen. Orang lain yang berbuat pelanggaran, masa manajemen yang dievaluasi.

Saran saya, perlu mendapatkan informasi akurat dari berbagai sumber sebelum menjustifikasi sesuatu. Jangan mudah terpengaruh dengan pembentukan opini. Terima kasih.

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer